NASIONALISME DALAM SAJAK KARYA CHAIRIL ANWAR(ANALISIS SEMIOTIK DALAM SAJAK KARAWANG BEKASI)

  • AMBAR WAHYU KARTIKASARI

Abstract

Abstrak

Banyak orang yang mengenal puisi “Karawang Bekasi” karya Chairil Anwar, akan tetapi hanya sedikit dari banyak orang yang mengetahui peristiwa yang melatarbelakangi Chairil Anwar menciptakan puisi yang melegenda itu. Kalau kita bisa mengerti dan memaknai arti dari sajak Karawang Bekasi karya Chairil Anwar, maka kita akan mengerti bagaimana kiranya situasi dan kondisi di front Karawang-Bekasi pada masa revolusi fisik (1945-1949) dalam mempertahankan kemerdekaan dan saat itu para pejuang memilih front Karawang Bekasi untuk bergerilya melawan NICA (Nederlands Indies Civil Affair Officier). Sajak yang diciptakan Chairil Anwar tersebut merupakan suatu pengalaman batin yang dirasakan oleh Chairil Anwar berdasarkan siruasi dan kondisi kala itu, sehingga Chairil Anwar bisa memberikan imajinasi dan pemikirannya, dan terciptalah puisi Karawang Bekasi yang melegenda dan bertema patriotik nasionalisme. Dalam penulisan ini metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pada kajian kali ini penulis mengambil dua rumusan masalah yaitu 1) mengapa Chairil Anwar menulis puisi yang bernuansa nasionalisme? 2) bagaimana wujud nasionalisme Chairil Anwar dalam karyanya 1945-1949.

            Berdasarkan pengkajian pada permasalahan di atas maka sajak yang telah diciptakan Chairil Anwar berjudul “Karawang Bekasi” bukan hanya sekedar mencipta suatu karya saja, namun dibalik itu merupakan penggambaran suatu peristiwa yang telah terjadi di daerah sepanjang Karawang Bekasi, dan peristiwa tersebut merupakan pengorbanan dan usaha para laskar pejuang berserta warga sekitar Karawang Bekasi tepatnya desa Rawagede dalam usaha mempertahankan kemerdekaan, meskipun mereka harus mati muda. Peristiwa yang terjadi di desa Rawagede pada 9 Desember 1947, Karawang, Jawa Barat merupakan suatu peristiwa pembantaian terbesar setelah pembantaian di Sulawesi Selatan.  Peristiwa Pembantaian Rawagede terjadi sebagai akibat dari Agresi Militer Belanda yang ingin menanamkan kembali kolonisasinya di Indonesia (dulunya Hindia Belanda), dan ingin menumpas para pejuang yang menjadi batu sandungan bagi Belanda, hal ini yang dimaksud yaitu Mayor Lukas Kustario. 

Kata kunci: Mayor Lukas Kustario, Sajak Karawang Bekasi, revolusi fisik Indonesia1945-1949, Pembantaian Rawagede

Published
2014-08-20
Abstract Views: 588
PDF Downloads: 265