PENAMAAN JALAN DI KOTAMADYA SURABAYA: KAJIAN TOPONIMI

  • CATUR LISKAH KARTIKA
  • AGUSNIAR DIAN SAVITRI

Abstract

Abstrak

Penamaan jalan merupakan pemberian nama pada jalan untuk mempermudah masyarakat dalam mengenali jalan dalam peta kota. Pemberian nama jalan di Surabaya bervariasi karena didasarkan pada nama tumbuhan, hewan, dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah penamaan jalan di Kotamadya Surabaya dan pola penamaan jalan di Kotamadya Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode pustaka/dokumentasi. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik baca dan teknik catat. Instrumen pengumpulan data pada penelitian menggunakan human instrumen yang dilengkapi pedoman dokumentasi berupa tabel data nama jalan di Kotamadya Surabaya. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan intralingual. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik pilah unsur penentu. Instrumen analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel klasifikasi penamaan jalan dan tabel pola penamaan jalan. Berdasarkan masalah yang dikaji, penamaan jalan di Kotamadya Surabaya dapat diklasifikasi menjadi delapan kelompok. Pertama, penamaan jalan yang didasarkan pada deskripsi, yaitu deskripsi tempat/bangunan, perairan, tempat sumber penghasilan, kondisi geografis, tumbuhan, hewan, peralatan dan kegiatan usaha, kondisi lingkungan sekitar, kepercayaan, dan peminjaman deskripsi geografis, administratif, tempat/bangunan daerah lain. Deskripsi yang dominan dalam penamaan jalan di Kotamadya Surabaya adalah deskripsi tumbuhan. Kedua, penamaan jalan yang didasarkan pada asosiasi, yaitu asosiasi wanita jepang, pandai besi, pembuat keris, wanita penghibur, nelayan, kelasi, pandai giling, dan tukang. Yang dominan yaitu asosiasi nelayan. Ketiga, penamaan jalan yang didasarkan pada sejarah yaitu sejarah perjuangan kemerdekaan, kerajaan, peristiwa di masyarakat, religi/kepercayaan, dan pembuatan peralatan, dengan yang dominan yaitu sejarah peristiwa di masyarakat. Keempat, penamaan jalan yang didasarkan pemilik, yaitu kepemilikan proyek perumahan oleh perorangan atau perusahaan, dan kepemilikan oleh tuan tanah pribumi, dengan yang dominan yaitu kepemilikan proyek perumahan. Kelima, penamaan jalan yang didasarkan penghormatan jasa seseorang, yaitu penghormatan jasa pahlawan/pejuang kemerdekaan, jasa raja-raja, jasa ahli seni, dan jasa pemuka agama, dengan yang dominan penghormatan jasa pahlawan/pejuang kemerdekaan. Keenam, penamaan jalan yang didasarkan pujian, yang paling dominan adalah pujian terhadap tempat suci. Ketujuh, penamaan jalan yang didasarkan kesalahan penafsiran, yang dominan yaitu kesalahan penafsiran pada kontur daratan. Kedelapan, penamaan jalan yang didasarkan daerah asal penghuni, yang dominan yaitu daerah asal penghuni dari bali dan bangkalan. Hasil berikutnya adalah pola penamaan jalan di Surabaya mengikuti hukum diterangkan-menerangkan (DM). Bagian menerangkan dalam pola penamaan jalan di Surabaya berfungsi untuk menunjukkan arah, menunjukkan daerah, menunjukkan area gang, dan menunjukkan kawasan.

Kata Kunci: Penamaan Jalan, Kajian Toponimi, dan Pola Penamaan


Abstract

Naming a road is giving a name to the road to make it easier for the community to recognize the road on the city map. The naming of roads in Surabaya varies because they are based on the names of plants, animals, and so on. Based on this, the problems examined in this study are the naming of roads in the Municipality of Surabaya and the pattern of naming the roads in the Municipality of Surabaya. This research is a qualitative descriptive study. Data collection methods used are library / documentation methods. Data collection techniques using reading techniques and note taking techniques. Data collection instruments in the study used human instruments that were equipped with documentation guidelines in the form of a data table of street names in the Municipality of Surabaya. The data analysis method in this study uses the intralingual equivalent method. The data analysis technique in this study used the determinant element technique. The data analysis instrument in this study used a road naming classification table and a road naming pattern table. Based on the problem examined, the naming of roads in the Municipality of Surabaya can be classified into eight groups. First, naming roads based on descriptions, namely descriptions of places / buildings, waters, places of source of income, geographical conditions, plants, animals, equipment and business activities, environmental conditions, trust, and borrowing geographical, administrative, location / area description other. The dominant description in naming roads in the Municipality of Surabaya is a description of plants. Second, the naming of the road based on the association, namely the Japanese womens association, blacksmith, keris maker, comfort women, fishermen, sailor, miller, and artisan. The dominant one is the fishing association. Third, naming roads based on history, namely the history of the struggle for independence, the kingdom, events in the community, religion / beliefs, and equipment making, with the dominant one being the history of events in the community. Fourth, the naming of the road based on the owner, namely ownership of housing projects by individuals or companies, and ownership by indigenous landlords, with the dominant one being ownership of housing projects. Fifth, naming the road based on honoring ones services, namely honoring the services of heroes / freedom fighters, services of kings, services of art experts, and religious leaders services, with the dominant respecting services of heroes / freedom fighters. Sixth, the naming of the road based on praise, the most dominant is the praise of the holy place. Seventh, naming the road based on misinterpretation, the dominant one is misinterpretation on the land contour. Eighth, naming the road based on the area of ​​origin of the inhabitants, the dominant is the area of ​​origin of residents of Bali and Bangkalan. The next result is that the pattern of naming roads in Surabaya follows the law explained (DM). The section explained in the street naming pattern in Surabaya functions to show direction, show area, show alley area, and show area.

Keywords: Street Naming, Toponymy Study, and Naming Pattern

Published
2020-06-30
Section
Articles
Abstract Views: 517
PDF Downloads: 811