MANAJEMEN PROGRAM PENDIDIKAN TERAPAN BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PRODISTIK) BERBASIS KEMITRAAN MAN SIDOARJO-ITS SURABAYA

  • DWI AMALIA HIDAYATI

Abstract

MANAJEMEN PROGRAM PENDIDIKAN TERAPAN BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PRODISTIK) BERBASIS KEMITRAAN MAN SIDOARJO-ITS SURABAYA

Dwi Amalia Hidayati

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

E-mail: dwiamalia27@gmail.com

 

Supriyanto

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

E-mail: priyantounesa@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya angka pengangguran pada lulusan SMA/Sederajat. Hal tersebut dikarenakan minimnya skill yang dimiliki oleh lulusan SMA/sederajat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan terapan bidang teknologi informasi dan komunikasi (prodistik) berbasis kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian studi kasus. Subjek penelitian ini ditentukan secara purposive terdiri dari kepala Madrasah, ketua prodistik ITS, Ketua Prodistik MAN Sidoarjo, Guru, siswa, dan alumni. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data mentah, melakukan kondensasi, menyajikan data, melakukan verifikasi, kemudian menarik kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan melalui uji kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Perencanaan program prodistik dilakukan melalui kesepakatan bersama pembagian peran dan tanggung jawab yang tertuang dalam MoU dan surat perjanjian kerjasama prodistik. 2) Pelaksanaan program prodistik dilakakukan dengan pembagian peran yang seimbang antara MAN Sidoarjo dan ITS Surabaya yakni MAN melaksanakan kegiatan perkuliahan dan ITS melakukan pendampingan. 3) Evaluasi program prodistik dilakukan melalui komunikasi intensif antara MAN Sidoarjo dan ITS Surabaya khususnya untuk mengukur ketercapaian program pada aspek akademik siswa.

 

Kata Kunci: prodistik, kemitraan. 

 

 

MANAGEMENT OF APPLIED EDUCATIONAL PROGRAMS OF INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (PRODISTIK) BASED PARTNERSHIP MAN SIDOARJO-ITS SURABAYA

Abstract

This research is based on the number of unemployment rate in hight school. This is due to the lack of skills prossessed by high school graduates. The purpose of this research to determine the planning, implementation, and evaluation of applied educational programs of information and communication technology (prodistik) based partnership MAN Sidoarjo-ITS Surabaya. This research is a qualitative research using case study design. The subject of this reaserch  is special from the head of Madrasah, the chairman of ITS, the Chairman of Prodistik MAN Sidoarjo, Teachers, students, and alumni. Data collection using interview technique, observation, and documentation. Data analysis was collected raw data, condensing, collecting data, verifying and draw conclusions. Test of the validity of data is done trough a test of credibility, transferability, dependability and confirmability. The results of this reaserch are as follows. 1) the planning of the prodistik program is carried out through mutual agreement and the responsibility contained in the MoU and the cooperation agreement letter. 2) the implementation of the prodistik program done with the dividing of a balanced role between man sidoarjo and ITS Surabaya with MAN lecturing activities and ITS accompaniment. 3) Evaluation of prodistik program is done through intensive communication between MAN Sidoarjo and ITS Surabaya especially to measure the achievement of the program on student academic aspect.

 

Keywords: prodistik, partnership 

 

 

 

 



PENDAHULUAN

          Pendidikan memiliki peran penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Tujuan pendidikan nasional telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1, yang berisi:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

 Salah satu indikator suksesnya lembaga pendidikan adalah kemampuan untuk membekali generasi masa depan dengan keterampilan (skill) yang dapat digunakan untuk merenspon segala perubahan (Asmani, 2009: 20). Hal tersebut mengindikasikan keberhasilan sistem pendidikan dapat dilihat dari kemampuan lembaga sekolah dalam menyiapkan lulusannya agar memiliki hardskill dan softskill yang dapat digunakan untuk bekal lulusan selanjutnya baik bekerja atau melanjutkan pendidikan.

Saat ini sekitar 70 persen siswa membutuhkan pendidikan keahlian yang dapat digunakan untuk hidup, dari total siswa yag bersekolah dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) hanya sekitar 30 persen yang akhirnya melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi dan sisaya lebih memilih untuk bekerja (Asmani, 2009: 28). Sedangkan menurut keterangan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikud) Anies Baswedan (www2.jawapos.com) yang mengakui bahwa tak semua lulusan SMA sederajat bisa meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta “Hanya 60 persen yang bisa melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi.” Beliau menambahkan bahwa mereka yang tidak kuliah memiliki pilihan utama bekerja. Namun, hal itu pun tidak mudah karena lulusan SMA sederajat selama ini dianggap tidak memiliki keterampilan lebih dibanding lulusan SMK. Data kemendikbud menunjukkan, serapan lulusan SMK Sebesar 85 persen (dari total 1.170.748 jumlah lulusan SMK pada tahun 2014), sementara untuk lulusan SMA sederajat, angkanya jauh di bawah itu. Hal tersebut tentunya menjadi masalah besar bagi dunia pendidikan.

                Berdasarkan data badan pusat statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat angka pengangguran terbuka pada bulan Februari sampai Agustus 2016 mengalami peningkatan. Dimana pada bulan Februari tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 5.50 persen, dan mengalami peningkatan pada bulan Agustus 2016 yakni tingkat penggangguran terbuka mencapai 5.61 persen. Data di atas menunjukkan bahwa pengangguran terus mengalami peningkatan, tingginya angaka pengangguran yang terjadi khususnya peningkatan jumlah pengangguran pada jenjang SMA/MA menunjukkan bahwa keberhasilan lembaga pendidikan dalam mencetak lulusan berkualitas dan memiliki daya saing masih kurang berhasil. Faktor lain yang menyebabkan tingginya angka pengangguran pada jenjang SMA/MA adalah kurang adanya relevansi antara lulusan dengan tuntutan dunia kerja yang menuntut adanya penguasaan hardskill dan softskill.

                Lembaga pendidikan khususnya jenjang SMA/MA dituntut untuk lebih inovatif dalam mengelola lembaganya. Bentuk kemandirian yang dapat dilakukan sekolah dalam mengelola lembaganya adalah dengan melakukan kerjasama dengan pihak eksternal. Berdasarkan lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan oleh pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa “setiap sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan, berkaitan dengan input, proses, output dan pemanfaatan lulusan.” Berdasarkan perundang-undangan di atas diketahui bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan lembaga sekolah dapat menjalin kerjasama atau kemitraan dalam mendukung kegiatannya.”

Penelitian yang dilakukan oleh Shofiyah (2014) yang berjudul Pengembangan Madrasah Melalui Program Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia di MTs. Manbaul Ulum Mojopurogede Bungah Gresik, menggambarkan bahwa dengan adanya Program Kemitraan Pendidikan Australia di MTs. Manbaul Ulum mengantarkan Madrasah menjadi lebih bermutu, terlihat dari manajemen madrasah, serta sumber daya manusia. Hal tersebut menunjukkan kemitraan sekolah dan pihak eksternal sekolah merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh lembaga sekolah dalam meningkatkan mutu sekolahnya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di MAN Sidoarjo, diketahui sekolah ini memiliki program unggulan yang merupakan kerjasama antara MAN Sidoarjo-ITS Surabaya. Program tersebut merupakan program pendidikan terapan bidang teknologi informasi dan komunikasi (prodistik) yang bertujuan untuk membekali siswa dalam bidang IT. Dimana bidang IT adalah bidang yang sangat dibutuhkan dalam segala bidang di era sekarang. Keunggulan dari program ini adalah siswa MAN Sidoarjo yang mengikuti prodistik selain memperoleh ijazah juga akan memperoleh sertifikat prodistik yang dapat digunakan sebagai penunjang dalam dunia kerja. Selain itu melalui program ini telah banyak prestasi yang dilahirkan dari siswa-siswi MAN Sidoarjo di bidang IT, baik antar sekolah dan bahkan sampai tingkat nasional.

 

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Perencanaan program pendidikan terapan bidang teknologi informasi dan komunikasi (prodistik) berbasis kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya;
  2. Pelaksanaan program pendidikan terapan bidang teknologi informasi dan komunikasi (prodistik) berbasis kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya;
  3. Evaluasi program pendidikan terapan bidang teknologi informasi dan komunikasi (prodistik) berbasis kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya.

 

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan memperoleh secara jelas gambaran tentang bagaimana manajemen program pendidikan terapan bidang teknologi informasi dan komunikasi (prodistik) yang dilakukan secara bermitra antara MAN Sidoarjo dengan ITS Surabaya, sehingga tujuan dari program prodistik ini dapat tercapai dan menjadi program unggulan MAN Sidoarjo.

Subjek penelitian ini ditentukan secara purposive yang terdiri dari: Kepala Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo, Ketua Prodistik MAN Sidoarjo, Ketua Prodistik ITS, Guru MAN Sidoarjo, Siswa prodistik MAN Sidoarjo, Alumni prodistik MAN Sidoarjo. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, observasi, dan studi dokumentasi, sesuai dengan fokus penelitian.

Teknik analisis data melalui tenik analisis data kualitatif Miles and Huberman (2014: 12) yaitu: pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya untuk menguji keabsahan data yang diperoleh di lapangan, penelitian ini menggunakan uji kredibilitas, transferabilitas, dependabiitas dan konfirmabilitas.

 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan temuan data di lapangan Manajemen Program Pendidikan Terapan Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Prodistik) Berbasis kemitraan MAN Sidoarjo ITS Surabaya menunjukkan bahwa, 1) perencanaan progam prodistik berbasis kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya meliputi perencanaan desain program prodistik, perencanaan implementasi program prodistik; 2) pelaksanaan program prodistik berbasis kemitraan MAN Sidoarjo ITS Surabaya meliputi bentuk kegiatan prodistik, faktor pendukung program prodistik, faktor penghambat program prodistik, peran pimpinan; 3) evaluasi program prodistik berbasis kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya meliputi bentuk Monitoring program prodistik, pihak yang terlibat dalam kegiatan MonEv prodistik;  aspek yang dievaluasi dari program prodistik; capaian program prodistik.

HASIL PENELITIAN

  1. Perencanaan Program Pendidikan Terapan Bidang Teknologi Infomasi Dan Komunikasi (Prodistik) Berbasis Kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya.

        Perencanaan program prosidtik dilakukan oleh pihak ITS dan MAN Surabaya yang telah disepakati dalam MoU dan Surat Perjanjian kerjasama. Perencanaan program prodistik terbagi menjadi dua, yakni perencanaan desain program yang digagas oleh ketua program prodistik dan TIM prodistik ITS antara lain perumusan kurikulum prodistik, silabus, dan modul; Perencanaan Implementasi program prodistik di MAN Sidoarjo yang meliputi penyiapan sarana prasana, penganggaran, kepengurusan, tenaga pendidik, minat siswa, serta perencanaan rutin kegiatan yang dilakukan setiap semesternya: pendataan siswa, pengaturan kelas, pembuatan jadwal, pengaturan persebaran tutor mengajar.

  1. Pelaksanaan Program Pendidikan Terapan Bidang Teknologi Infomasi Dan Komunikasi (Prodistik) Berbasis Kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya.

        Program prodistik dilaksanakan melalui kegiatan perkuliahan prodistik yang dilaksanakan setiap pulang sekolah yang dilaksanakan seperti ekstrakurikuler, siswa memilih 2 hari dari tiga hari yang disediakan untuk menyelesaikan perkuliahan 5 semester atau 36 SKS pada kurikulum lama yang ditempuh kelas XI dan XII prodistik, serta 25 SKS untuk kurikulum prodistik 2015, selain itu ketika masih ada pelajaran TIK di MAN Sidoarjo kegiatan prodistik pernah diintegrasikan dalam pelajaran TIK; Faktor pendukung program prodistik yakni pimpinan madrasah dan orang tua siswa; faktor penghambat program prodistik adalah dari internal madrasah yakni minimnya dukungan guru, kres dengan ekstra yang lainnya, serta minimnya pendanaan program prodistik di MAN Sidoarjo; Peran pemimpin dalam mengkomunikasikan setiap hambatan sangat diperlukan untuk keberlangasungan program.

  1. Evaluasi Program Pendidikan Terapan Bidang Teknologi Infomasi Dan Komunikasi (Prodistik) Berbasis Kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya.

        Evaluasi program prodistik dilakukan melalui komunikasi intensif antara pihak MAN Sidoarjo Dan ITS Surabaya untuk memantau jalannya program serta mengukur ketercapaian program yang telah disepakati. Bentuk monitoring dan evaluasi yang dilakukan lebih kepada bentuk pemantauan langsung dan tidak langsung, bentuk monitoring langsung yakni dilakukan pihak ITS ketika melakukan kunjungan ke MAN Sidoarjo yakni melalui kegiatan bertanya, atau melihat jalannya program dari tugas akhir siswa, bentuk monitoring tidak langasung adalah dilakukan dengan menelfon atau mengirim pesan pada pihak ITS Surabaya, pihak yang terlibat dalam kegiatan monitoring dan evaluasi antara lain tutor prodistik, Pengurus Prodistik, WAKA, Kepala MAN Sidoarjo dan juga pihak ITS Surabaya. Aspek yang dievaluasi dari program prodistik adalah aspek akademik siswa yang meliputi kemajuan siswa, pembelajan, dan ketepatan dalam membuat tugas akhir;  Melalui program prodistik ini setiap tahunnya meluluskan sekitar 240 siswa MAN Sidoarjo selain itu melalui program ini telah banyak melahirkan prestasi siswa baik antar sekolah maupun tingkat nasional, serta melalui program ini telah meningkatkan citra MAN Sidoarjo dimata masyarakat.

 

PEMBAHASAN 

  1. Perencanaan Program Pendidikan Terapan Bidang Teknologi Infomasi Dan Komunikasi (Prodistik) Berbasis Kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya.

                Perencanaan program prodistik di MAN Sidoarjo dilakukan dengan kerjasama antara madrasah dan lembaga pendidikan tinggi yakni ITS Surabaya sebagai lembaga atau institusi mitra. Kemitraan ini kedua lembaga saling bersinergi guna mewujudkan tujuan bersama yakni memberikan bekal pengetahuan IT lulusan MAN Sidoarjo. Kegiatan perencanaan ini antara MAN Sidoarjo dan ITS Surabaya saling berbagi peran dan tanggung jawab masing-masing yang telah dituangkan dalam MoU dan Surat perjanjian kerja sama. Hal ini sejalan dengan pendapat Jones (2015: 110) menyebutkan “Pengaturan kemitraan perlu dinegosiasikan secara hati-hati untuk menanggung semua pemangku kepentingan untuk membangun pemahaman bersama mengenai peran masing-masing, dimana kejelasan tujuan sangat diperlukan pada tahap konseptualisasi." Berdasarkan hal tersebut perencanaan program prodistik dilakukan melalui kesepakatan dimana masing-masing pihak dalam perencanaan kegiatan ini memiliki dasar tujuan yang jelas, serta pembagian peran diantara kedua belah pihak. Yang diuraikan pada pembahasan temuan di bawah ini.

                Prodistik ini di gagas oleh Ibu Ismaini Zain selaku ketua prodistik ITS. Tujuan dari program ini adalah memberikan skill IT kepada lulusan MAN agar ilmunya dapat digunakan dimanapun lulusan itu berada. MAN Sidaorjo selaku lembaga mitra merasa perlu bekerjasama dengan ITS mengingat bidang TIK merupakan bidang yang sangat dibutuhkan di era sekarang apalagi sejak ada wacana penghapusan pelajaran TIK. Perencanaan program prodistik sejalan dengan pendapat Terry (2013: 46) menjelaskan bahwa “perencanaan merupakan pemilihan dan menghubungkan fakta, menggunakan asumsi-asumsi tentang masa depan dalam membuat visualisasi dan perumusan kegiatan yang diusulkan dan memang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.” Berdasarkan hal tersebut perencanaan program prodistik ini menunjukkan bahwa program ini direncanakan melalui data dan fakta yang jelas, dan direncanakan dengan memiliki tujuan yang jelas yakni mencetak lulusan yang memiliki pengetahuan di bidang IT yang sangat diperlukan di era sekarang.

                Perencanaan program prodistik diawali dari perencanaan kurikulum prodistik merupakan kurikulum yang dibuat oleh ITS surabaya yang mengakomodir kurikulum D1 dengan menggunakan istilah SKS yang kemudian disempurnakan kembali dengan mengubah kurikulum 2015 sekaligus mengadopsi kurikulum 2013 yang tanpa TIK, Kemudian memiliki 25 SKS. Pihak MAN Sidoarjo sebagai lembaga mitra tetap memiliki keleluasaan penuh dalam mengembangkan kurikulum yang telah di buat oleh ITS Surabaya namun tidak keluar dari aturan yang telah dibuat. Ciri-ciri kemitraan yang dilakukan oleh MAN Sidoarjo-ITS Surabaya mengarah pada kemitraan generatif. Hal ini sejalan dengan Jones (2016: 115-116) yang menyatakan bahwa “model Generative Partnership (Kemitraan generatif) dicirikan oleh mitra responsif untuk kebutuhan satu sama lain dan penyesuaian atau pengembangan program selanjutnya.” Hal ini menunjukkan dari kerjasama antara madrasah dan lembaga mitra  saling memberikan keleluasaan dalam merencanakan program, khususnya dalam mengembangkan kurikulum prodistik yang ada.

                Perencanaan teknis kegiatan di lapangan dilakukan oleh MAN Sidoarjo yakni dengan melalui penyiapan pembiayaan program merupakan aspek penting untuk keberlangsungan suatu program, sumber pendanaan program prodistik MAN Sidoarjo sendiri diambilkan dari SPP siswa yang dibayarkan setiap bulannya melalui bendahara komite dan juga 0,5 % dari DIPA yang kemudian dianggarkan pada RAPBM untuk pembiayaan operasinal program seperti penggajian tutor, membayar dana pada ITS Surabaya selaku lembaga mitra, dan lain sebagainya yang menunjang pelaksanaan program.

                Pembentukan kepengurusan program prodistik ditunjuk langsung oleh pimpinan madrasah dengan mengSK guru-guru MAN Sidoarjo yang dianggap mampu menjalankan tugas pokok divisi prodistik di MAN Sidoarjo, kepengurusan terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan bagian akademik yang akan dilakukan penyegaran kepengurusan setiap tahunnya.  Divisi prodistik memiliki peran dalam mengelola dan mengatur program prodistik di MAN Sidoarjo.

                Sebelum menjalankan program prodistik MAN Sidoarjo harus menyiapkan kelayakan sekolah yang meliputi penyiapan sarana prasarana dalam hal ini adalah menyiapkan kelayakan lab komputer yang merupakan aspek penting dalam pelaksanaan program prodistik di MAN Sidoarjo, selain itu minat siswa juga menjadi aspek penting dimana siswa merupakan sasaran utama yang akan melaksanakan program prodistik di MAN Sidoarjo.

                Perencanaan kegiatan dilakukan oleh MAN Sidoarjo di tiap awal semester, perencanaan tersebut melibatkan pengurus dan tutor prodistik, yang pertaa adalah kegiatan pendataan siswa hal ini dilakukan untuk mendata siswa yang benar-benar ingin mengikuti prodistik, kemudian pengaturan kelas yang terbagi menjadi beberapa kelas dan berbeda dengan kelas pagi, pengaturan jadwal, dan mengatur persebaran tutor ssesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

                Perencanaan program prodistik berbasis kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya ini menunjukkan adanya kerjasama yang saling melengkapi, dimana kedua lembaga ini memliki kepedulian dalam mencapai tujuan bersama, hal ini sejalan dengan (Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2007) “kemitraan bukan sekedar sekumpulan aturan main lebih menunjukkan perilaku hubungan yang bersifat erat antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak saling membantu untuk mencapai tujuan bersama.” Hal ini terlihat pada peran masing-masing, dimana keduanya memiliki peran yang berbeda namun kedua lembaga tersebut saling melengkapi untuk mencapai tujuan yakni memberikan kompetensi IT pada siswa MAN Sidoarjo.

 

  1. Pelaksanaan Program Pendidikan Terapan Bidang Teknologi Infomasi Dan Komunikasi (Prodistik) Berbasis Kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya.

                Pelaksanaan program prodistik di MAN Sidoarjo berawal sejak tahun 2011, dimana program ini merupakan program kemitraan antara MAN Sidoarjo dengan ITS Surabaya untuk membekali siswa MAN Sidoarjo dengan skill IT yang dapat digunakan baik untuk melanjutkan pendidikan atau bekerja dan bahkan berwirausaha. Proses pelaksanaan kegiatan prodistik di MAN Sidoarjo diawali dengan memberikan pelatihan atau ToT (Training of Trainer) pada guru MAN Sidoarjo karena tidak semua guru MAN Sidoarjo ahli di bidang IT, mengingat background guru di MAN Sidoarjo adalah guru agama. Kegiatan ini dilakukan sebelum program prodistik dilaksanakan di MAN Sidoarjo dan akan diberikan sertifikat kompetensi mengajar. hal ini menunjukkan bahwa pihak institusi mitra dan pihak madrasah memiliki perhatian lebih terhadap kualitas pendidik sebelum mengajar prodistik.

                 Pelaksanaan program prodistik di MAN Sidoarjo pernah dilakukan melalui kegiatan intra yakni terintegrasi dengan pelajaran TIK sebelum pelajaran TIK ditiadakan di MAN Sidoarjo, kemudian saat ini prodistik dilaksanakan sebagai kegiatan ekstra berupa perkuliahan rutin yang dilakukan sepulang sekolah dua kali pertemuan dalam satu minggu, Program prodistik dijalankan selama 5 semester dengan beban 36 sks untuk kelas XI dan XII dan 25 SKS untuk kelas X. sementara peran pihak institusi mitra mitra yakni memberikan ToT di awal program, kuliah tamu minimal selama lima semester 1 kali yang berupa pemberian motivasi pada siswa MAN Sidoarjo. Pada pelaksanaanya pihak MAN Sidoarjo dan ITS Surabaya saling bersinergi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Terry (2013: 17) menyebutkan Actuating merupakan “kegiatan yang dilakukan oleh seorang manager untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat dicapai.” Pelaksanaan kegiatan prodistik ini merupakan implementasi dari kegiatan yang telah direncanakan oleh MAN Sidoarjo- ITS Surabaya yang bermitra dalam prodistik ini yang telah dipaparkan pada surat perjanjian kerjasama dalam MoU yang disepakati kedua belah pihak atas pembagian hak dan tanggung jawab diantara keduanya.

                Faktor pendukung kesuksesan pelaksanaan program prodistik adalah bagaimana keberadaan program tersebut didukung salah satunya adalah dukungan pimpinan yang merupakan manajer madrasah, dukungan pimpinan salah satunya melalui penandatanganan legalitas kerjasama, serta dukungan orang tua siswa juga sangat diperlukan mengingat sumber pendanaan program ini adalah berasal dari iuran siswa

                Pelaksanaan kemitraan ini juga terdapat banyak kendala, salah satunya adalah terkait penerimaan program di MAN Sidoarjo, mengingat program ini adalah program kerjasama yang memerlukan pendanaan yang besar, dan tidak semua guru terlibat dalam kegiatan ini sehingga menyebabkan kecemburuan internal, selain itu pelaksanaan kegiatan prodistik yang dilaksanakan seperti ekstra menyebabkan benturan dengan ekstra lain dan kesulitan dalam pengaturan jadwal siswa.

                Peran pemimpin dalam mengkoordinasikan setiap hambatan yang muncul dari pelaksanaan program prodistik merupakan kunci penting dalam keberlangsungan program. Hal ini sejalan Brantas (2009: 5) juga menyebutkan bahwa “Agar proses penggerakan berjalan efektif, merupakan suatu keharusan bagi seorang manajer untuk memahami perilaku manusia, sehingga dapat memimpin organisasi dengan baik, menjalankan komunikasi dengan efektif, dapat memberikan motivasi yang tepat serta dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan bawahan. Berdasarkan pernyataan tersebut diketaui bahwa peran pimpinan madrasah dalam mengkomunikasikan setiap hambatan yang muncul sudah sangat baik, dan mampu menjembatani setiap konflik yang muncul dengan memberikan pengertian dan solusi terbaik dari tiap permasalahan internal.

 

  1. Evaluasi Program Pendidikan Terapan Bidang Teknologi Infomasi Dan Komunikasi (Prodistik) Berbasis Kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya.

                Program prodistik memiliki tujuan untuk membekali siswa ilmu tentang IT sehingga setelah menyelesaikan program prodistik selama 5 semester siswa dapat mengaplikasikan ilmunya dimanapun lulusan itu berada. Untuk melihat pencapaian tersebut dalam perjalanan program ini diperlukan kegiatan pemantauan dan evaluasi sejauhmana program ini berjalan. Hal ini senada dengan pendapat Surachman (Arikunto, 2014: 1) yang menyatakan bahwa “evaluasi sebagai suatu proses menentukan hasil kegiatan yang dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan.”

                Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat secara langsung dengan program prodistik yakni dari pihak MAN Sidoarjo dan ITS Surabaya untuk mengetahui jalannya kegiatan program prodistik. Utamanya pihak yang secara langsung terlibat dalam kegiatan prodistik antara lain tutor melakukan pemantauan kegiatan karena memang sudah merupakan tugasnya untuk memberikan penilaian dalam kegiatan perkuliahan prodistik, pengurus prodistik MAN Sidoarjo dan juga WAKA yang telah terjadwal pada kegiatan piket perkuliahan prodistik setiap harinya yang merupakan tugas dari tupoksinya, dan Kepala Madrasah selaku penanggung jawab program prodistik di MAN Sidoarjo. Pihak pengurus prodistik ITS Surabaya juga terlibat dalam kegiatan monitoring dengan mendapatkan laporan dari pihak MAN Sidoarjo yang memang sudah merupakan tanggung jawab dalam kemitraan ini.  Hasil pemantauan dapat dijadikan bahan informasi bagi pimpinan untuk melihat efektivitas program prodistik. Selain itu bagi lembaga mitra yakni ITS Surabaya dapat dijadikan sebagai bahan pemantauan keberlangsungan program, serta melihat kendala program di lapangan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan pada asek-aspek program yang masih kurang selanjutya.

                Kegiatan monitoring ini dilakukan minimal satu semester satu kali, bentuk monitoring yang dilakukan lebih kepada monitoring langsung maupun tidak langsung untuk mengukur capaian program dan megetahui kendala yang dihadapi. Bentuk monitoring langsung dapat dilakukan dengan kunjungan seperti menyebarkan angket dan juga bertanya secara langsung kepada pihak MAN Sidoarjo terkait pelaksanaan program. sedangkan monitoring tidak langsung dilakukan dengan cara mengirim pesan, maupun telepon pada pihak ITS yang dilakukan pihak MAN Sidoarjo untuk memberikan informasi terkait akademik siswa. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip kemitraan berdasarkan (pusat pengembangan tenaga kependidikan: 2015) yakni “komunikasi/ communication, masing-masing pihak harus mau dan mampu mengkomunikasikan dirinya serta rencana kerjanya sehingga dapat dikoordinasikan dan disinergikan.” Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa dalam kegiatan monitoring, komunikasi antara pihak MAN Sidoarjo dan ITS Surabaya sangat penting untuk mengetahui dan memantau jalannya program prodistik. Dalam hal ini MAN Sidoarjo memberikan laporan kegiatan melalui komunikasi secara intensif dengan lembaga mitranya dalam hal ini ITS Surabaya sehingga kedua lembaga ini dapat mengetahui hambatan apa saja yang terjadi serta memantau keberhasilan program.

                Evaluasi program prodistik dilakukan untuk melihat ketercapaian sasaran yang telah direncanakan sebelumnya. Aspek yang dievaluasi dari program prodistik ini lebih pada aspek akademik yakni kemajuan siswa, pembelajaran, serta pembuatan Tugas Akhir. Melalui ketiga aspek tersebut dapat dilihat apakah tujuan program prodistik ini dapat terealisasikan dengan baik atau tidak di MAN Sidoarjo. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2014:123) tentang sasaran pemantauan: (a) seberapa jauh pelaksanaan program telah sesuai dengan rencana program, (b) seberappa jauh pelaksanaan program telah menunjukkan tanda-tanda tercapainya tujuan program, (c) apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tidak direncanakan, (d) apakah terjadi dampak sampingan yang negatif, merugikan, atau kegiatan yang mengganggu. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa aspek yang dievaluasi dari program prodistik telah sesuai dengan sasaran pemantauan, namun evaluasi program prodistik ini tidak mengukur sejauhmana dampak positif yang dihasilkan dari program prodistik, seperti keterserapan lulusan prodistik.

                Berdasarkan hasil evaluasi program prodistik di MAN Sidoarjo ini setiap tahunnya meluluskan sekitar 240 siswa, melalui program ini telah banyak mencetak siswa yang berprestasi dalam bidang IT sampai tingkat nasional selain itu melalui program ini citra MAN Sidoarjo dimata masyarakat meningkat. Kerjasama yang dilakukan oleh MAN Sidoarjo dengan ITS Surabaya banyak membawa dampak positif bagi MAN Sidoarjo hal ini sejalan dengan pendapat Higgins (2013: 1115) “Collaboration also change our work live.” Melalui kerja sama akan mendorong perubahan dalam suatu organisasi. Melalui kerjasama ini dapat dilihat perubahan yang dialami MAN Sidaorjo, salah satunya adalah program ini telah banyak melahirkan prestasi pada siswa MAN Sidoarjo, selain itu melalui program ini MAN Sidoarjo yang merupakan lembaga pendidikan islam mampu bersaing dengan lembaga pendidikan menengah umum maupun kejuruan dalam bidang IT.

 

PENUTUP

Berdasarkan paparan data dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen program prodistik berbasis kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya adalah sebagai berikut: 

  1. Perencanaan program pendidikan terapan bidang teknologi informasi dan komunikasi (prodistik) berbasis kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya dilaksanakan melalui kesepakatan antara MAN Sidoarjo dan ITS Surabaya. Peran ITS Surabaya dalam perencanaan ini adalah lebih kepada perencanaan desain program prodistik yakni perencanaan kurikulum, melakukan visitasi, sedangkan peran MAN Sidoarjo  dalam perencanaan program ini lebih pada perencanaan teknis dilapangan yakni penyiapan sarana prasarana, minat siswa, juga tenaga pedidik atau SDM, serta pembiayaan program prodistik, dan perencanaan implementasi kegiatan prodistik.
  2. Pelaksanaan program pendidikan terapan bidang teknologi informasi dan komunikasi (prodistik) berbasis kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya merupakan implementasi dari perencanaan yang telah dialkukan. MAN Sidoarjo sebagai pelaksana teknis kegiatan di lapangan yakni berupa kegiatan perkuliahan prodistik dan ITS memberikan kontribusi berupa ToT guru MAN Sidoarjo, kuliah tamu dan upgrading guru. Peran peemimpin dalam mengkoordinasikan kegiatan sangat diperlukan untuk keberlangsungan program.
  3. Evaluasi program pendidikan terapan bidang teknologi informasi dan komunikasi (prodistik) berbasis kemitraan MAN Sidoarjo-ITS Surabaya dilakukan hanya pada aspek akademik yaitu mengukur ketercapaian siswa dalam menyelesaikan program prodistik yang dilakukan minimal satu kali dalam satu semester. Pihak MAN Sidoarjo dan ITS Surabaya saling berkomunikasi untuk melihat keberlangsungan program ini. Pihak MAN Sidoarjo dan ITS memantau dari aspek pembelajaran, kemajuan siswa, dan ketepatan dalam pembuatan tugas akhir yang dilaporkan pada pihak ITS minimal satu semester satu kali.

 

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, suharsimi dan cepi safruddin abdul jabar,           M.Pd. 2014. Evaluasi  Program  Pendidikan.               Jakarta: Bumi Aksara.

 

Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. “Sekolah Life       Skills”lulus siap kerja. Jogjakarta:  Diva Press.

 

BPS. Data Pengangguran Terbuka Menurut          Pendidikan Tertinggi yang                 Ditamatkan          1986 – 2016. www.bps.go.id. Diakses pada 22          Desember 2016

 

Brantas. 2009. Dasar-dasar Manajemen. Bandung:           Alfabeta.

 

Dirjen pendidikan dasar dan menengah. 2007.    Petunjuk Teknis Pemberdayaan Komite Sekolah         Tahun 2007-2009. Jakarta: Departemen Pendidikan  Nasional.

 

Higgins, Andrea (et. Al). 2013. Creating the future              teacher education together: the       role of    emotionality in university-school partnership.     Journal Teaching and Educational Leadership.          Vol 93, Page 1110-1115.

 

Jones, Mellita (et. Al). 2016. Successful university-              school partnerships: An interpretive framework          to inform partnership practice. Journal         Teaching               and teacher. Vol 60, Page 108-120.

 

Miles and Huberman. 2014. Qualitative Data      Analysis (A Method Source Book). United State           of            America: Sage Puplication, Inc.

 

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19              Tahun 2007. Standar Pengelolaan Pendidikan             Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.

 

Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan           Pengembangan Sumber Daya Manusi. 2015.               Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Dalam        Mengelola Implementasi Kurikulum Kemitraan            Sekolah Dengan Pihak Eksternal. Pendidikan Dan           Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian                 Pendidikan Dan Kebudayaan.

 

Shofiyah. 2014. Pengembangan Madrasah Melalui            Program Kemitraan Pendidikan Australia      Indonesia Di MTs. Manbaul Ulum              Mojopurogede Bungah Gresik. Jurnal Review              Pendidikan Islam. Volume 01, Nomor 02.

 

Terry, George R. 2013. Prinsip-prinsip Manajemen.           Jakarta: Bumi Aksara.

 

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang                sistem     pendidikan nasional.          http://sindikker.dikti.go.id .

 

 

Published
2017-07-17
Abstract Views: 160
PDF Downloads: 127