Budaya Indonesia dan Jepang pada novel "Kokoronotomo I Heart Tokyo" Karya Monica Tedja dan Anggabegood (Teori New Historicism Stephen Greenblatt)

  • MUHAMMAD ARIF FIRMANSYAH

Abstract

Budaya adalah sesuatu yang sangat menarik jika dicermati lebih dekat yang setiap belahan dunia memiliki ragam budaya yang menarik dan bernilai tinggi. Budaya juga merupakan salah satu hal yang dapat dipelajari dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Novel Kokoronotomo I Heart Tokyo ini benar-benar sangat menghibur. Cerita yang ada merupakan cerita keseharian sehingga mudah untuk dimengerti. Tokoh Tomo yang konyol membuat cerita semakin menarik, begitu juga pengalaman-pengalaman saat berada di Jepang. Secara tidak langsung buku ini memberikan gambaran tempat wisata apa saja dan apa yang harus kita lakukan jika ingin berwisata ke Jepang. Novel ini dilengkapi juga beberapa gambar ilustrasi yang kocak sehingga pembaca tidak merasa bosan saat membaca buku ini. Bahasa yang digunakan juga bahasa sehari-hari sehingga mudah dimengerti. Bonus Yubisashi Guide Book juga membantu pembaca untuk lebih jauh memahami bahasa Jepang. Penelitian kajian budaya dengan teori Greenblatt menggunakan metode kualitatif. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lain. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis isi. Isi yang dianalisis ialah isi komunikasi, yaitu pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi terjadi. Isi komunikasi ialah isi sebagai mana terwujud dalam hubungan naskah dengan konsumen. Dasar penggunaan teknik analisis isi ialah penafsiran yang memberikan perhatian pada isi pesan yang menghasilkan makna. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah New Historicism Stephen Greenblatt. Perubahan kebudayaan dalam kerangka berpikir New Historicism yang dikemukakan oleh Stephen Greenblatt memandang budaya sebagai konteks dalam kajian sastra. Teori ini menyatakan bahwa budaya merupakan keutuhan yang kompleks yang melibatkan segenap pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, tradisi, dan semua kemampuan serta kebiasaan apapun yang dilakukan oleh seorang manusia dalam kapasitasnya selaku anggota suatu kelompok masyarakat. Teori ini memandang kebudayaan bukan sebagai produk material suatu masyarakat tetapi sebagai suatu sistem yang memobilisasi dan sekaligus membatasi segala gerak dan pemikiran anggota masyarakat. Mobilitas dalam hal ini dimaknai sebagai gerakan perubahan yang terjadi di antara warga masyarakat baik secara fisik maupun secara sosial. Dari penelitian ini diperoleh beberapa perubahan kebudayaan Jepang kuno menjadi kebudayaan Jepang populer. Dan juga adanya perbedaan mencolok antara budaya Jepang dengan budaya Sunda yang diperankan oleh masing-masing tokoh di dalam buku “Kokoronotomo, I Heart Tokyo” karya Monica Tedja dan Anggabegood.Kata Kunci: Kebudayaan, Jepang, Sunda, New Historicism
Published
2019-05-24
Section
Articles
Abstract Views: 213
PDF Downloads: 359