GERAK CERIA KARYA TARI MEJIKU
Abstract
Seni tari sebagai bentuk karya seni yang diwujudkan dalam gerak selalu berangkat
dari sebuah ide tentang sebuah ungkapan perasaan. Setiap manusia memiliki perasaan dan
pengalaman yang berbeda sesuai dengan tahap perkembangan sosio-emosionalnya. Pada
masa kanak-kanak, manusia mengalami tahap pra-oprasional (berkisar antaa 5-7 tahun).
Pada masa tersebut ia memiliki kegiatan kesukaan yang dikenal dengan istilah 'bermain',
bermain tak hanya sebagai kegiatan yang mendominasi hari-harinya, namun juga sebagai
proyeksi dari kondisi mentalnya yang cenderung ingin ceria.
Pada karya tari mejiku pengungkapan ide berupa keceriaan diungkapkan dengan
gerak serta di dukung oleh properti berupa kain pita. Pengolahan kedua unsur tersebut
melalui metode konstruksi yang berorientasi pada penemuan tekhnik gerak dan penggunaan
properti secara seksama yang disesuaikan dengan standar kemampuan gerak pada anak
tanpa mengurangi ide yang akan disampaikan. Berlanjut pada metode transformasi berupa
proses latihan dengan menggunakan mode pembelajaran imitasi (peniruan)gerak tanpa
membatasi ruang gerak penari untuk berekpresi ceria sebagai anak-anak pada umumnya,
serta dengan memperhatikan beberapa tahapan akhir dalam metode penyajian yakni elemen
pendukung berupa tata pentas dan cahaya, busana serta musik iringan. Kendala berupa
keterbatasan penari dalam optimaslisasi penggunaan properti berupa kain pita yang tak
jarang membentuk lintasan yang kurang optimal sesuai apa yang dimaksud diminimalisir
dengan pengolahan pada desain lantai dan desain kelompok sehingga karya tari Mejiku tetap
dapat tampil dengan ekspresif dan atraktif dalam upaya pencapaian karakter gerak cerianya
diatas panggung.
Kata Kunci : kain pita, gerak ceria, tari mejiku
PDF Downloads: 146