https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bapala/issue/feedBAPALA2023-03-18T05:56:40+00:00Open Journal Systems<p>Jurnal berkala ilmiah mahasiswa yang diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jur. Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, Unesa. Jurnal ini berisikan publikasi kependidikan, kesastraan, dan kebahasaan.</p>https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bapala/article/view/50872Ketidaklangsungan Ekspresi pada Gurindam Dua Belas: Kajian Semiotika Riffaterre2023-01-17T06:36:43+00:00Hapsari Diah Ayu Sesulihhapsari.18028@mhs.unesa.ac.idRirie Rengganisririerengganis@unesa.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan ketidaklangsungan ekspresi pada Gurindam <br>Dua Belas karya Raja Ali Haji menggunakan kajian semiotika Michel Riffaterre. <br>Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan objektif. Sumber data <br>penelitian ini adalah buku Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji cetakan kedua <br>tahun 2012 dan data penelitian yang diambil berupa kata dan kalimat pada larik serta <br>bait gurindam. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik catat dan <br>pustaka. Hasil penelitian ini yaitu (1) Struktur Gurindam Dua Belas oleh Raja Ali <br>Haji. Pertama, lapis bunyi didominasi oleh bunyi berat (a) yang memberikan efek <br>suasana tidak menyenangkan. Kedua, Lapis arti pada Gurindam Dua Belas berupa <br>pemaknaan secara menyeluruh sehingga gurindam dapat dimaknai. Ketiga, Lapis <br>objek pada Gurindam Dua Belas secara keseluruhan adalah Tuhan dan manusia. <br>Keempat, Lapis dunia pada Gurindam Dua Belas berisi tentang petuah ajaran agama <br>Islam. Kelima, Lapis metafisis pada Gurindam Dua Belas berupa ajakan untuk <br>berkontemplasi tentang perbuatan yang telah dilakukan. (2) Pembacaan heuristik dan <br>hermeneutik tentang ajaran agama Islam. (3) Matriks, model, dan varian Gurindam <br>Dua Belas merupakan ide pokok keseluruhan pasal gurindam. (4) Hipogram <br>Gurindam didasari oleh keadaan sosial masyarakat. (5) Ketidaklangsungan ekspresi <br>berupa majas, rima, dan tipografi. <br>Kata Kunci: Gurindam Dua Belas, strukturalisme Roman Ingarden, <br>Ketidaklangsungan ekspresi, semiotika Riffaterre</p>2023-01-17T06:06:31+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bapala/article/view/50875Fungsi, Konflik, dan Kritik Sosial Dalam Film Yowis Ben 2 Karya Bayu Skak dan Fajar Nugros (Perspektif Georg Simmel)2023-01-17T06:49:27+00:00Laras Sang Dyah Pitalokalaras.18007@mhs.unesa.ac.idRirie Rengganisririerengganis@unesa.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan mengkaji fungsi, konflik, dan kritik sosial yang terdapat <br>dalam film Yowis Ben 2 karya Bayu Skak dan Fajar Nugros menggunakan perspektif Georg <br>Simmel. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan <br>mimetik. Sumber penelitian ini berasal dari film Yowis Ben 2 yang kemudian datanya <br>dikumpulkan melalui metode simak catat yang menghasilkan transkripsi dan transliterasi <br>dialog film. Hasil penelitian ini ditemukan 10 data fungsi sosial film yang meliputi hiburan, <br>pendidikan, dan pengesahan sarana budaya. Selanjutnya bentuk konflik yaitu 2 data konflik <br>pertandingan antagonik, 2 data konflik hukum, 3 data konflik kepentingan, dan 1 data <br>konflik hubungan intim, dan penyelesaian konflik yang berupa 2 data penghapusan dasar <br>konflik, 1 data pemenangan satu pihak, dan 2 data kompromi, serta ditemukan 2 data kritik <br>sosial dalam film.<br>Kata Kunci: Fungsi Sosial, Konflik, Kritik Sosial, Film Yowis Ben 2, Georg Simmel.</p>2023-01-17T06:49:27+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bapala/article/view/51030RASISME DALAM CERPEN SUNLIE THOMAS ALEXANDER2023-01-26T04:56:59+00:00Ulul Fathur Rofiiululrofii@mhs.unesa.ac.idSuhartono Suhartonosuhartono@unesa.ac.id<p>Cerpen “Keluarga Kudus” dapat digolongkan sebagai cerpen satir dicirikan dengan ceritanya yang <br>menyorot dan mengungkapkan hal-hal buruk mengenai sekelompok orang, masyarakat atau institusi atau <br>lembaga dengan tujuan mengkritisinya menjadikan ceritanya sebuah kritik sosial. Dalam cerpen ini <br>omniscient narrator atau sudut pandang orang ketiga serba tahu yang menjadikan narator adalah sang <br>pengarang itu sendiri menuliskan ejekan-ejekan kepada tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita yang <br>sekaligus juga melambangkan masyarakat pribumi sebab ditandai dengan penggunaan kata-kata daerah <br>dalam percakapannya. Permasalahan inilah yang menjadi cerpen pilihan kompas tahun 2022<br>dipermasalahkan oleh para sastrawan. Objek dalam penelitian ini adalah cerpen karya Sunlie Thomas <br>Alexander yang berjudul “Karena Hantu Itu Tidak Ada”, “Kisah Sejumlah Permainan” dan “Keluarga <br>Kudus.” Ketiga cerpen di atas diterbitkan koran kompas “Karena Hantu Itu Tidak Ada” pada tanggal 23 <br>Februari 2020, “Kisah Sejumlah Permainan” tanggal 15 November 2020 dan ”Keluarga Kudus” tanggal 07 <br>Maret 2021. Cerpen “Keluarga Kudus” dianugerahi cerpen terbaik pilihan “kompas” 29 Juni 2022. Penelitian <br>ini bertujuan untuk mencari unsur rasisme yang menjadi garis besar kritik dari Saut Situmorang pada cerpen <br>“Keluarga Kudus.” Dua cerpen lain menjadi pembanding apakah cerpen sebelum “Keluarga Kudus” <br>memiliki kecenderungan rasisme yang sama dan menjadi gaya penulisan dari si pengarang. Fenomena ini <br>menarik untuk dikaji sebab akan menjadi percontohan untuk penulis cerpen bertipe satir, bagaimanakah <br>menulis satir tanpa mengejek atau memang tulisan satir itu harus mengejek. Dalam penelitian ini akan <br>mencari tahu wujud superioritas narator yang seolah mengejek tokoh-tokoh pribumi yang menurut Saut itu <br>adalah sebuah wujud rasisme apakah benar terbukti secara teori.<br>Kata kunci: rasisme, cerpen, kompas, narrator,</p>2023-01-26T04:56:59+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bapala/article/view/51049SOSIOLEK DALAM TUTURAN KYAI PADA VIDEO PODCAST DEDDY CORBUZIER: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK2023-01-27T03:22:08+00:00Qonita Ratih Zauhaniqonita.17020074119@mhs.unesa.ac.idYuniseffendri Yuniseffendriyuniseffendri@unesa.ac.id<p>Penelitian ini merupakan kajian dari sosiolingistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan sosiolek <br>dalam video podcast di kanal youtube Deddy Corbuzier yang meliputi: a) Bentuk Sosiolek, b) <br>Fungsi, serta c) Makna. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang <br>digunakan merupakan video podcast Deddy Corbucier yang berjumlah 5 podcast diantaranya: Syekh <br>Ali Jaber, Saya Pasrah; Kita ini Perang Saudara Bos, Habib Ba’agil; Dasar Anjing, Habib Jafar; <br>Debat Keras Ustad Khalid Basalamah di Usir dari Indonesia; serta Ustad yang Masuk Gereja Nih <br>Kemarin Gue Kasih, Gus Miftah. Data dalam penelitian ini adalah seluruh kata, frasa, serta kalimat <br>yang mengandung sosiolek. Teknik pengumpulan data menggunakan metode simak dan catat <br>khususnya metode simak bebas libat cakap dengan tahapan 1) mengunggah video podcast pada <br>kanal youtube Deddy Corbuzier, 2) mentranskrip untuk memudahkan analisis, 3) memilah dan <br>menggolongkan ujaran sosiolek yang terdiri bentuk sosiolek kata, fungsi, serta makna, dan 4) <br>analisis. Hasil analisis ini menunjukkan 1) proses pembentukan yang mendominasi adalah Kata <br>dengan enam belas data, 2) Fungsi yang mendominasi adalah Fungsi Informasi dengan lima data, <br>serta 3) Makna yang mendominasi adalah Makna konotatif dengan enam data. <br>Kata kunci: sosiolinguistik, sosiolek, fungsi, dan makna</p>2023-01-27T03:22:08+00:00##submission.copyrightStatement##https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bapala/article/view/51505Pengaruh Penggunaan Media Motion Graphic pada Pembelajaran Teks Negosiasi di Kelas X SMK Pancasila Dander2023-03-18T05:56:40+00:00Triana Nugrahini PuspitasariTrianasari16020074138@mhs.unesa.ac.idSyamsul Sodiqsyamsulsodiq@unesa.ac.id<p>Media audio visual merupakan salah satu media yang memiliki kombinasi audio dan visual (pandangdengar). Media audio visual yang kita teliti adalah motion graphic yang dapat menyajikan bahan ajar <br>kepada siswa secara lengkap dan optimal. Motion graphic mengandung ilustrasi materi pembelajaran <br>yang dapat memudahkan siswa untuk memahami maksud dan tujuan dari kegiatan pembelajaran. Dalam <br>penelitian ini, peneliti memilih teks negoisasi sebagai materi pembelajaran dengan media motion graphic. <br>Teks negoisasi merupakan teks yang sering digunakan di lingkungan sekitar. Sehingga perlu kita sajikan <br>contoh teks negoisasi yang baik dan benar dalam bentuk motion graphic agar siswa memiliki tingkat <br>minat belajar yang tinggi, aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan bayangan penerapan teks negoisasi. <br>Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu, 1) mendeskripsikan penggunaan media motion graphic<br>pada pembelajaran teks negosiasi kelas X di SMK Pancasila Dander,; 2) mendeskripsikan hasil belajar <br>siswa dengan menggunakan media motion graphic pada pembelajaran teks negosiasi,; 3) <br>mendeskripsikan respon siswa terhadap penerapan media motion graphic pada pembelajaran teks <br>negosiasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan datanya <br>menggunakan lembar observasi guru dan siswa, pretes dan postes,. Peneliti menggunakan tiga instrumen, <br>yaitu observasi, tes, dan angket.<br>Kata Kunci: tawar-menawar, negosiasi, motion graphic</p>2023-03-18T05:56:39+00:00##submission.copyrightStatement##