MAKNA MAKNA DASAR IMPERATIF LANGSUNG BAHASA JEPANG PADA DRAMA LOVE YOU AS THE WORLD ENDS (君と世界が終わる日に) SEASON 1 KARYA NATSUKO IKEDA EPISODE 1-5
Indonesia
Abstract
Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia sebagai alat komunikasi utama yang memungkinkan individu menyampaikan maksud dan keinginannya kepada orang lain. Dalam komunikasi lisan, penggunaan bahasa tidak hanya terbatas pada struktur formal, tetapi juga mencakup konteks sosial dan tujuan pragmatis. Salah satu bentuk tuturan penting dalam interaksi sehari-hari adalah kalimat imperatif, yaitu tuturan yang bertujuan memengaruhi tindakan mitra tutur. Dalam kajian pragmatik, imperatif perlu ditinjau secara fungsional, karena maknanya dipengaruhi oleh relasi sosial, konteks, dan intensi penutur. Oleh karena itu, kajian terhadap bentuk dan makna imperatif tidak cukup hanya melihat struktur, melainkan juga fungsi sosial dan pragmatisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bentuk serta makna dasar dari kalimat imperatif langsung dalam bahasa Jepang yang terdapat dalam drama Love You as the World Ends (君と世界が終わる日に) season 1 karya Natsuko Ikeda episode 1–5. Kalimat imperatif merupakan bentuk tuturan yang digunakan penutur untuk memengaruhi tindakan mitra tutur, baik dalam bentuk perintah, permintaan, maupun nasihat. Penelitian ini berfokus pada kalimat imperatif langsung yang diungkapkan secara eksplisit.
Teori yang digunakan untuk menganalisis bentuk imperatif mengacu pada pendapat Rahardi (2009), sedangkan untuk menentukan makna dasar tuturan imperatif digunakan teori skala pragmatik dari Kashiwazaki (dalam Roni, 2005), yaitu skala untung-rugi dan skala kemanasukaan (manasuka).
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik simak, catat, dan analisis data berdasarkan konteks tuturan dalam drama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 43 tuturan imperatif langsung yang terbagi dalam beberapa bentuk gramatikal seperti ~ろ, ~な, ~来い, ~え, ~てください, ~ないでください, ~ましょう, ~て, ~ないで, ~てくれ.
Dari segi makna dasar, ditemukan tiga jenis: (1) Perintah sebanyak 21 data, terbagi menjadi dua bentuk: yang menguntungkan penutur dan membebani mitra tutur, serta sebaliknya. (2) Permintaan sebanyak 15 data, yang memberikan ruang manasuka bagi mitra tutur. (3) Nasihat/Rekomendasi sebanyak 7 data, yang bertujuan memberikan manfaat bagi mitra tutur tanpa unsur paksaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk dan makna imperatif sangat dipengaruhi oleh konteks sosial, relasi, dan intensi penutur.
Downloads
Downloads
Published
Issue
Section

