the Meaning of DongkrekArt in Kirab Budaya Bulan Suro in Mejayan District Madiun Year 2023
Makna Kesenian Dongkrek Dalam Kirab Budaya Bulan Suro Di Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun Tahun 2023
Abstract
Abstrak:
Penelitian ini menggali makna dan peran kesenian Dongkrek dalam konteks kirab budaya perayaan Bulan Suro di Desa Mejayan, Kabupaten Madiun, Indonesia. Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kesenian Dongkrek bukan hanya sekedar pertunjukan seni, tetapi juga ekspresi budaya yang mengandung nilai spiritual dan filosofis yang mendalam bagi masyarakat Jawa. Dongkrek berfungsi sebagai media penyampaian pesan moral dan spiritual, serta memainkan peran penting dalam upacara-upacara adat yang bertujuan menjaga keseimbangan alam dan spiritual komunitas.
Kesenian ini memperkuat identitas budaya lokal dan simbol kebanggaan serta warisan tak ternilai bagi masyarakat Jawa. Selain itu, Dongkrek juga menjadi sarana untuk memperkuat solidaritas sosial dan mempererat hubungan antaranggota komunitas. Namun, keberadaan kesenian Dongkrek menghadapi tantangan besar di era modern, seperti kurangnya minat generasi muda dan tekanan budaya populer global yang masuk melalui globalisasi.
Pembahasan hasil penelitian membahas strategi pelestarian dan pengembangan budaya lokal dalam menghadapi dampak globalisasi dan modernisasi. Pendekatan yang direkomendasikan meliputi peningkatan pendidikan budaya di kalangan generasi muda, integrasi teknologi dalam penyebarluasan informasi tentang Dongkrek, serta kolaborasi antara pemerintah, komunitas lokal, dan lembaga budaya untuk menjaga dan mempromosikan kesenian ini di tingkat nasional dan internasional.
Kata Kunci
Kesenian Dongkrek, kirab budaya, Bulan Suro, pelestarian budaya, identitas budaya.
Abstract:
This research explores the meaning and role of Dongkrek artistry within the cultural procession of the Bulan Suro celebration in Mejayan Village, Madiun Regency, Indonesia. Employing a qualitative descriptive approach, data was gathered through interviews, observations, and documentation. The findings reveal that Dongkrek artistry transcends mere performance, embodying profound spiritual and philosophical values for the Javanese community. Dongkrek serves as a medium to convey moral and spiritual messages, playing a pivotal role in customary rituals aimed at maintaining natural and spiritual balance within the community.
The art reinforces local cultural identity, serving as a symbol of pride and invaluable heritage for the Javanese populace. Furthermore, Dongkrek fosters social solidarity and strengthens interpersonal bonds among community members. However, the presence of Dongkrek artistry faces significant challenges in the modern era, such as waning interest among younger generations and the cultural pressures imposed by global popular culture through globalization.
The discussion of the research findings addresses strategies for preserving and developing local culture amidst the impacts of globalization and modernization. Recommended approaches include enhancing cultural education among the youth, integrating technology to disseminate information about Dongkrek, and fostering collaboration among government bodies, local communities, and cultural institutions to safeguard and promote this artistry nationally and internationally.
Keywords:
Dongkrek artistry, cultural procession, Bulan Suro, cultural preservation, cultural identity.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Abstract views: 74
,
PDF Downloads: 67








