Perbandingan Ekranisasi Novel "Masih Ada Kereta yang Akan Lewat karya Mira W." ke dalam Film "Arini, Masih Ada Kereta yang Akan Lewat" Karya Sophan Sophian dengan film "Arini" Karya Ismail Basbeth

  • DIANA DWI IMKUSTI

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perbandingan proses ekranisasi berupa penciutan, penambahan, dan perubahan variasi dari satu novel ke dalam versi film yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian berjenis kualitatif dengan pendekatan objektif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik studi kepustakaan dan simak catat, sedangkan teknik analisis data menggunakan metode deskriptif komparatif dan metode hermeutika. Sementara itu, teori yang digunakan untuk mengkaji adalah teori struktur naratif Seymour Chatman guna menganalisis kernels dan satellite yang membangun cerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Arini, Masih Ada Kereta yang Akan Lewat karya Sophan Sophian (1987) memiliki 77 kernels, sementara film Arini (2018) karya Ismail Basbeth memiliki 64 kernels. Meski diadaptasi dari satu novel yang sama, dua film tersebut mengalami proses ekranisasi yang berbeda. Film Arini (2018) mengalami lebih banyak penciutan disebabkan durasi yang terbatas dan peristiwa-peristiwa yang tidak dapat ditayangkan untuk masa sekarang, sementara film Arini, Masih Ada Kereta yang Akan Lewat (1987) mengalami perubahan variasi pada peristiwa kebersamaan Nick dan Arini disebabkan adanya perbedaan latar cerita.
Kata kunci : Ekranisasi, Novel, Film, Seymour Chatman
Published
2019-06-26
Section
Articles
Abstract Views: 45
PDF Downloads: 93