PENANGGULANGAN MASALAH BANJIR KALI BLAWI DI KECAMATAN KARANGBINANGUN KABUPATEN LAMONGAN TERHADAP MASALAH DRAINASE PERTANIAN

  • JOHAN SYAH

Abstract

Karangbinangun adalah sebuah Kecamatan di daerah Kabupaten Lamongan yang merupakan daerah Bonorowo yang keberadaannya diapait oleh 2 ( dua) sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo dan Sungai Blawi ( Bengawan Jero). Di sekitar bengawan solo juga terdapat  8 pintu air Bengawan Solo yang dipergunakan untuk pertanian dan lahan tambak, pintu air ini dibuka saat musim kemarau tiba untuk mengairi lahan pertanian dan lahan tambak. Kecamatan Karangbinangun merupakan salah satu wilayah yang sebagian besar wilayahnya merupakan areal pertanian, terutama ikan bandeng, udang windu dan padi. Penggunaan tanah di seluruh wilayah Kecamatan Karangbinangun terdiri Tanah sawah/tambak 3.526,110 Ha tanah tegalan 360,950 Ha tanah pekarangan 328,080 Ha tanah lainnya 97,650 Ha. Kondisi demikian maka struktur perekonomian di Kecamatan Karangbinangun terutama didominasi oleh sektor petani ikan dan padi.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tren curah hujan maksimum 2 tahunan di stasiun curah hujan Karangbinangun yang menyebabkan kali Blawi meluap dan debit rancangan drainase pertanian saluran kali Blawi serta penanggulangan banjir di Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan. Penelitian ini digunakan metode deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk memecahkan masalah bencana banjir tahunan luapan bengawan solo. Data yang diperlukan pada studi ini meliputi: Data curah hujan harian tahunan, data peta topografi daerah studi, data pengukuran profil dan dimensi saluran drainase. Data teknis yang diperlukan dari BAPPEDA, meliputi:data peta tata guna lahan, data peta masterplan daerah studi, data jumlah penduduk daerah studi. Data non teknis yang diperlukan, meliputi: Pengamatan langsung di lokasi banjir dan genangan, informasi kejadian-kejadian yang berhubungan dengan kondisi terjadinya genangan banjir dari penduduk sekitar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perencanaan saluran yang sesuai untuk mengatasi masalah genangan air atau banjir yang terjadi di Kecamatan Karangbinangun adalah dengan normalisasi saluran (metode srtuktur) dengan perencanaan menggunakan kala ulang 2 tahun karena akan lebih efektif karena data yang diperoleh lebih mendetail untuk mengetahui trend curah hujan harian,bulanan untuk mencari data yang lebih spesifik. Mengatasi genangan di Kecamatan Karangbinangan yang luas wilayah yang tergenang 2356 Ha dengan cara disedot menggunakan pompa kapasitas 1,2 m3/detik dan cara penyedotan debit sisa sebesar 58.933 m3/detik genangan dialirkan menuju Kali Soko 406 ha dengan kebutuhan pompa 1, Kali Gombong 609 ha dengan kebutuhan pompa 2, Kali Plesan 704 ha dengan kebutuhan pompa 1, Kali Malang 78 ha dengan kebutuhan pompa 1. Waktu pengeringan genangan 27 detik.

Kata Kunci: Karangbinangun , Kali Blawi, Banjir, tren curah hujan, debit

Karangbinangun is a district in lamongan region which is area bonorowo whose existence is flanked by two (2) major rivers namely bengawan solo and blawi(bengawan jero). around bengawan solo there are also 8 sluice bengawan solo are used for agriculture and farm land, sluice opened when the dry season comes to irrigate agricultural land and farm land.subdistrict karangbinangun is one area that most of the area is agricultural land, especially bandeng, udang windu, and rice. The use of land throughout the District consists Land Karangbinangun field / pond 3526.110 Ha, arable land 360,950 Ha, garden soil

328,080 Ha, and other land 97,650 Ha. These conditions the structure of the economy in the District Karangbinangun mainly dominated by the fish farmers and rice.

This study was conducted to determine trends 2nd annual maximum rainfall, at rainfall station karangbinangun which causes the overflow and discharge times Blawi draft agricultural drainage channels and flood prevention Blawi times in District Karangbinangun Lamongan. This study used quantitative descriptive method, which aims to solve the problem of annual floods overflow in bengawan solo. The data required in this study include: Annual daily rainfall data, the study region topographic map data, measurement data profiles and dimensions of drainage channels. Technical data required from BAPPEDA,include: land use data, masterplan study area, population data of study area. non-technical data required including: Direct observation of flooding and puddles,information events relating to the condition of the surrounding floodwaters of the population.

The results showed that the appropriate channel planning to tackle waterlogging or flooding problems that occurred in the District Karangbinangun is the normalization channel (structural method) by use planning 2nd annual maximum rainfall because it will be more effective as more detailed data obtained to determine the trend of the daily rainfall, monthly to look for more specific data.Overcoming puddles

Keywords: Karangbinangun, Kali Blawi, floods, rainfall trends, discharge

Published
2014-08-22
Abstract Views: 164
PDF Downloads: 236