NOVEL AROK DEDES KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER DENGAN KAJIAN NEW HISTORICISM STEPHAN GREENBLATT

  • BELLA WIRADHIKA AMELIA PURNAMASARI

Abstract

Penelitian ini berupa fakta-fakta yang disandingkan dengan teks non-sastra. Novel Arok Dedes menceritakan sejarah masa lalu yang dilakukan penelitian dengan menggunakan kajian New Historicism. Hal tersebut menguntungkan peneliti karena dapat mengungkap kebenaran sejarah. Tujuan penelitian ini yakni memperoleh deskripsi tentang sejarah, budaya, pasar atau ekonomi dalam novel Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer. Jenis penelitian yang digunakan yakni jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan yakni metode deskripsi. Sumber data yang dalam penelitian ini yakni novel Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kata atau kalimat yang menunjukkan aspek sejarah, askpek budaya, dan aspek ekonomi dalam novel “Arok Dedes” karya Pramoedya Ananta Toer. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yakni teknik pustaka dan catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini yakni teknik deskripsi. Hasil penelitian ini yakni (1) sejarah, masa kecil Arok, yang ditemukan Ki Lembung saat masih bayi hingga akhirnya Arok berguru pada Lohgawe. Penculikan Dedes, yang dilakukan oleh Tunggul Ametung saat berkunjung ke desa Mpu Parwa. Hal tersebut mengundang kemarahan para brahmana yang diketuai oleh Mahaguru Lohgawe. Masuknya Arok di Tumapel, karena Tunggul Ametung yang meminta bantuan kepada Mahaguru Lohgawe untuk meredahkan perusuh dengan pengaruhnya. Akhirnya Lohgawe pun mau membantu dengan memasukkan anak didiknya ke dalam pekuwuan yaitu Arok. Perlawanan terhadap Tunggul Ametung, dilakukan Arok dengan cara mendapatkan kepercayaan Tunggul Ametung. Kemudian Arok menjebak Kebo Ijo kaki tangan dari Empu Gandring untuk membunuh Tunggul Ametung. Akhirnya Arok menjadi Raja. (2) Budaya terdapat kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Tumapel, yakni dengan cara mendewakan seorang raja dan upacara adat yang berupa pembakaran mayat oleh orang yang beragama hindu. (3) Pasar atau perekonomian di Tumapel, menjadi kota yang sangat besar, tetapi rakyatnya mengalami kemiskinan. Karena Akuwu Tunggul Ametung menjalankan aspek kerja paksa dan perampasan. Dimana rakyat Tumapel diperas hartanya diberikan ke kerajaan Kediri, yang dipimpin oleh raja Kertajaya. Hal tersebut dipergunakan oleh Tunggul Ametung untuk diadakan perbudakan.

Published
2019-06-20
Section
Articles
Abstract Views: 517
PDF Downloads: 1864