HUBUNGAN ANTARA ETOS KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH DI SMAN SE-KABUPATEN GRESIK

  • NAILI BASHIROH

Abstract

HUBUNGAN ANTARA ETOS KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH DI SMAN SE-KABUPATEN GRESIK

Naili Bashiroh

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

E-mail: bashirohnaili@gmail.com

Muhamad Sholeh

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

E-mail: muhamadsholeh27@yahoo.co.id

 

Abstrak

Etos kerja memiliki hubungan yang sangat penting dengan produktivitas kerja. Seorang pemimpin diharapkan dapat menjaga keseimbangan etos kerja dan produktivitas kerja tenaga administrasi sekolah. Apabila keseimbangan keduanya terjaga dengan baik dan etos kerja terus ditingkatkan maka produktivitas kerja yang dihasilkan oleh tenaga administrasi sekolah cenderung akan meningkat. Tujuan penelitian ini dilakukan, untuk mengetahui tingkat etos kerja Tenaga Administrasi Sekolah di SMAN Se-Kabupaten Gresik, untuk mengetahui tingkat produktivitas Tenaga Administrasi Sekolah, dan untuk mengatahui hubungan antara etos kerja dengan produktivitas kerja Tenaga Administrasi Sekolah di SMAN Se-Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional dengan variabel bebas etos kerja (X) dan variabel terikat produktivitas kerja (Y). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 200 (dua ratus) responden dengan jumlah sampel 133 (seratus tiga puluh tiga) responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket/kuesioner, observasi, dan dokumentasi, dan teknik pengambilan sampel menggunakan area propotional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tenaga administrasi pada SMAN Se-Kabpaten Gresik secara umum memiliki tingkat etos kerja yang agak tinggi dikarenakan memiliki nilai rata-rata atau mean sebesar 146,1 yang mana berada pada skala interval 145-147. Sedangkan tingkat produktivitas kerja tenaga administrasi pada SMAN Se-Kabupaten Gresik memiliki tingkat agak tinggi dalam melaksanakan tugas dimana memiliki nilai rata-rata atau mean sebesar 74 pada skala interval 73-75, dan diperoleh nilai koefisien korelasi product moment sebesar 0,990, dan dapat dikatakan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel yaitu (0,990 > 0,361) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara etos kerja dengan produktivitas kerja.

Kata kunci: Etos kerja, produktivitas kerja tenaga administrasi sekolah

 

 

RELATIONSHIP BETWEEN WORK ETHIC WITH WORK PRODUCTIVITY OF SCHOOL ADMINISTRATOR AT SENIOR HIGH SCHOOL OF GRESIK REGENCY

 

Abstract

Work ethic has a very important relationship with work productivity. A leader is expected to maintain a balance of work ethic and work productivity of school administrator. If the balance of both is well maintained and work ethic always is increased so the work productivity generated by school administrators will tend to increase. Purpose the research was done to know the level of work ethics of School Administrator at senior high school of Gresik Regency, to know the level of productivity of School Administrator, and to know the relationship between work ethic with work productivity of School Administrator at senior high school of Gresik Regency.This research used quantitative approach with correlational research type with independent variable of work ethic (X) and dependent variable of work productivity (Y). The population in this research is (two hundred) respondents and the sample is 133 (one hundred and thirty three) respondents. Data collection techniques used questionnaire, observation, and documentation and technique in this research used the area of ​​ sampling random propotional (random technique. The result of the research showed the administrator at senior high school of Gresik regency generally has a rather high work ethic level because the average value or mean is 146.1 which is on the interval scale 145-147. While the work productivity level of administrator at senior high school of Gresik regency has a high enough level in doing tasks which the mean is 74 on the interval scale 73-75, and the value of product moment correlation coefficient is 0.990, and it can be said that r count bigger than r table that is (0,990> 0,361) so it can be concluded that there is a positive and significant relationship between work ethic with work productivity. Keywords: work ethic, work productivity of school administrator       

 

 

PENDAHULUAN

Keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu lembaga pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang dan menunjukkan aktivitas pendidikan. Potensi yang ada pada setiap SDM harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan menjelaskan bahwa “Tenaga kependidikan diatur mulai dari tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/kota, Kecamatan dan sekolah/lembaga pendidikan” seperti pusat: Kementrian dan Direktorat Jenderal, Provinsi: Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten: Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, Kecamatan: UPTD dan sekolah: Tatausaha sekolah/tenaga administrasi sekolah. Kewenangan setiap tingkat memiliki perbedaan, tugas pokok dan fungsi, namun secara keseluruhan hak dan kewajiban memiliki standar yang sama.

Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) merupakan salah satu dari bagian tenaga kependidikan. Tenaga Administrasi Sekolah sangat diperlukan pada lembaga pendidikan untuk mengatasi pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi sekolah. Diharapkan sumber daya manusia yang ada memiliki etos kerja dan berdaya guna produktivitasnya.

Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah stakeholder yang ada disekolah. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), “Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan”. Selain itu pada pasal 39 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional mengenai pendidik dan tenaga kependidikan menyatakan bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan”.

Tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah Pasal 1 Ayat 1 bahwa, “Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah terdiri dari kepala tenaga administrasi, pelaksana urusan, dan petugas layanan khusus sekolah/madrasah”. Selain itu dalam Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah terdapat cakupan kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi sekolah salah satunya adalah kompetensi kepribadian, yang mana dalam kompetensi tersebut terdapat etos kerja.

Peningkatkan mutu pendidikan ternyata masih banyak menemukan kendala-kendala yang harus segera dicarikan solusi. Dimana kendala tersebut sepertinya luput dari pantauan banyak orang ialah masalah mutu tenaga administrasi sekolah yang belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan. Tapi patut disayangkan, upaya peningkatan mutu dan kompetensi tenaga administrasi sekolah kurang mendapat perhatian dari pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan karena profesi tenaga administrasi dirasa kurang penting. Padahal apabila semua komponen sekolah saling bekerja sama untuk membangun citra sekolah, dengan demikian sekolah tersebut akan menjadi lebih baik.

Untuk menghadapi tantangan yang ada, sekolah memerlukan etos kerja pegawai yang tinggi agar dapat memaksimalkan produktivitas Tenaga Administrasi Sekolah (TAS), dimana produktivitas tenaga administrasi sekolah (TAS) sangat berhubungan dengan etos kerja.

Data pada website Badan Pusat Statistik (BPS) Gresik yang diakses pada tanggal 09/01/2017 pukul 10.52 menjelaskan adanya jumlah sekolah dasar (SD) Negeri sebanyak 389 sekolah dan SD swasta sebanyak 56 sekolah, SMP Negeri sebanyak 33 sekolah dan SMP swasta sebanyak 68 sekolah, SMA Negeri sebanyak 12 sekolah dan swasta sebanyak 38 sekolah, SMK Negeri sebanyak 4 sekolah dan SMK swasta sebanyak 38 sekolah. Sasaran dalam penelitian ini adalah SMAN se-Kabupaten Gresik, dimana jumlah SMAN yang terdapat di Kabupaten Gresik sebanyak 12 SMAN meliputi SMAN 1 Gresik, SMAN 1 Manyar, SMAN 1 Kebomas, SMAN 1 Sidayu, SMAN 1 Dukun, SMAN 1 Cerme, SMAN 1 Balongpanggang, SMAN 1 Menganti, SMAN 1 Kedamean, SMAN 1 Driyorejo, SMAN 1 Wringinanom, SMAN 1 Sangkapura.

Berdasarkan studi pendahuluan bahwa Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di Kabupaten Gresik belum memenuhi kriteria karena didalam rekruitmen Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) bukanlah dari jurusan/bidang yang mengarah kedalam profesi tersebut melainkan kebanyakan tenaga administrasi yang ada tidak sesuai dengan bidang keahliannya, dengan begitu banyak Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) kurang faham dengan apa yang harus di kerjakan sehingga etos kerja para tenaga administrasi sangatlah kurang. Selain itu pengalihan kewenangan pengelolaan SMA/SMK dari kabupaten/kota kepada provinsi tersebut juga akan berdampak kepada penyerahan personil, pendanaan, prasarana dan dokumen, dengan begitu akan timbul masalah-masalah krusial terhadap pelimpahan kewenangan tersebut salah satunya adalah penempatan tenaga kependidikan.

Salah satu tenaga administrasi sekolah mengatakan bahwa pekerjaaan tenaga administrasi sekolah ini sangatlah menyeluruh dalam mengatur administrasi yang ada di sekolah. Akan tetapi faktanya bahwa tenaga administrasi sekolah ini bukan dari tenaga administrasi sekolah sendiri melainkan ada yang bertugas sebagai guru dengan merangkap pekerjaan tenaga administrasi, hal ini  di sebabkan minimnya jumlah tenaga administrasi yang ada di sekolah tersebut. Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) pada SMAN Se-Kabupaten Gresik memiliki pekerjaan yang kompleks sehingga diperlukan etos kerja yang baik dan tinggi untuk mendukung dan meningkatkan serta mempertahankan produktivitas kerja mereka. Penyebab tersebut, antara lain karena tidak sesuai dengan jurusan/bidangnya, lingkungan kerjanya yang membosankan, pekerjaan yang terlalu banyak sehingga pegawai sulit untuk berkonsentrasi mengerjakan pekerjaanya. Berdasarkan pokok pemikiran di atas dapat disimpulkan, bahwa sekolah perlu memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan. Terutama ialah agar tercipta etos kerja yang baik dan tinggi untuk mendukung dan meningkatkan serta mempertahankan produktivitas Tenaga Administrasi Sekolah (TAS). Berkaitan dengan hal ini, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Etos Kerja dengan Produktivitas Kerja Tenaga Administrasi Sekolah di SMA Negeri Se-Kabupaten Gresik”.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana tingkat etos kerja Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) pada SMAN se-Kabupaten Gresik?
  2. Bagaimana tingkat produktivitas kerja Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) pada SMAN se-Kabupaten Gresik?
  3. Adakah hubungan antara etos kerja dengan produktivitas kerja Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) pada SMAN se-Kabupaten Gresik?

 

METODE

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto (2013:27) pendekatan penelitian kuantitatif cenderung menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Penelitian ini mencari gambaran adanya hubungan antara etos kerja dengan produktivitas kerja tenaga administrasi sekolah. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Y

 

X

 

 

 

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian

Sumber: Dokumen Peneliti

Keterangan:

X : Etos Kerja

Y: Produktivitas Kerja Tenaga Administrasi Sekolah (TAS)

 

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Tenaga Administrasi di SMAN se-kabupaten Gresik. Jumlah populasi yang ditetapkan sebagai objek penelitian adalah 200 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan area proportional random sampling berdasarkan rumus Slovin (Riduwan, 2011:63), yaitu:

Perhitungan Sampel:

 

n = 12NN (d)2 +1">

   = 122002000,052+1">

   = 12200200. 0,0025+1">

   = 122001,5">   = 133,3 = 133

Berdasarkan perhitunan di atas, diketahui jumlah sampel yang didapat adalah sebanyak 133 tenaga administrasi sekolah.Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket dengan empat pilihan jawaban yakni: 1) Selalu (SL) = skor 4, 2) Sering(SR) = skor 3, 3) Kadang-kadang (KD) = skor 2, dan 4) Tidak Pernah  (TP) = skor 1.

Pengembangan instrument yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan bantuan program SPSS for Windows 21.0 Version. Peneliti melakukan penyebaran secara acak kepada 133 tenaga administrasi sekolah SMAN se-Kabupaten Gresik. Uji validitas menggunakan rumus analisis Korelasi Product Moment dan rumus Alpha Cronbach pada uji reliabilitas. Instrument dikatakan valid apabilahasil  r ≥ 0.30. . Skala penelitian dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas r>0,6.

Teknik analisis data pada penelitian ini di bagi menjadi tiga yaitu uji persyaratan analisis data, analisis deskriptif dan analisis korelasi. Untuk anlisis deskriptif dengan mennentukan interval dan menentukan mean. Rumus mean adalah sebagai berikut:

 

Me = 12∑fixi∑fi">

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program statistik SPSS for Windows 21.0 Version. Hasil analisis data untuk variabel etos kerja yang meliputi empat kualifikasi diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut, dimana di dapatkan skor tertinggi adalah 156 dan skor terendah adalah 133.  Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui dari 133 responden yang merupakan tenaga administrasi SMAN se-Kabupaten Gresik diperoleh dengan jumlah data 9 responden memiliki nilai sangat tinggi sekali, 22 responden memiliki nilai sangat tinggi, 26 responden memiliki nilai tingi, 26 responden memiliki nilai cukup tinggi, 24 responden memiliki nilai sedang,  15 responden memiliki nilai cukup rendah, 7 responden memiliki nilai rendah, dan 4 responden memiliki nilai sangat rendah dalam etos kerja. Sementara itu untuk mean sendiri dari data yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus yang telah dijelaskan pada bab selanjutnya.

 

Me = 19436 = 146,1 

133

Jadi rata-rata dari nilai etos kerja 133 tenaga administrasi SMAN se-Kabupaten Gresik adalah 146 pada skala interval 145-147, yang mana dapat diartikan bahwa tenaga administrasi sekolah di SMAN se-Kabupaten Gresik secara umum memiliki nilai etos kerja yang cukup tinggi dalam melaksanakan pekerjaan.

Hasil analisis data untuk variabel produktivitas kerja yang meliputi dua kualifikasi diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut, dimana di dapatkan skor tertinggi adalah 84 dan skor terendah adalah  61. Data tersebut dapat diketahui dari 133 responden yang merupakan tenaga administrasi SMAN se-Kabupaten Gresik diperoleh dengan jumlah data 7 responden memiliki nilai sangat tinggi sekali, 20 responden memiliki nilai sangat tinggi, 29 responden memiliki nilai tingi, 27 responden memiliki cukup tinggi, 25 responden memiliki nilai sedang,  14 responden memiliki nilai cukup rendah, 7 responden memiliki nilai rendah, dan 4 responden memiliki nilai sangat rendah dalam produktivitas kerja. Sementara itu untuk mean sendiri dari data yang diperoleh data sebagai berikut:

 

Me =  9842 = 74

133

Jadi rata-rata dari nilai etos kerja 133 tenaga administrasi SMAN se-Kabupaten Gresik adalah 74 pada skala interval 73-75, yang mana dapat diartikan bahwa tenaga administrasi sekolah di SMAN se-Kabupaten Gresik secara umum memiliki nilai produktivitas kerja yang cukup tinggi dalam setiap tugas yang dilaksanakan, untuk itu tenaga administrasi sekolah agar dapat meningkatkan produktivitas kerja yang lebih baik.

Berdasarkan besarnya nilai signifikan variabel etos kerja (X) dengan produktivitas kerja (Y) adalah 0.000 < taraf kepercayaan 0,05 (alpha 5%). Nilai signifikan ini lebih kecil daripada nilai alpha 0,05 dengan demikian H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan positif dan signifikan antara etos kerja (X) dengan produktivitas kerja (Y) tenaga administrasi sekolah di SMAN se-Kabupaten Gresik.

Keberadaan pegawai sangat menentukan jalannya suatu organisasi. Lembaga pendidikan memiliki tenaga administrasi sekolah yang bertugas untuk membantu mengerjakan tugas-tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi sekolah. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada 133 responden yang merupakan tenaga administrasi sekolah SMAN se-Kabupaten Gresik yang meliputi kepala tenaga administrasi, pelaksana urusan, dan petugas layanan khusus sekolah/madrasah diketahui bahwa 9 responden memiliki nilai sangat tinggi sekali, 22 responden memiliki nilai sangat tinggi, 26 responden memiliki nilai tingi, 26 responden memiliki nilai cukup tinggi, 24 responden memiliki nilai sedang,  15 responden memiliki nilai cukup rendah, 7 responden memiliki nilai rendah, dan 4 responden memiliki nilai sangat rendah dalam etos kerja. Rata-rata nilai dari nilai etos kerja 133 tenaga administrasi sekolah di SMAN se-Kabupaten Gresik adalah 146,1 dan nilai tersebut pada skala interval 145-147 yang berarti secara umum memiliki nilai etos kerja yang agak tinggi dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga peneliti menarik kesimpulan bahwa tenaga administrasi sekolah dalam melaksanakan tugas melakukan sepenuh hati dan tidak ada paksaan baik dari lembaga maupun pemimpin lembaga itu sendiri.

Dari hasil penelitian dapat diketahui, bahwa mayoritas tenaga administrasi sekolah memiliki etos kerja yang cukup tinggi. Hal ini tercermin dalam pendapat Ismail (2007:1), “etos kerja ialah suatu sikap jiwa seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan perhatian yang penuh. Maka pekerjaan itu akan terlaksana dengan sempurna walaupun banyak kendala yang harus diatasi, baik karena motivasi kebutuhan atau karena tanggung jawab yang tinggi”.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pula beberapa pendapat mengenai ciri-ciri etos kerja menurut Asifudin (2004, 36-37) bekerja keras, bekerja dengan arif bijaksana, antusias, sangat bergairah dalam bekerja dan, bersedia memberikan pelayanan. Selain ciri-ciri etos kerja secara umum, juga disebutkan ciri-ciri etos kerja bangsa Jepang, yaitu: suka bekerja keras, terampil dan ahli dibidangnya, disiplin bekerja, tekun, cermat, dan teliti, memegang teguh kepercayaan dan jujur, penuh tanggung jawab, mengutamakan kerja kelompok, menghargai dan menghormati senioritas, dan mempunyai semangat patriotisme.

Menurut Asifudin (2004:37), idealisasi kualitas manusia Indonesia disesuaikan dengan dinamika budaya Bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar, antara lain: (a) iman dan taqwa, (b) berkepribadian, tangguh dan mandiri, (c) bekerja keras, (d) disiplin, (e) bertanggung jawab, (f) cerdas, arif bijaksana, (g) terampil, (h) sehat jasmani dan rohani, (i) mempunyai kesadaran patriotisme tinggi.

Etos kerja yang tingi dapat diketahui dari ciri-ciri yang dimiliki individu itu sendiri. Menurut Hasan (Fitria & Mantja, 2003:19), bahwa ciri-ciri seseorang yang memiliki etos kerja adalah: (a) mengembangkan prinsip manajemen professional, (b) memiliki jiwa kepemimpinan, (c) mempertimbangkan keputusan yang diambil, (d) menghargai waktu, (e) selalu berusaha kearah yang lebih baik, (f) memiliki semangat berlomba dalam kebaikan, (g) memiliki semangat untu mandiri, (h) haus untuk memiliki ilmu pengetahuan, (i) tidak cepat puas, tidak mudah putus asa, penuh kesabaran, ulet dan pantang menyerah. Dari beberapa pendapat mengenai etos kerja tersebut, penelitian ini mengukur etos kerja melalui kedisiplinan, semangat kerja, tanggung jawab, serta kerjasama. Hasil penelitian menunjukkan tenaga administrasi sekolah memiliki etos kerja yang cukup tinggi.

Produktivitas tenaga administrasi SMAN se-Kabupaten Gresik kebanyakan berada dalam kategori cukup tinggi, yaitu merupakan hasil pengukuran berdasarkan efetivtas dan efisiensi kerja yang dilaksanakan oleh tenaga administrasi. Pernyataan ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari 133 responden yang merupakan tenaga administrasi sekolah di SMAN se-Kabupaten Gresik dapat diketahui bahwa 7 responden memiliki nilai sangat tinggi sekali, 20 responden memiliki nilai sangat tinggi, 29 responden memiliki nilai tingi, 27 responden memiliki cukup tinggi, 25 responden memiliki nilai sedang,  14 responden memiliki nilai cukup rendah, 7 responden memiliki nilai rendah, dan 4 responden memiliki nilai sangat rendah dalam produktivitas kerja, dan nilai tersebut pada skala interval 73-75 yang berarti secara umum menghasilkan nilai produktivitas kerja yang sangat tinggi dalam setiap tugas yang dilaksanakan sehingga tenaga administrasi dapat meningkatkan produktivitas kerja tersebut guna memperoleh hasil kerja yang baik. 

Produktivitas kerja tenaga administrasi sekolah harus dapat dipertahankan serta dapat terus ditingkatkan dan menurut Nawawi (2001:108) “Untuk itu produktivitas kerja lebih ditekankan pada ukuran daya guna dalam melaksanakan pekerjaan, yang menyentuh aspek ketepatan, kecermatan dan sikap terhadap pekerjaan. Ketepatan dan kecermatan dihubungkan dengan keterampilan dan keahlian dalam mempergunakan metode/cara bekerja dan peralatan yang tersedia”.

Demikian pula yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah agar tenaga administrasi sekolah dapat bekerja dengan maksimal, menurut Siagian (2002:10) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah perbaikan terus-menerus dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini merupakan salah satu kiat dalam mengelola organisasi agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Peningkatan mutu hasil pekerjaan berkaitan erat dengan perbaikan terus-menerus ialah peningkatan mutu hasil pekerjaan oleh semua orang dan segala komponen organisasi. Pemberdayaan sumber daya manusia merupakan unsur yang paling strategic dalam organisasi. Karena itu memberdayakan sumber daya manusia merupakan etos kerja yang sangat mendasar yang harus dipegang teguh oleh semua komponen organisasi. Untuk menilai produktivitas kerja tenaga administrasi sekolah dapat diketahui dengan cara melakukan penilaian, penilaian produktivitas dilakukan secara sistematis. Dengan adanya penilaian tersebut akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas kerja tenaga administrasi sekolah.

Menurut Sinungan (2003:16) bahwa “produktivitas bukanlah suatu perhitungan kuantitas tetapi, suatu ratio. Suatu perbandingan dan merupakan suatu pengukuran sistematis dari suatu tingkat efesiensi. Produk berkaitan dengan kuantitas, sedangkan produktivitas berkaitan dengan hasil persatuan dari suatu input (masukan)”.

Danfar (2009) mengartikan, “efesiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan”. Sedangkan Rohman (2010) efektivitas kerja, yaitu: pertama, hasil-hasil yang dicapai oleh suatu organisasi secara keseluruhan dalam periode tertentu. Sebagai perbandingan hasil ini, dapat berupa rencana, kebijaksanaan dan sarana-sarana yang telah ditetapkan sebelumnya. Kedua, kriteria penilaian efektivitas kerja atau efektivitas organisasi, tidak saja menyangkut gejala-gejala dalam lingkup organisasi itu sendiri (hasil dalam lingkup internal organisasi atau hasil-hasil yang materil tapi berlaku untuk semua sasaran baik itu di luar organisasi atau yang non-materil).

Salah satu pendapat yang menjadikan peneliti memiliki keyakinan untuk menilai serta mengukur tingkat produktivitas kerja tenaga administrasi sekolah di SMAN se-Kabupaten Gresik sebagai berikut, Dewan Produktivitas Nasional (Ndraha, 2002:44)” mendefinisikan produktivitas sebagai suatu sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini (harus) lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini”.

Etos kerja dan produktivitas kerja memiliki hubungan yang sangat erat karena etos merupakan totalitas kepribadian diri serta cara mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna terhadap suatu pekerjaan dan tugas yang dimiliki, serta mengerjakannya secara optimal. Sedangkan produktivitas merupakan sejumlah hasil kerja yang dapat diamati dan dihitung dari setiap pegawai dalam suatu waktu tertentu.

Temuan penelitian menjukkan bahwa etos kerja memiliki hubungan yang sangat erat dengan produktivitas kerja yang sesuai dengan angket penelitian yang disebarkan kepada 133 tenaga administrasi sekolah di SMAN se-Kabupaten Gresik. Hasil dari penelitian menujukkan bahwa adanya hubungan antara etos kerja (X) dengan produktivitas kerja (Y). Hasil menujukkan bahwa dapat diketahui korelasi antara etos kerja (variabel X) dengan produktivitas kerja (variabel Y) memiliki nilai korelasi sebesar 0,990 yang dapat dikategorikan sangat kuat yang terdapat pada pedoman interprestasi terhadap koefisien korelasi dengan signifikasi 0.000 < 0,05 yang berarti dari kedua variabel tersebut  terdapat korelasi yang signifikan.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu dari Ade Nasrun (2011) yang menyebutkan bahwa etos kerja dan sikap amanah mempengaruhi kinerja guru dapat disimpulkan bahwa analisis regresi berganda menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan dengan nilai kontribusi independent variable terhadap dependent variable sebesar 79,4 % dan sisanya 20,6% berasal dari variabel atau faktor lain dengan taraf siginifikan sebesar 5 % atau 0,05.

Kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan pada sebelumnya Ida Husni (2014) bahwa terdapat hubungan antara etos kerja dengan kinerja guru, dengan koefisien korelasi antara etos kerja dengan kinerja guru adalah signifikan r hitung: 0,35  > r tabel: 0,306  dan hasil t hitung > t tabel yaitu 3,61 > 2,61 taraf signifikan 0,05 dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian Vyo Sandra Suseno dan Mifathul Munir (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja dan produktivitas kerja karyawan di PT. Gudang Garam Tbk dengan  nilai  r hitung 0,761  >  r tabel  0,195. Nilai  Sig.  0,00<  taraf  signifikansi 0,05, sedangkan R² = 0,579.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa etos kerja dengan produktivitas kerja tenaga administrasi sekolah di SMAN se-Kabupaten Gresik memiliki hubungan yang positif. Hasil penelitian yang dilakukan ini sejalan dengan teori dan penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan..

PENUTUP

 

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan etos kerja dengan produktivitas kerja tenaga administrasi sekolah di SMAN se-Kabupaten Gresik dapat disimpulkan bahwa: 1) Etos kerja tenaga administrasi sekolah pada SMAN se-Kabupaten Gresik berada pada kategori cukup tinggi yang mana diukur dari segi semangat kerja, tanggung jawab, disiplin kerja dan kerjasama dengan rekan kerja lainnya, 2) Produktivitas kerja tenaga administrasi sekolah pada SMAN se-Kabupaten Gresik berada pada kategori cukup tinggi yang mana diukur dari segi efektivitas dan efisiensi kerja yang dimiliki oleh para administrator, 3) Terdapat hubungan yang siginifikan antara etos kerja (X) dengan produktivitas kerja (Y) tenaga administrasi sekolah di SMAN se-Kabupaten Gresik yang memiliki nilai koefisien korelasi 0,990 yang dapat dikategorikan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan siginifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan

 

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran bagi pihak terkait adalah sebagai berikut: 1) Bagi Kepala UPT Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik; sebaiknya rekruitmen peluang kerja tenaga administrasi sekolah dari jurusan/bidang yang mengarah kepada profesi tersebut bukan dari jurusan lain, hendaknya memantau dan memperhatikan kerja tenaga administrasi sekolah serta memberikan motivasi kerja agar dapat mempertahankan bahkan meningkatkan etos kerja yang dimiliki dan mempertahankan serta meningkatkan hasil produktivitas dalam segala aktivitas kerjanya. 2) Bagi Kepala Sekolah Menengah Atas se-Kabupaten Gresik, hendaknya selalu memberikan motivasi atau dukungan terhadap semua administrator untuk mempertahankan dan meningkatkan potensi yang dimiliki dalam melaksanakan suatu pekerjaan sehingga etos kerja dan produktivitas kerja yang dihasilkan terus meningkat. 3) Bagi Tenaga Administrasi Sekolah, hendaknya meningkatkan etos kerja yang dimiliki, serta terus meningkatkan hasil produktivitasnya. Selain itu diharapkan mengikuti perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi yang berkembang dengan sangat cepat. 4) Bagi Peneliti lain, sebagai acuan untuk melakukan penelitian tentang manajemen sumber daya manusia dan profesi kependidikan, mendorong peneliti lain untuk melakukan penelitian tentang kegiatan sumber daya manusia secara lebih mendalam dan sebagai bahan refrensi.

 

Daftar Pustaka

Asifudin, A. 2004. Etos Kerja Islami. Surakarta: Muhammadiyah University Press

 

Danfar. 2009. Pengertian Efisiensi, (Online), (http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efsiensi/), diakses 20 Januari 2017 Pukul 08.55

Fitria, T, & Mantja, W. 2003. Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Menurut Persepsi dan Etos Kerja Guru. Jurnal Manajemen Pedidikan, 19 (1): 13-27

Ismail. 2007. Etos Kerja. (Online). (http://hbis.wordpress.com/2007/11/27/etos-kerja/html), diakses 22 Januari 2017 Pukul 09.05

 

Nawawi, H. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada: University Press

 

Ndraha, T. 2002. Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta

Rohman, H. 2010. Pengertian Efektivitas Kerja, (Online), (http://hipni.blogspot.com/2010/09/pengertian-efektivitas-kerja.html), diakses 22 Januari 2017 Pukul 10.03

 

Siagian, S. P. 2002. Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

 

Sinungan. 2003. Produktivitas: Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bina Aksara

 

 

 

 

Published
2017-07-17
Abstract Views: 143
PDF Downloads: 51