MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI MADRASAH DINIYAH HIDAYATUL MUBTADIEN (MHM) LIRBOYO KEDIRI

  • ABDULLAH MASUM

Abstract

Pendidikan pondok pesantren memiliki perbedaan dengan pendidikan di sekolah umum, salah satunya adalah manajemen pembelajarannya, yang mempunyai keunikan, menarik, dan satu sisi lebih baik dalam membentuk karakter peseta didik, maka dari itu, perlunya dikaji secara mendalam dan komperehensif dalam sebuah penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendiskripsikan, dan menganalisis perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan usaha-usaha yang dilakukan dalam upaya peningkatan pembelajaran di Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadiien Lirboyo Kediri. Kajian pustaka dalam penelitian ini adalah seputar manajemen, pembelajaran, manajemen pembelajaran, madrasah diniyah, pembelajaran di madrasah diniyah dan manajemen pembelajaran di madrasah diniyah. Penilitian ini menunjukkan bahwa : 1) Perencanaan pembelajaran di akhir tahun dengan membentuk panitia kecil. Silabus disusun oleh wali kelas untuk 1 tahun ajaran, dibagi 3 silabus untuk 3 bulan. Silabus dibuat walikelas dengan arahan pimpinan lembaga. Rancangan Program Pembelajaran (RPP) disusun oleh kumpulan wali kelas pada setiap tingkat. 2) Pelaksanaan Pembelajaran di tingkat persiapan dan dasar dari jam 07.00-11.00 & wajib belajar mulai dari jam 19.00-21.00, dilanjutkan diskusi tentang review materi. Tingkat menengah dan atas, dimulai dari jam 19.00-23.00 dengan jam musyawaroh 02.00-04.00. Nilai yang ditonjolkan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah aspek mental dan karakter. Sistematika program pembelajaran dilakukan secara turun-temurun,  pengajar membaca kitab kemudian didengar dan diperhatikan oleh santri, apabila tidak paham bisa menanyakan di musyawaroh. Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadiien Lirboyo memiliki kurikulum tersendiri dengan patokan yang sudah dirapatkan dengan para pemimpin. 3) Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan 2 kali ujian per semesternya. Meliputi koreksian kitab, hafalan nadzom, dan absensi. Evaluasi ada 2 tahapan jika dilihat melalui semester. Meliputi evaluasi hafalan, pemahaman, dan kemampuan membaca kitab kuning. Selain itu juga ada evaluasi harian yang dilakukan wali kelas. 4) Usaha-usaha yang dilakukan dengan pembenahan program secara teratur dan berjangka menjadi hal yang bisa diupayakan dalam meningkatkan pembelajaran di Madrasah. Beberapa ekstra di antaranya kebebasan ngaji kitab, latihan khitobah,MC, seni musik klasik Islam dll, keunggulan lain yaitu mu’adalah ijazah, dan keberhasilan alumni membangun daerah. Sorogan dari pengajar ke siswa atau santri setidaknya 2-3 kali seminggu. Sistemnya bergiliran, dengan rasio 1: 15 antara guru dan santri.

Kata kunci: Manejemen pembelajaran, pondok pesantren

Published
2017-05-15
Abstract Views: 43