Mitos Di Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus Struktur, Fungsi, Nilai Budaya)

  • KHOIRIRIN ASRURO MAULIA

Abstract

Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo khususnya pada Desa Bakungpringgondani dan Desa Seketi merupakan desa yang masih mempertahankan sastra lisan yaitu mitos. Mitos tersebut berupa upacara adat buaya putih penunggu Kalimas dan situs goa dan makam Prabu Joko. Mitos tersebut masih dilestarikan turun-temurun. Sastra lisan tersebut memiliki cirikhas aspek, stuktur, fungsi, nilai budaya, makna simbolik, kepercayaan, dan pengaruh. Fokus penelitian ini yaitu (1) stuktur upacara adat buaya putih penunggu kalimas, (2) struktur situs goa dan makam Prabu Joko, (3) fungsi upacara adat buaya putih penunggu kalimas, (4) fungsi situs goa dan makam Prabu Joko, (5) nilai budaya upacara adat buaya putih penunggu kalimas (6) nilai budaya situs goa dan makam Prabu Joko.

Penelitian ini, secara umum bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan deskripsi yang jelas tentang mitos di kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo, secara khusus (1) untuk mendapatkan pemahaman tentang struktur mitos di Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo, yang ada di Desa Bakungpringgondani dan Desa Seketi, (2) untuk mendapatkan pemahaman tentang fungsi mitos di Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo, yang ada di Desa Bakungpringgondani dan Desa Seketi, (3) untuk mendapatkan pemahaman tentang nilai budaya mitos di Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo, yang ada di Desa Bakungpringgondani dan Desa Seketi.

Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif, maka secara pendekatan ini menghasilkan kata-kata tertentu dari proses penceritaan lisan yang ditranskripsikan dari masyarakat yang menjadi objek pelaku budaya, sebagai bentuk bukti yang berupa fakta sosial yang ditafsirkan oleh subjek. Sumber data yang digunakan dalam penelitain ini adalah primer dan sekunder. Data penelitian ini struktur, fungsi dan nilai budaya. Objek penelitian ini meliputi mitos di kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo, yang ada di Desa Bakungpringgondani dan Desa Seketi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, perekaman, dan pencatatan. Teknik analisis data mencakup transkripsi data, pengklasifikasian data, dan penganalisisan data.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, dari stukturalisme Levi Strauss terdapat empat tataran, yakni tataran geografis memiliki kesamaan pola tempat kejadian pada setiap cerita. Tataran techno ekonomi berupa mata pencarian bercocok tanam. Tataran sosiologi menujukan hubungan sosial masyarakat antar manusia. Tataran kosmologi merupakan kepercayaan masyarakat kepada Tuhanya, dewa dan roh roh gaib.

Hasil analisis dari segi fungsi adalah, (1) Sebagai sebuah bentuk hiburan yang berfungsi sebagai alat hiburan bagi masyarakat, (2) Sebagai pengesahan pranata-pranata dan lembaga kebudayaan berfungsi penguat pranata sosial dan lembaga kebudayaan, (3) sebagai alat pendidikan anak-anak berfungsi sebagai alat pendidikan kepada masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khusunya, (4) sebagai alat pemakasa dan pengawas agar norma, norma masyarakat akan selalu dipatui anggota koletifnya berfungsi sebagai alat pemaksa masyarakat. Sedangkan dari segi nilai budaya terdapat tiga substansinya (1) nilai budaya yang terkait dengan manusia sebagai mahkluk individu, (2) nilai budaya yang terkait dengan manusia sebagai mahluk sosial, (3) nilai budaya yang terkait dengan manusia sebagai mahluk tuhan.
Published
2018-05-01
Section
Articles
Abstract Views: 321
PDF Downloads: 52