PERKEMBANGAN (MORFO)SINTAKSIS SATUAN LINGUAL DANACH DALAM BUKU NETZWERK A2

  • ARINY TAMARA FIRDAUS

Abstract

Danach merupakan satuan lingual dalam bahasa Jerman yang memiliki ciri khas tersendiri. Satuan lingual tersebut di satu sisi dapat berdiri sendiri, tetapi di sisi lain tidak bisa berdiri sendiri atau digabungkan dengan satuan lingual lainnya. Penggunaan satuan lingual danach dapat ditemui pada teks-teks bahasa Jerman. Dari hasil penjaringan data penggunaan satuan lingual danach banyak ditemukan pada buku “Netzwerk Deutsch als Fremdsprache A2 Arbeitsbuch” (Dengler, 2017) dan “Netzwerk Deutsch als Fremdsprache A2 Kursbuch” (Dengler, 2017). Dalam buku ajar tersebut satuan lingual danach bisa digunakan baik sebagai adverbia maupun konjungtor. Bahasan mengenai fungsi-fungsi tersebut sangat menarik untuk dijabarkan secara terperinci. Lebih menariknya lagi deskripsi mengenai perubahan struktur satuan lingual danach belum dijumpai pada buku ajar tersebut. Oleh karena itu penelitian secara kualitatif ini tidak hanya memfokuskan pada penjabaran ciri-ciri satuan lingual danach sebagai adverbia ataupun konjungtor, melainkan juga pada struktur perkembangan satuan lingual tersebut secara paradigmatis dan sintagmatis. Selanjutnya tahap pengumpulan data juga menempati peranan yang penting dalam tahap penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik catat untuk mengumpulkan penggunaan satuan lingual danach pada teks-teks yang telah diperoleh dari buku tersebut. Setelah tahap pengumpulan data tahap berikutnya adalah tahap analisis. Pada tahap analisis penelitian ini menggunakan teori Nübling (2009) tentang Adverbia dan Konjungtor. Selain itu penelitian ini juga menggunakan teori Gramatikalisasi Henn-Memmesheimer (2006) untuk melihat struktur perkembangan satuan lingual danach dari segi (morfo)sintaksis. Berbasis pada teori Nübling (2009) satuan lingual danach memiliki fungsi sebagai adverbia karena memunculkan ciri-ciri; berupa pronominal adverbia dan memiliki fungsi sebagai tambahan informasi untuk keutuhan suatu kalimat. Selain itu satuan lingual danach berfungsi sebagai konjungtor jika menjadi penghubung antar klausa koordinatif dan dapat diposisikan pada posisi Vorvorfeld dan Nachfeld. Hasil penelitian berikutnya adalah deskripsi dari perkembangan struktur satuan lingual danach. Perkembangan satuan lingual danach sebagai adverbia secara paradigmatis memiliki struktur lama karena satuan lingual tersebut memiliki hubungan tak terbatas dengan satuan lingual lainnya dan dapat disubsitusikan dengan satuan lingual lainnya. Kemudian secara sintagmatis juga memiliki struktur gramatikalisasi lemah jika tidak memiliki ketergantungan pada satuan lingual lainnya, akan tetapi di sisi lain ketika sebagai Ergӓnzung memiliki struktur gramatikalisasi kuat karena memiliki ketergantungan pada satuan lingual lainnya. Serta satuan lingual danach dikatakan sebagai struktur gramatikalisasi lemah karena memiliki kebebasan pola urutan kata. Selanjutnya melalui proses yang sama baik secara paradigmatis dan sintagmatis perkembangan satuan lingual danach sebagai konjungtor memiliki struktur gramatikalisasi kuat. Jika memunculkan ciri memiliki keterbatasan dengan satuan lingual lainnya dan keterbatasan konkurensi, kemudian memiliki ketergantungan pada satuan lingual lainnya, dan memiliki keterbatasan pola urutan kata.

Kata kunci: danach, adverbia, konjungtor, teori gramatikalisasi.
Published
2020-07-06
Section
Articles
Abstract Views: 75
PDF Downloads: 85