The Sanggar Baladewa Training Process As An Efforts To Inherit The Pedalangan Knowledge in The Regeneration Of Young Artist In Surabaya
Proses Latihan Sanggar Baladewa Sebagai Upaya Pewarisan Ilmu Pedalangan Terhadap Regenerasi Seniman Muda di Surabaya
Abstract
Abstrak: Keberadaan sanggar Baladewa sangat berpengaruh bagi lahirnya seniman muda yang dapat mewarisi ilmu pedalangan dari para pelatih tentang seni karawitan dan pedalangan. Melalui proses latihan yang dilakukan sanggar Baladewa merupakan bukti bahwa sanggar Baladewa dapat berdiri di tengah kota besar dengan kehidupan modern untuk berkesenian tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses latihan sanggar Baladewa sebagai upaya pewarisan ilmu pedalangan terhadap regenerasi seniman muda di Surabaya. Motode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, sebab data yang dipaparkan dalam bentuk kata atau deskriptif. Sumber data penelitian diperoleh dari narasumber dan informan serta data pendukung dapat berupa dokumen. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi atau pengamatan, wawancara, dokumentasi, perekaman, dan studi pustaka. Validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi atau penggabungan dan membandingkan hasil data yang diperoleh. Proses pelatihan sanggar Baladewa merupakan pemberian ilmu dan pembinaan kepada siswa sanggar Baladewa dari yang sebelumnya tidak mengetahui menjadi dapat mengenal dan mengetahui kesenian wayang kulit khususnya pedalangan. Pelatihan ini dilakukan untuk menghasilkan generasi seniman wayang kulit. Dalam proses mewariskan ilmu pedalangan dari pelatih kepada siswa memerlukan strategi dengan pembelajaran yang menyenangkan serta tidak memaksa sehingga siswa memiliki ketertarikan terhadap kesenian wayang kulit. Langkah-langkah pembelajaran seni pewayangan memiliki beberapa unsur garap pakeliran yaitu lakon, catur, sabet, dan karawitan pekelirannya (Sunardi, 2013:77). Pada sanggar Bavadewa yang harus dilakukan untuk pertama kali siswa masuk adalah belajar karawitan.
Kata kunci: Proses Latihan, Pewarisan, Regenerasi, Pedalangan, Sanggar Baladewa
Abstrack: The existence of the sanggar Baladewa is very influential in the birth of young artists who can inherit the knowledge of dalang from the trainers regarding karawitan and pedalangan. Through the training process carried out by thesanggar Baladew, it is proof that the sanggar Baladewa can stand in the middle of a big city with modern life for traditional arts. The aim of this research is to describe the training process of the sanggar Baladewa as an effort to pass on pedalangan knowledge to the regeneration of young artists in Surabaya. The method used in this research is a type of qualitative research, because the data is presented in word or descriptive form. Sources of research data are obtained from sources and informants and supporting data can be in the form of documents. Data collection techniques are obtained through observation, interviews, documentation, recording and literature study. Data validity is carried out using triangulation or merging techniques and comparing the results of the data obtained. The training process of the Baladewa studio is to provide knowledge and training to the students of the sanggar Baladewa from previously not knowing to being able to recognize and know the art of wayang kulit, especially pedalangan. This training was carried out to produce a generation of wayang kulit artists. In the process of passing on pedalangan knowledge from trainers to students, learning strategies are needed that are fun and not pushy so that students have an interest in the art of wayang kulit. The steps for learning the art of wayang have several elements of working on pakeliran, namely lakon, catur, sabet and karawitan pekeliran (Sunardi, 2013: 77). At the sanggar Bavadewa, what students have to do the first time they enter is learn musical instruments.
Keywords: Training Process, Inheritance, Regeneration, Pedalangan, sanggar Baladewa
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section

