ANALISIS SUMBER GEMPA BUMI PADA PROSES DEFORMASI KERAK BUMI YANG BERPOTENSI TSUNAMI 11 MARET 2011 DI LEPAS PANTAI TIMUR PULAU HONSHU JEPANG

  • HANDIKA WIDIARTO

Abstract

Abstrak

Jepang mengalami 20% gempa bumi terbesar di dunia karena secara geografis berada pada paparan pinggiran lempeng benua. Gempa yang sering terjadi di Jepang ini membawa konsekuensi berbagai proses deformasi kerak bumi. Sebagian besar proses ini terjadi pada zona subduksi. Zona tersebut berada pada lantai samudera dengan berbagai mekanisme sumber gempa yang dapat diklasifikasikan menurut kategori korban jiwa yang ditimbulkan secara signifikan. Untuk menganalisis pengelompokan dari mekanisme sumber gempa dilakukan irisan vertikal dari data topografi dan batimetri pada area penelitian. Dalam penelitian ini, telah dilakukan kajian analisis deformasi berdasarkan bencana tsunami yang terjadi di Jepang pada tanggal 11 Maret 2011 yang bertujuan untuk dapat menentukan mekanisme sumber gempa bumi yang berpotensi dapat menimbulkan tsunami serta dapat menentukan ketinggian run up tsunami dan validitasnya berdasarkan mekanisme sumber gempabumi. Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini yaitu daerah kompresi dominan terletak pada bagian barat sekitar plate boundary pulau Honshu. Pada klasifikasi menurut besar magnitudo mainshock yaitu 9,0 SR, diperoleh nilai run up terendah adalah 1,41 meter di prefektur Ibaraki dan nilai run up tertinggi mencapai 20,88 meter tepatnya di daerah Miyako. Pada klasifikasi menurut luasan fault divided, diperoleh rata-rata nilai run up terendah yaitu 6,18 meter dan nilai rata-rata run up tertinggi mencapai 17,19 meter, berdasarkan skala Imamura maka dapat terjadi kerusakan yang signifikan. Tingkat ketinggian rata-rata run up terendah dan tertinggi saat aftershock dengan magnitudo 7.9, 7.7, dan 6.7 adalah 0,26 meter dan 0,48 meter. Berdasarkan skala Imamura, saat gelombang air laut turun drastis hingga mencapai normal saat aftershock maka tidak terjadi kerusakan secara signifikan.

Kata Kunci: Batimetri, run up, fault divided.

 

Abstract

Japan has 20% of biggest earthhquake ever occurred in the world, Geographically, Japan is convergence track of ocean plate boundary. Earthquake that occurred in Japan has consequences of changes in deformation processes that often lead to disastrous earthquake. Most of these processes occurs in subduction zone. The subduction zone is located in ocean bottom with different mechanisms of earthquake sources that can be classified by casualties category, catastrophic significantly. To analyze the grouping from earthquake source mechanisms, vertical slice from topography and bathymetry data from observation area. In this case, has done the analysis of deformation process according of Japan tsunami disaster 11 March 2011 which aims to determine the tsunami potential from earthquake mechanism and highest run up and it’s validity. The results of data processing, the dominant compression zone placed in westside plate boundary area of Honshu Island. From 9.0 M mainshock classification, obtained a lowest run up value is 1,41 m at Ibaraki Prefecture and the highest is 20,88 m at Miyako. From fault divided classification, obtained the average of lowest run up value is 6,18 m and the average of highest run up value is 17,19 m. According to Imamura scale, these could be damaged significantly.  The average heights of run up level the lowest and highest when the aftershock with 7.9, 7.7, and 6.7 M is 0,26 and 0,48 meters. According to Imamura scale when the water reaches normal level, damaged does not occurs significantly.

Keywords: bathymetri, run up, fault divided.  

 

Published
2014-08-19
Section
Articles
Abstract Views: 175
PDF Downloads: 394