KEKUASAAN DAN PERLAWANAN INTELEKTUAL DALAM NOVEL LELAKI DI TENGAH HUJAN KARYA WENRI WANHAR: KAJIAN HEGEMONI GRAMSCI

  • Mega Putri Wulandari Universitas Negeri Surabaya
  • Heny Subandiyah Universitas Negeri Surabaya

Abstract

Kekuasaan yang biasanya erat dengan kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menguasai atau mengendalikan orang lain agar patuh kepada perintah. Namun, kekuasaan yang dilakukan secara berlebihan akan menyebabkan perlawanan dari orang yang dikuasainya. Novel Lelaki di Tengah Hujan karya Wenri Wanhar ini menggambarkan kekuasaan dan perlawanan intelektual para tokoh cerita yang dikaji dengan teori hegemoni Gramsci. Hegemoni digambarkan sebagai bentuk kepemimpinan intelektual, artinya tidak melibatkan kekerasan dalam praktiknya. Fokus penelitian ini meliputi kekuasaan dan perlawanan intelektual yang terdapat dalam sumber data, yaitu novel Lelaki di Tengah Hujan karya Wenri Wanhar. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan mimetik. Teknik pengumpulan data meliputi teknik baca dan catat serta analisisnya menggunakan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian ini meliputi, 1) adanya kekuasaan yang mencakup: a) adanya hegemoni yang dilakukan Sarah dan Kapolda, b) adanya kebudayaan, seperti OSPEK dan budaya minum ciu, c) adanya penyebaran ideologi dan agama yang dilakukan lewat penjajahan, diskusi, dan pendidikan, d) adanya kepercayaan populer masyarakat Indonesia, semakin banyak membeli kupon Porkas, maka kesempatan untuk kaya semakin besar, e) adanya kaum intelektual, meliputi mahasiswa, tokoh agama, dan masyarakat, f) adanya bentuk negara yang meliputi masyarakat sipil dan masyarakat politik, dan 2) adanya perlawanan intelektual yang dilakukan dengan protes, demo, membentuk kelompok diskusi, serta aksi tanam jagung.

Kata Kunci: Hegemoni, Kekuasaan, Perlawanan, Antonio Gramsci

Published
2021-05-06
Abstract Views: 264
PDF Downloads: 214