Interferensi Gramatikal Pada Peristiwa Tutur Berbahasa Indonesia Mahasiswa Kepulauan Kei Bagian Timur Indonesia di Surabaya

  • FATIMA ZAHRA RENHORAN

Abstract

Kepulauan Kei merupakan daerah kepulauan yang berada di bagian timur Indonesia. Terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil, kepulauan Kei terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian Kei kecil dan Kei besar. Keduanya pun memiliki dailek bahasa Kei masing-masing. Meskipun berbeda dialek, kepulauan Kei memiliki bahasa pemersatu antar masyarakat yaitu bahasa melayu timur. Bahasa melayu timur adalah bahasa Indonesia yang telah terinterferensi B1 bahasa Kei. Bahasa tersebut pun kemudian menjadi bahasa penghantar masyarakat berkomunikasi dengan masyarakat non- Kei seperti suku Buton, suku Bugis, suku Arab dan suku pendatang lainnya. Munculnya bahasa melayu timur hingga bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh B1 bahasa Kei. bahasa Kei menjadi pendonor yang mampu menginterferensi pembendaharaan bahasa bagi penuturnya yang meliputi pengimbuhan, reduplikasi, hingga pola kalimat. interfensi tersebut menyebabkan tingkat kesulitan yang besar bagi masyarakat kepulaun Kei dalam mempelajari bahasa Indonesia. Hal ini karena bahasa Kei merupakan B1 yang telah lama digunakan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk interferensi gramatikal yang meliputi ranah morfologis afikasasi dan reduplikasi. Juga pada ranah sintaksis interferensi frasa nomina dan pola kalimat. Hasil yang ditemukan dalam penelitian tersebut berubah data interferensi bahasa Kei pada Bahasa Indonesia yang dituturkan oleh subjek. Data-data tersebut diantaranya adalah gigi sakit dan katanya dong sewa polisi. Gigi sakit merupakan data yang menunjukkan interferensi sintaksis frasa nomina. Sedangkan, pada data katanya dong sewa polisi menunjukkan interferensi sintaksis pola kalimat sebab penggunaan kata sewa. Kata sewa merupakan nomina, sedangkan dalam kalimat tersebut menghendaki penggunaan verba menyewa.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori interferensi gramatikal. interferensi gramatikal tersebut terdiri dari interferensi morfologis yaitu pada ranah afikasasi dan reduplikasi. Juga pada ranah sintaksis pada ranah frasa nomina dan pola kalimat. Adapun metode yang digunakan adalah metode simak dan teknik sadap sebagi teknik dasar dan dilanjutkan dengan teknik simak libat cakap.

Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah petistiwa tutur berbahasa Indonesia oleh oleh subjek penelitian yakni mahasiswa kepulauan Kei di Surabaya, menunjukkan adanya interferensi gramatikal. Interefernsi tersebut terjadi pada tataran afikasasi, reduplikasi, frasa nomina hingga pola kalimat. Berdasarkan hal tersebut, ditemukan faktor-faktor penyebab interferensi. Sehingga, solusi atas permasalahan tersebut dapat dipecahkan melalui penelitian ini.
Published
2018-05-01
Section
Articles
Abstract Views: 85
PDF Downloads: 115