Olok-Olok Politik Pilpres Perioe 2019 di Twitter : Kajian Semiotika

  • MOCH. AMIRUL WAHYUDI

Abstract

Olok-olok politik pilpres di twitter digunakan para pendukung antar calon presiden untuk menurunkan elektabilitas. Olok-olok politik pilpres berbagai macam bentuk, berupa postingan kata-kata, gambar, maupun foto yang berkaitan dengan pemilihan presiden. Kata-kata yang digunakan mengolok-olok seperti kampret dan kecebong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna olok-olok politik pilpres.

Teori dalam penelitian ini menggunakan semiotika Charles Sanders Peirce yakni tanda, objek, dan interpretan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan objek penelitian olok-olok politik pilpres 2019 di twitter. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah penyeleksian data, reduksi data, menyajikan data, dan kesimpulan.

Hasil penelitian dan pembahasan berupa tanda, objek, dan interpretan olok-olok politik pilpres. Hasil penelitian menunjukkan suatu simpulan adanya makna baru yang digunakan masyarakat di media sosial untuk menyindir, mengejek yang berkaitan dengan pilpres pada tahun 2019.

Kata-kata yang digunakan dalam olok-olok politik pilpres memiliki makna ambigu, pertama merupakan makna asli, dan yang kedua makna yang digunakan mengolok-olok dalam politik pilpres.

Kata Kunci : Olok-olok politik pilpres , Semiotika, Makna.

Published
2020-01-27
Section
Articles
Abstract Views: 45
PDF Downloads: 66