TEKNIK PELATIHAN PANTOMIM UNTUK ANAK TUNARUNGU OLEH KOMUNITAS DEAF MIME EKSPRESIF BOJONEGORO
Abstract
Komunitas Deaf Mime Ekspresif merupakan sebuah komunitas pantomim yang anggotanya merupakan anak anak yang berkebutuhan khusus penyandang tunarungu dan tunawicara. Teknik pelatihan pantomim untuk anak Tunarungu menjadi menarik untuk diteliti ketika beberapa anak tunarungu bisa berkarya dengan baik. Terdapat beberapa teknik pelatihan khusus untuk anak tunarungu dalam berpantomim. Teknik yang diajarkannya pun berbeda dengan mengajar teknik pantomime untuk anak yang normal. Letak perbedaan yang nampak pada pelatihan untuk anak anak tunarungu ialah terletak pada komunikasi. Teknik pelatihan pantomim untuk anak tunarungu deaf mime ekspresif dilakukan dengan menggunakan bahasa isyarat dan bahasa kode. Bahasa kode dilakukan dengan memberikan pilihan nomor pada setiap percontohan gerak yang disampaikan.Teknik pelatihan diawali dengan teknik pelatihan dasar yang didalamnya mencakup pemanasan tubuh, olah tubuh, kemudian dilanjutkan ke olah gerak tubuh pantomim. Teknik pelatihan yang dilakukan untuk anak tunarungu ialah teknik percontohan gerak atau demonstrasi gerak. Karena anak anak tunarungu tidak bisa mendengar, maka teknik yang paling tepat untuk mengajarkan pantomim kepada anak tunarungu ialah dengan mencontohkan gerakannya secara langsung. Keberhasilan teknik yang diajarkan dapat terlihat dari pentas yang sering dilakukan oleh anak anak Tunarungu. Kemampuan anak tunarungu dalam berpantomim membutuhkan proses yang sangat lama, karena dalam pembelajarannya anak tunarungu terhambat oleh kekurangannya dalam hal berkomunikasi. Melalui teknik pelatihan pantomim, anak anak tunarungu mengembangkan kecerdasan kinestetik atau psikomotorik. Pantomim melatih anak anak tunarungu untuk memaksimalkan anggota gerak mereka menjadi sebuah bakat. Selain mampu meningkatkan kemampuan Psikomotorik anak tunarungu, pantomim juga mendorong anak tunarungu untuk berimajinasi. Pantomim menyampaikan imajinasi anak melalui seni gerak, sehingga seringnya anak anak tunarungu menjalani latihan pantomim, maka semakin meningkat daya imajinasi anak tersebut. Interaksi yang terjadi ketika anak anak tunarungu dan anak normal berlatih bersama juga mempengaruhi perkembangan emosional anak tunarungu.Kata kunci: Teknik pantomim, Pantomim, Tunarungu
Downloads
Download data is not yet available.
Downloads
Published
2018-09-19
How to Cite
DARTI. (2018). TEKNIK PELATIHAN PANTOMIM UNTUK ANAK TUNARUNGU OLEH KOMUNITAS DEAF MIME EKSPRESIF BOJONEGORO. APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan, 7(1). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/apron/article/view/25564
Issue
Section
Articles

