PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM MULTIMEDIA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 BUDURAN SIDOARJO.

  • DINA HARIANI

Abstract

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM MULTIMEDIA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 BUDURAN SIDOARJO.

Dina Hariani

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

E-mail: Miroslef21@gmail.com

 

Erny Roesminingsih

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

E-mail: erny_roes@yahoo.com

Abstrak

Peningkatan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh sarana dan prasarana, termasuk sarana dan prasarana laboratorium multimedia untuk membantu pengembangan kompetensi siswa multimedia. Keterkaitan itu membuat sarana dan prasarana laboratorium multimedia perlu untuk dikelola dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa dalam pembelajarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis; 1) perencanaan pengelolaan laboratorium multimedia; 2) perawatan laboratorium multimedia; dan 3) penggunaan sarana dan prasarana laboratorium multimedia dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, waka sarana dan prasarana, ketua jurusan multimedia, pengelola laboratorium multimedia, guru dan siswa multimedia. Analisis data dilakukan dengan melakukan kondensasi, menyajikan data, dan melakukan verifikasi, kemudian menarik kesimpulan. Uji keabsahan data dengan menggunakan uji kredibilitas, uji transferabilitas, uji dependabilitas dan uji konfirmabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kegiatan perencanaan pengelolaan laboratorium multimedia meliputi (a) kegiatan perencanaan alat dan bahan; (b) perencanaan tata letak; (2) perawatan laboratorium multimedia meliputi (a) kegiatan perawatan pasif dan (b) perawatan aktif. Kegiatan perawatan pasif terdiri dari perawatan fisik dan elektrikal, sedangkan perawatan aktif terdiri dari perawatan operating system dan non operating system; (3) penggunaan laboratorium multimedia dalam meningkatkan prestasi belajar siswa memperhatikan beberapa hal; (a) tata tertib; (b) standar operasional prosedur; (c) jadwal penggunaan. Laboratorium multimedia digunakan untuk kegiatan proses pembelajaran, penyelesaian tugas, persiapan lomba, dan lain sebagainya.

Kata Kunci: pengelolaan sarana dan prasarana, laboratorium multimedia

 

MANAGEMENT OF FACILITIES AND INFRASTRUCTURE MULTIMEDIA LABORATORY TO IMPROVE STUDENT ACHIVEMENT IN SMK NEGERI 2 BUDURAN SIDOARJO.

Abstract

The improvement student learning achievement is influenced by facilities and infrastructure; including facilities and infrastructure of multimedia to help the development of multimedia students’ competencies. The linkage makes the facilities and infrastructure of multimedia laboratory needs to be well managed in order to be maximally utilized by students in their learning. The purpose of study is to describe and analyze; 1) planning of multimedia management; 2) multimedia laboratory maintenance; and 3) use of facilities and infrastructure of multimedia laboratory in improving student learning achievement in SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo. This study use qualitative approach with case study research design. Data collection technique using interviews, observation and documentation study. Data sources in this study are principal, deputy head of facilities and infrastructure, head of multimedia department, multimedia laboratory manager, teachers and multimedia students. data analysis by conducting condensation, presenting data, and verifying, then conclusion. Test validity by using credibility test, transferability test, dependability test and confirmability test. The results of this study indicate that: (1) multimedia laboratory management planning activities include (a) activity planning tools and materials; (b) layout planning; (2) multimedia laboratory maintenance include (a) passive care activities and (b) active care. Passive care activities consist of physical  and electrical maintenance, while the active care consist of operating system maintenance and non operating system; (3) the use of multimedia laboratory in  improving students learning achievement focus on several things; (a) code of conduct; (b) standard operating procedures; (c) usage schedule. Multimedia laboratory is used for learning process activities, completion of tasks, preparation of the competition, and etc.

Keywords: Management of facilities and infrastructure, multimedia laboratory

 

PENDAHULUAN

Bentuk perdagangan bebas di era global ini membawa dampak bagi Indonesia untuk harus mempersiapkan pengembangan sumber daya manusia yang berkompeten dan produktif. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai pendidikan vokasional tingkat menengah yang menyiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang terampil, produktif dan memiliki keahlian yang handal di bidangnya memiliki peran besar dalam merencanakan dan menciptakan sumber daya manusia yang profesional, produktif dan berdaya saing internasional.

Beban pendidikan yang di emban oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tersebut menuntut sekolah untuk dapat melakukan pemenuhan sarana dan prasarana pendukung pencapaian pembelajaran siswa. Hal tersebut bertujuan untuk mengupayakan peningkatan prestasi belajar siswa sehingga dapat menciptakan sumber daya manusia yang produktif dan terampil, salah satunya yaitu laboratorium multimedia. Ruang praktik program keahlian multimedia (laboratorium multimedia) adalah ruang yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: mengembangkan basis data, animasi, web design dan program web, software digital audio video, operasional pembuatan grafis, perekaman gambar dan suara (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 tahun 2008).

Pencapaian pembelajaran siswa tidak hanya sampai pada pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan, namun juga perlu untuk melakukan pengelolaan yang baik agar sarana dan prasarana tersebut dapat berfungsi secara terus menerus. Berdasarkan hal tersebut, jika fasilitas atau sarana dan prasarana tersebut tidak dikelola dengan baik, maka fasilitas sarana dan prasarana laboratorium tersebut tidak dapat digunakan secara maksimal dalam membekali keterampilan dan potensi siswa dalam mencapai tingkat prestasi belajar mereka. hal tersebut juga disampaikan oleh Lumpkin (Rahayu, 2015: 127) bahwa keberadaan sarana dan prasarana dalam keadaan menarik, bersih, fungsional dan nyaman dapat berpengaruh terhadap prestasi yang akan dihasilkan oleh siswa.

Pengelolaan laboratorium memiliki keterkaitan dalam pencapaian hasil belajar siswa, karena dengan pengelolaan yang baik, maka penyediaan fasilitas pembelajaran akan dapat dimanfaatkan secara optimal. namun kenyataan dilapangan sangatlah berbeda. Pengelolaan laboratorium kurang mendapatkan perhatian. Hasil laporan rapat tinjauan manajemen mengenai rendahnya pengelolaan laboratorium pada tahun 2008 (Yasin, 2010: 1195) mengungkapkan bahwa banyak dijumpai peralatan laboratorium tidak berfungsi dengan baik, peralatan laboratorium tidak cukup, lingkungan laboratorium tidak kondusif untuk belajar dan mengajar serta laboratorium dan keselamatan lokakarya kurang memuaskan.

SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo merupakan sekolah yang memiliki catatan prestasi yang membanggakan, Hal ini dapat diketahui dari catatan data prestasi sekolah dari tahun 2009-2016 yang peneliti dapatkan dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, yaitu memiliki 186 prestasi yang meliputi prestasi tingkat nasional, tingkat provinsi dan tingkat kabupaten. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswanya, sekolah melakukan upaya pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai seperti pemenuhan sarana dan prasarana laboratorium multimedia dengan perawatan yang sangat baik agar alat-alat yang ada didalamnya dapat berfungsi secara terus menerus untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran siswa.

Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium multimedia di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo ini dilakukan dengan sangat baik, mulai dari  kegiatan perencanaan, perawatan dan penggunaan. Kegiatan perencanaan didasarkan atas kebutuhan siswa dengan melalui proses analisis kebutuhan yang panjang agar perencanaan yang dilakukan tepat sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhan. Selain itu kegiatan perawatan yang dilakukan untuk teteap menjaga eksistensi sarana dan prasarana laboratorium multimedia tidak hanya dengan melakukan perawatan aktif tetapi juga dengan perawatan pasif .

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut  :

  1. Perencanaan laboratorium multimedia di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.
  2. Perawatan laboratorium mutimedia di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.
  3. Penggunaan sarana dan prasarana laboratorium multimedia dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.

 

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif  dengan rancangan penelitian studi kasus yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan memperoleh secara jelas gambaran tentang bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium multimedia sehingga dapat menunjang peningkatan prestasi belajar siswa.

Subjek penelitian ini dapat diartikan sebagai informan yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2012:76) yaitu: Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo, Waka Sarana dan Prasarana, Ketua Jurusan Multimedia, pengelola laboratorium multimedia, Guru multimedia, dan Siswa multimedia. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan melakukan beberapa langkah yaitu : Pengumpulan Data, Kondensasi Data, Penyajian Data Dan Verfikasi Data. Selanjutnya, untuk menguji keabsahan data yang diperoleh di lapangan, penelitian ini menggunakan uji Kredibilitas, Tranferabilitas, Konfirmabilitas, Dan Dependabilitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan temuan data di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo, sesuai dengan fokus penelitian  menunjukkan bahwa 1) perencanaan laboratorium multimedia meliputi a) perencanaan alat dan bahan yang didasarkan dari hasil analisis dan evaluasi diri sekolah, b) perencanaan tata letak, 2) perawatan laboratorium multimedia meliputi a) perawatan pasif yang berupa perawatan fisik dan elektrikal b)perawatan aktif yang terdiri dari perawatan operating system dan non operating system. 3) penggunaan sarana dan prasarana laboratorium multimedia dalam meingkatkan prestasi belajar siswa dengan memberikan fasilitas senyaman mungkin untuk memfasilitasi kebutuhan belajar siswa dengan memperhatikan tata tertib, standar operasional prosedur dan jadwal penggunaan laboratorium multimedia.

HASIL PENELITIAN

  1. Perencanaan Laboratorium Multimedia di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.

a)       Perencanaan alat dan bahan

Proses perencanaan alat dan bahan dilakukan berdasarkan dari hasil analisis kebutuhan dengan meminta masukan dari guru-guru multimedia dengan melihat silabus pembelajaran yang akan ditempuh dan selain itu, hasil analisis kebutuhan juga didapatkan dari hasil evaluasi diri sekolah untuk mengetahui alat-alat yang diperlukan sesuai tuntutan perkembangan zaman. Setelah kegiatan analisis dilakukan maka ketua jurusan akan mengecek barang apa saja yang ada dan tidak di dalam laboratorium multimedia atau mungkin sudah ada, namun perlu untuk ditambahkan jumlahnya. Selanjutnya, hasil dari serangkaian proses tersebut diatas akan diajukan pada waka sarana dan prasarana. Namun, selain kegiatan pengadaan, kegiatan perencanaan juga dilakukan dengan menyesuaikan alat-alat yang sudah ada dengan kebutuhan pembelajaran sesuai permintaan guru

b)       Perencanaan tata letak

Perencanaan tata letak dilakukan berdasarkan dari hasil musyawarah dari pihak pengelola dan beberapa guru. Tata letak yang digunakan laboratorium multimedia SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo adalah tata letak jenis leter U atau menyamping karena tata letak jenis tersebut dapat memudahkan guru dalam pengawasan pada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan untuk alat-alat penunjang laboratorium multimedia diatur berdasarkan jenis alat. Untuk alat penunjang berbasis digital, diletakkan pada lemari kaca dan untuk alat penunjang lainnya ditempatkan pada tempat penyimpanan.

  1. Perawatan laboratorium multimedia di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo

a)       Perawatan pasif

1)    Perawatan pasif fisik.

Kegiatan perawatan pasif fisik laboratorium multimedia SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo terkait dengan proteksi debu, temperatur, dan proteksi terhadap goncangan dan asap. proteksi debu, kegiatan yang dilakukan yakni dengan rutin membersihkan debu, sering kali pengelola meminta bantuan kepada siswa-siswa untuk membersihkan disetiap hari jum’at, laboratorium selalu dalam keadaan tertutup dan setiap ruang laboratorium multimedia difasilitasi dengan alat penyedot debu.  Temperatur, untuk mengatur suhu ruangan laboratorium multimedia menggunakan Air Conditioner (AC)dengan suhu sekitar 20-220C. Guncangan dan asap, untuk memproteksi dan meminimalisir adanya guncangan dan asap dari kendaraan yang berlalu lalang di sekitar jalan SMK ini adalah dengan melakukan penanaman pohon-pohon besar yang rindang.

2)    Perawatan pasif elektrikal.

Perawatan elektrikal dilakukan ketika terdapat laporan listrik bermasalah dan dilakukan oleh pihak tenisi sekolah jika pihak teknisi sekolah dapat membenahi, namun jika tidak bisa maka mendatangkan teknisi luar. Kegiatan perawatan yang seringkali dilakukan terkait elektrikal adalah perbaikan atau penggantian alat karena beberapa masalah listrik, yaitu terlalu beratnya beban yang harus ditanggung sehingga Mini Circuit Breaker (MBC) perlu dinaikkan datau diganti, Karena masa penggunaan kabel sehingga kabel perlu diganti. Cara menanggulangi masalah listrik mati atau konsleting, pihak sekolah khususnya pengelola laboratorium multimedia menanggulangi masalah tersebut dengan memasang UPS pada komputer.

 

b)       Perawatan aktif

1)       Perawatan operating system

Perawatan operating system dilakukan tiga bulan sekali, namun terkadang dilakukan perawatan jika terdapat evemt- event yang mengharuskan untuk melakukan perawatan, untuk setiap satu bulan sekali diadakan goes dari virus-virus dan juga terkadang dilakukan perawatan yang bersifat insidental jika terdapat laporan dan keluhan dari para pengguna. kegiatan perawatan operating system yakni berupa menginstal ulang, menghilangkan virus, melakukan update antivirus, mengupgrade komputer dan membuat master dalam satu PC yang terdiri dan OS, aplikasi hingga antivirus yang nantinya akan dikemas dalam harddisk eksternal, kita masukkan setiap CPU.

2)       Perawatan non operating system

perawatan non operating system meliputi pembersihan debu dengan kuas, vacum cleaner, dan penghapus pensil untuk pembersihan pada memori dan juga melakukan lepas pasang perangkat komputer.

 

  1. Penggunaan sarana dan prasarana laboratorium multimedia dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.

laboratorium multimedia digunakan dalam  kegiatan pembelajaran, digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas, menyiapkan untuk kegiatan lomba, untuk menyalurkan hobi, menambah kompetensi siswa dan lain sebagainya. SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo sangat menganggap penting laboratorium multimedia dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, karena dengan adanya sarana dan prasarana laboratorium multimedia siswa dapat menambah kemampuannya dengan memanfaatkan beberapa fasilitas sarana yang ada di dalamnya, selain itu, bagi siswa yang tidak memiliki komputer atau leptop dengan spek yang tinggi tidak aka mengalami kesulitan karena sekolah telah memfasilitasi sarana dan prasarana tersebut dalam laboratorium multimedia sehingga secara tidak langsung, sarana dan prasarana laboratorium multimedia memiliki pengaruh dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam penggunaan laboratorium multimedia yaitu:

a)    Tata tertib

Laboratorium multimedia SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo telah dilengkapi dengan tata tertib, namun tata tertib yang ada di laboratorium multimedia tersebut kurang berpengaruh maksimal. Untuk menyiasati hal tersebut, sering kali guru melakukan pengawasan, menginformasikan dan menegur secara langsung kepada siswa.

b)    Standar operasional prosedur

Sarana dan prasarana laboratorium multimedia SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo telah dilengkapi dengan Standar operasional prosedur (SOP), namun SOP yang ada tidak selalu ditemui di setiap sarana atau alat-alat laboratorium multimedia. Hal tersebut dikarenakan SOP seringkali hilang atas kenakalan para pengguna seperti dikelupas, dicoret-coret dan lain sebagainya. Namun sekolah tetap mengupayakan untuk menempelkan SOP di setiap alat-alat laboratorium multimedia.

c)     Jadwal penggunaan

Jadwal penggunaan laboratorium multimedia telah dimanajemen dengan baik. Pengaturan jadwal penggunaan laboratorium multimedia disesuaikan dengan jadwal pembelajaran yang disusun oleh pihak kurikulum. Sehingga dalam kegiatan penggunaan, pengguna tidak pernah mengalami masalah terkait jadwal penggunaan. Untuk penggunaan diluar pembelajaran, disesuaikan saat laboratorium kosong.

 

PEMBAHASAN

1. Perencanaan Laboratorium Multimedia di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.

Kegiatan perencanaan laboratorium multimedia dilakukan berdasarkan dari hasil analisis kebutuhan dengan meminta masukan dari para guru multimedia dengan melihat beban pembelajaran yang akan ditempuh sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa multimedia. Kegiatan perencanaan pengadaan juga memperhatikan antara jumlah alat yang akan diadakan dengan jumlah siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bafadal (2004:27) yang menyatakan bahwa salah satu prinsip perencanaan perlengkapan sekolah  didasarkan pada analisis kebutuhan melalui studi komprehensif mengenai masyarakat sekolah dan kemungkinan pertumbuhannya, serta prediksi populasi sekolah.

Selain dengan melakukan analisis kebutuhan, kegiatan perencanaan juga didasarkan dari hasil evaluasi diri sekolah ketika mengikuti kegiatan lomba-lomba. Karena selain berkontribusi sekolah selalu melakukan evaluasi  terhadap alat yang telah dimiliki dan masih belum dimiliki untuk diajukan untuk meningkatkan kompetensi siswa multimedia. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Arthur (Sarbini, 2011:13) bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa adanya sekarang (what is) dan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas program dan alokasi sumber.

Kegiatan perencanaan pengelolaan laboratorium multimedia SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo tidak hanya dengan melakukan perencanaan alat dan bahan, tetapi juga melakukan perencanaan tata letak, berdasarkan hasil temuan dilapangan, peneliti mengetahui bahwa kegiatan perencanaan tata letak laboratorium multimedia didasarkan dari hasil musyawarah oleh pihak pengelola laboratorium dengan para guru dengan memperhatikan tingkat kemudahan guru untuk melihat semua siswa dalam satu titik. Hal tersebut sesuai dengan petunjuk teknis oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (2011:14) tata letak komputer amat berpengaruh terhadap proses pembelajaran, sehingga tata letak komputer harus direncanakan sebelumnya. Keberhasilan guru untuk perinspirasi dalam mengajar amat bergantung kepada tata letak komputer.

 

2. Perawatan Laboratorium Multimedia di SMK Negeri 2 Buduran Siodarjo.

Kegiatan perawatan yang baik akan dapat menjamin dan meminimalisir kerusakan sarana-sarana laboratorium multimedia. Hal itu juga sangat diperhatikan oleh pihak pengelola laboratorium multimedia SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Berdasarkan hasil temuan dilapangan, peneliti mengetahui bahwa kegiatan perawatan fisik pasif terkait dengan pengaturan temperatur menggunakan Air Conditioner (AC) dengan suhu sekitar 20-220C. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Luthfi (2014: 23) yang menyatakan bahwa salah satu persyaratan pokok laboratorium multimedia adalah dengan mengatur temperatur ruangan dengan suhu 220C.

 Pengelola laboratorium multimedia selalu melakukan kegiatan perawatan secara rutin. Kegiatan perawatan tidak hanya secara terjadwal, namun juga dilakukan ketika terdapat event-event penting, dan ketika terjadi kerusakan pada alat yang bersifat insidental. Kegiatan perawatan tersebut dilakukan untuk untuk menjaga agar sarana tidak rusak, tetap dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan setiap dibutuhkan, hal tersebut sesuai dengan pendapat Gunawan (Rosivia, 2014: 665) bahwa perawatan adalah kegiatan rutin untuk menjaga agar barang tetap dalam keadaan baik dan berfungsi dengan baik juga. Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014: 27) menjelaskan bahwa perawatan alat laboratorium dimaksudkan sebagai usaha preventif  atau pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik dan siap digunakan.

Perawatan operating system dilakukan tiga bulan sekali, namun terkadang dilakukan perawatan jika terdapat event-event yang mengharuskan untuk melakukan perawatan, untuk setiap satu bulan sekali diadakan goes dari virus-virus dan juga terkadang dilakukan perawatan yang bersifat insidental jika terdapat laporan dan keluhan dari para pengguna. Adapun kegiatan perawatan operating system yakni berupa menginstal ulang, menghilangkan virus, melakukan update antivirus, mengupgrade komputer dan membuat master dalam satu PC yang terdiri dan OS, aplikasi hingga antivirus yang nantinya akan dikemas dalam harddisk eksternal, kita masukkan setiap CPU. Hal tersebut telah sesuai dengan panduan teknis perawatan laboratorium komputer dan multimedia (2011: 19) bahwa perawatan operating system dengan melakukan melakukan backup  data dan file-file penting pada waktu terjadwal, melakukan disk cleanup dengan menghapus semua file temporer, melakukan scandisk, melakukan defregmentasi file dan melakukan checking dan updating antivirus.

Perawatan non  operating system meliputi pembersihan debu dengan kuas, vacum cleaner, dan penghapus pensil untuk pembersihan pada memori dan juga melakukan lepas pasang perangkat komputer. Hasil temuan penelitian tersebut telah sesuai dengan panduan teknis perawatan laboratorium komputer dan multimedia (2011: 19) bahwa perawatan non operating system berupa kegiatan membersihkan debu CPU dan monitor dengan vacum cleaner, membersihkan keyboard dan mouse, membersihkan konektor.

 

  1. Penggunaan Sarana dan Prasarana laboratorium multimedia dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.

Sarana dan prasarana laboratorium multimedia telah digunakan dengan maksimal. Hal ini diketahui bahwa laboratorium multimedia digunakan dalam berbagai kegiatan. Kegiatan penggunaan laboratorium multimedia yang utama yaitu untuk kegiatan pembelajaran. Kegiatan penggunaan lainnya yaitu untuk menyelesaikan tugas-tugas, menyiapkan untuk kegiatan lomba, untuk menyalurkan hobi, menambah kompetensi siswa dan kegiatan lain yang berhubungan dengan kebutuhan individu siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Barnawi (2012: 77) bahwa penggunaan merupakan kegiatan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan untuk mendukung proses pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan.

SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo sangat menganggap penting laboratorium multimedia dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, karena dengan laboratorium multimedia siswa dapat menambah kemampuannya dengan beberapa fasilitas sarana yang ada di dalamnya, dan bagi siswa yang tidak memiliki komputer atau leptop dengan spesifikasi yang tinggi akan sangat terbantu dengan adanya laboratorium multimedia tersebut. hal tersebut sejalan dengan pendapat Helmawati (2014: 199) bahwa faktor yang mempengaruhi belajar terdapat tiga faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal dan pendekatan dalam pembelajaran. Dalam faktor eksternal, alat-alat belajar dapat mempengaruhi seseorang dalam pembelajaran.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Bozkurt (2010: 4587) yang menyatakan bahwa proses pendidikan perlu didukung oleh sarana dan prasarana laboratorium komputer untuk memfasilitasi belajar siswa dan mempermudah keberhasilan belajar siswa dan mempermudah keberhasilan belajar siswa, laboratorium komputer memungkinkan siswa untuk belajar secara individual, memotivasi siswa untuk belajar dan membiarkan siswa memiliki keterampilan manual di lingkungan virtual dengan secara lain. Sementara itu, pendapat lain juga disampaikan oleh Sukor (2010: 1260) yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan mengembangkan kemampuan individu yang baik, sekolah harus memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplorasi dan menemukan pengetahuan sendiri dengan menggunakan sarana komputer. Dalam kegiatan penggunaan, laboratorium multimedia telah dilengkapi dengan tata tertib, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan jadwal penggunaan. Dalam kegiatan penggunaannya, laboratorium multimedia memprioritaskan kegiatan utama yakni berupa kegiatan pembelajaran. Dan untuk kegiatan lainnya menyesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang telah dijadwal. Jadwal penggunaan sarana dan prasarana laboratorium telah dimanajemen dengan baik sehingga tidak pernah terjadi jadwal yang bentrok antara kelas satu dengan kelas yang lainnya. Hal tersebut telah sesuai dengan pendapat Endang Herawan dan Sukarti Nasihin (Barnawi, 2012: 78) bahwa salah hal-hal yang perlu diperhatikan adalah penyusunan jadwal penggunaan harus dihindari benturan dengan kelompok lain.

Hal-hal yang perlu diperhatikan lainnya yakni Standar Operasional Prosedur (SOP) dan tata tertib laboratorium multimedia agar dalam kegiatan penggunaan sarana dan prasarana laboratorium tidak mengalami kesulitan dan terjadi hal-hal yang tidak diingikan. Untuk itu, laboratroium telah dilengkapi dengan tata tertib, adapun isi dari tata tertib tersebut merupakan larangan untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak sarana dan prasarana laboratorium multimedia agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ratna (2013:13) yang menyatakan bahwa suatu laboratorium akan berjalan sesuai dengan perannya bila disertai dengan aturan main yang dituangkan  dalam tata tertib laboratorium, karena tata tertib akan sangat mendukung terhadap keselamatan sendiri, orang lain dan lingkungan serta untuk menunjang kelancaran kegiatan laboratorium.

 

PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebemulnya maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 

  1. Perencanaan laboratorium multimedia sebagai berikut;
  2. Perencanaan alat dan bahan

Perencanaan alat dan bahan didasarkan pada kegiatan analisis kebutuhan dan dari hasil evaluasi diri sekolah. Kegiatan perencanaan tidak hanya dengan melakukan pengadaan namun juga dengan melakukan penyesuaian alat sesuai kebutuhan belajar.

  1. Perencanaan tata letak.

Perencanaan tata letak dilakukan atas hasil musyawarah dari para guru dengan memperhatikan kemudahan tingkat pengawasan dalan kegiatan pembelajaran. Sehingga tata letak yang digunakan adalah tata letak jenis leter U.

  1. Perawatan Laboratorium Multimedia di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.
  2. Perawatan pasif

Perawatan pasif meliputi perawatan fisik dan elektrikal. Kegiatan perawatan pasif fisik terdiri dari kegiatan proteksi terhadap debu, asap guncangan dan pengaturan temperature udara. Sedangkan perawatan pasif elektrikal adalah perawatan mengenai kelistrikan.

  1. Perawatan aktif.

Perawatan aktif terdiri dari perawatan operating system dan non operating system. Kegiatan perawatan yang dilakukan terkait operating system adalah menginstal ulang, menghilangkan virus, melakukan update antivirus, mengupgrade komputer dan membuat master dalam satu PC yang terdiri dan OS, aplikasi hingga antivirus yang nantinya akan dikemas dalam harddisk eksternal, kita masukkan setiap CPU. perawatan non operating system meliputi pembersihan debu dengan kuas, vacum cleaner, dan penghapus pensil untuk pembersihan pada memori dan juga melakukan lepas pasang perangkat komputer.

 

  1. Penggunaan Sarana dan Prasarana laboratorium multimedia dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.

laboratorium multimedia digunakan dalam  kegiatan pembelajaran, digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas, menyiapkan untuk kegiatan lomba, untuk menyalurkan hobi, menambah kompetensi siswa dan lain sebagainya. Terkait dengan hal tersebut, laboratorium multimedia sangat memperhatikan hal-hal seperti tata tertib, standar operasional prosedur dan jawal penggunaan.

 

DAFTAR PUSTAKA 

 

Bafadal, I. 2004. Manajemen perlengkapan sekolah: teori dan aplikasinya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

 

Barnawi dan M Arifin. 2012. Manajemen sarana dan prasarana sekolah. Jakarta: Ar-Ruz Media.

 

Bozkurt, E dan Aslan Ilik. 2010. The effect of computer simulations over students beliefs on physics and physics success. Procedia social and behavioral sciences. Vol 2: hal. 4587.

 

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2011. Panduan teknis perawatan laboratorium komputer dan multimedia. (online). (http://ondoc.logand.com. diunduh pada 21 Desember 2016 pukul 18:48).

 

Helmawati. 2014. Pendidikan keluarga: teoretis dn praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Panduan pengelolaan dan pemanfaatan laboratorium IPA. (online). (www.slideshare.net. Diunduh pada 18 januari 2017 pukul 13.15)

 

Luthfi, l. 2014. Perencanaan dan pengembangan laboratorium program keahlian multimedia SMK. (online). (https://www.academia.edu. Diunduh pada 24 Januari pukul 13.01)

Moleong, L. 2005. Metodologi penelitian kualitatif. bandung: PT Remaja Rosdakarya.

 

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008. Standar sarana dan prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Kejuruan(SMK/MAK.).(online).(pmp.dikdasmen.kemendikbud.go.id. diunduh pada 21 Desember 2016 pukul 19:01).

 

Rahayu, S dan sutama. 2015. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Varia pendidikan. (online). Vol. 27, Nomor 2. (journals.ums.ac.id. di unduh pada 21 Januari 2017 pukul 13.01)

 

Rosivia. 2014. Peningkatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 10 Padang. Jurnal Administrasi pendidikan. (online). Vol. 2 Nomor 1. (ejournal.unp.ac.id. Diunduh pada 21 januari 2017 pukul 11.15).

 

Sarbini dan Neneng lina. 2011. Perencanaan pendidikan. Bandung: Pustaka setia.

 

Sukor, Nur Suhaidah, et al. 2010. Students achivement of Malaysian 21st century skills in chemistry. Procedia social and behavioral sciences. Vol.9: hal.1260.

 

Yasin, R, et al. 2010. “Developing framework for intellegent laboratory management”. Procedia social and behavior science. Vol. 9: hal. 1194-1195.

 

Published
2017-07-17
Abstract Views: 874
PDF Downloads: 77