MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN MINAT PESERTA DIDIK BARU DI SMKN 5 BOJONEGORO

  • Nova Lintya Prahastiwi

Abstract

MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN MINAT PESERTA DIDIK BARU DI SMKN 5 BOJONEGORO

Nova Lintya Prahastiwi

Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Surabaya

Email: novalintya58@gmail.com

 

Muhamad Sholeh, M. Pd

Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Surabaya

Email: muhamadsholeh27@yahoo.co.id

Abstrak

Humas sekolah berperan dalam membantu sekolah dalam menghubungkan antara pihak sekolah dengan masyarakat,  dimana humas sangat berperan aktif dalam meningkatkan minat peserta didik baru. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menjelaskan; 1) Perencanaan humas dalam meningkatkan minat peserta didik baru, 2) Pelaksanaan humas dalam meningkatkan minat peserta didik baru, 3) Evaluasi humas dalam meningkatkan minat peserta didik baru, 4) Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, 5) Upaya yang ditempuh dalam mengatasi hambatan manajemen humas. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan humas dalam meningkatkan minat peserta didik baru dengan membangun brand sekolah, promosi kepada masyarakat, promosi ke sekolah-sekolah, meningkatkan prestasi siswa, dan membangun jejaring dengan DUDI, (2) Pelaksanaan humas sudah sesuai dengan perencanaan dimana dalam pelaksanaan kegiatan semua unsur yang ada di sekolah ikut serta dalam pelaksanaan pendidikan untuk meningkatkan minat peserta didik baru, (3) Evaluasi humas dalam meningkatkan minat peserta didik baru dilakukan secara berkesinambungan setelah program berlangsung, mengevaluasi kendala kegiatan serta mencari solusi, (4) Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu masyarakat cukup tertarik untuk mendaftarkan putera-puterinya di SMKN 5 Bojonegoro yaitu pada jurusan Teknik Pemboran Minyak dan Gas (TPMG) serta Teknik Energi Terbarukan (TET). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa dengan adanya manajemen hubungan masyarakat di SMKN 5 Bojonegoro dapat meningkatkan citra sekolah serta dapat meningkatkan minat peserta didik baru untuk mendaftarkan diri di SMKN 5 Bojonegoro.

Kata kunci: manajemen humas, peningkatan minat peserta didik baru. 

 

PUBLIC RELATION MANAGEMENT IN EFFORT TO IMPROVE NEW STUDENTS’ INTEREST IN SMKN 5 BOJONEGORO 

Abstract

The role of school’s public relation department is to help school in connecting it to the society that it actively improves interest of new students. This study aims to figure out and explain the following: 1) Public relation planning in improving new students’ interest; 2) The implementation of public relation department in improving new students’ interest; 3) Evaluation of public relation in improving new students’ interest; 4) People’s participation in education; 5) Efforts taken to solve problems in public relation management. The method of this study is qualitative method with case study approach. The data for this study was collected through interviews, observations, and documentation. The result of this study shows that: (1) Public relation planning in improving new students’ interest is by branding the school, promoting the school to people, promoting to other schools, improving students’ achievements, and building network using DUDI; (2) Public relation implementation has fulfilled the plan in which all elements at school join the education implementation in improving new students’ interest; (3) Public relation evaluation in improving new students’ interest was done continuously after the programme was held, evaluating obstacles and finding solutions; (4) From people’s participation in education implementation, it is known that people were quite interested in registering their children at SMKN 5 Bojonegoro for Oil and Gas Drilling Engineering and Renewable Energy Engineering courses. The conclusion from this research is with the existence of public relations management in SMKN 5 Bojonegoro can increase the school image and can increase the student’s interest which enroll in SMKN 5 Bojonegoro

Key words: public relation management, new students’ interest improvement.


PENDAHULUAN

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan suatu sistem terbuka, artinya sekolah merupakan lembaga yang tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan dan masyarakat. Dengan demikian sekolah seharusnya menjalin kerja sama dengan lingkungannya, hal ini agar sekolah bisa tetap eksis dan bertahan di tengah masyarakat yang selalu membutuhkan pendidikan yang berkualitas dan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Melihat hal tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem komunikasi yang dapat menjadi penghubung antara sekolah dengan masyarakat. Komunikasi antara organisasi dan masyarakat ini dapat diwujudkan dalam kegiatan hubungan masyarakat.

Partisipasi masyarakat secara  umum merupakan keikutsertaan masyarakat dalam berbagai program yang direalisasikan dalam berbagai aspek. Partisipasi masyarakat dalam pendidikanadalah aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam bidang pendidikan dengan tujuan untuk memajukan pendidikan dengan cara-cara tertentu.

Partisipasi masyarakat dalam pendidikan dapat terwujud dalam berbagai pendekatan dan bentuk sesuai kondisi kultur masyarakat itu sendiri. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Pasal  (1) tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dinyatakanbahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi, peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Dimana masyarakat menjadi sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.

Dengan demikian partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya sekolah kejuruan negeri merupakan hal yang sangat diperlukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Partisipasi masyarakat alam keseluruhan proses diharapkan masyarakat merasa memiliki dan bertanggung jawab atas keterlaksanaannya penyelenggaranan pendidikan.

Menurut Abdurahman (Suryosubroto, 2012:13) bahwa hubungan masyarakat adalah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, dukungan, kepercayaan, serta penghargaan pada dan dari publik suatu badan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pentingnya pendidikan menjadikan kerjasama sekolah dengan masyarakat sebagai kubutuhan dasar. Kerjasama tersebut dimaksudkan demi kelancaran pendidikan di sekolah pada umumnya dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada khususnya. Hubungan masyarakat yang efektif memerlukan pengetahuan yang didasarkan pada analisis dan pemahaman situasi masyarakat, melalui faktor yang mempengaruhi presepsi dan sikap masyarakat terhadap organisasi. Hal ini dimaksud untuk menciptakan citra lembaga di mata masyarakat. Ketika lembaga pendidikan tidak lagi mendapat kesan baik di masyarakat, humas menjadi bagian yang penting dan bertanggung jawab atas kondisi tersebut.

Hubungan sekolah dengan masyarakat sangat mempengaruhi kepercayaan publik terhadap suatu lembaga. Humas dalam suatu lembaga pendidikan merupakan rangkaian pengelolaan yang berkaitaan dengan kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajar mengajar di lembaga pendidikan bersangkutan sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hubungan masyarakat dan minat peserta didik baru menjadi kebutuhan bersama untuk meningkatkan kualitas sekolah dan terjalinnya komunikasi antara sekolah, peserta didik baru, dan masyarakat. Program sekolah dan kegiatan sekolah yang berhubungan memerlukan dukungan dan peran serta orang tua siswa dan masyarakat untuk mencapai tujuan kegiatan sekolah.

Perkembangan persaingan antara sekolah pada saat ini sangat terbuka, kualitas yang dimiliki setiap lembaga pendidikan dibutuhkan untuk mengembangkan segala hal agar sekolah yang dimiliki menjadi lebih unggul serta memiliki kualitas nilai yang tinggi. Lembaga pendidikan wajib untuk bisa membaca sebuah situasi nyata dan jelas di setiap waktu dan suasana. Selain itu sekolah juga harus menjalin kerjasama yang baik dengan masyarakat agar minat peserta didik untuk belajar disekolah menjadi lebih tinggi. Untuk menarik minat peserta didik baru suatu lembaga harus memerlukan berbagai cara untuk menarik minat peserta didik baru, salah satunya yaitu melakukan pemasaran sekolah.

Menurut Wijaya (2012:42) pemasaran untuk lembaga pendidikan (terutama sekolah) mutlak diperlukan. Pertama sebagai lembaga nonprofit yang bergerak dalam bidang jasa pendidikan, untuk level apa saja, perlu meyakinkan masyarakat “pelanggan” (peserta didik, orang tua, serta pihak-pihak terkait lainnya) bahwa lembaga pendidikan masih tetap eksis. Kedua, perlu meyakinkan masyarakat dan “pelanggan” bahwa layanan jasa pendidikan sungguh relevan dengan kebutuhan masyarakat. Ketiga, perlu melakukan kegiatan pemasaran agar jenis dan macam pendidikan dapat dikenal dan dimengerti secara luas oleh masyarakat. Keempat, agar eksistensi lembaga pendidikan tidak ditinggalkan oleh masyarakat luas serta “pelanggan potensial”. Kegiatan pemasaran bukan sekedar kegiatan bisnis agar lembaga-lembaga pendidikan mendapat peserta didik, melainkan juga merupakan bentuk tanggung jawab kepada masyarakat luas untuk mengembangkan kualitas pendidikan.

Strategi promosi yang baik juga dapat memberikan dampak terhadap minat siswa untuk mendaftarkan diri disekolah. Apalagi bagi sekolah yang baru tentunya kegiatan promosi sangatlah penting guna menarik minat calon peserta didik baru. Pada saat masa penerimaan siswa baru biasanya banyak sekali ditemukaan berbagai media periklanan sekolah yang terlihat hampir di setiap jalan yang berjarak tidak jauh dari sekolah atau tempat-tempat strategis berkumpulnya calon siswa selain itu kegiatan sosialisasi promosi ke sekolah-sekolah, pembagian brosur, serta berbagai kegiatan promosi lain untuk menarik minat peserta didik baru. dalam hal ini peneliti melakukan studi pendahuluan ke beberapa sekolah yang ada di wilayah Bojonegoro untuk mengetahui kegiatan promosi yang ada di sekolah-sekolah tersebut.

Studi pendahuluan yang pertama dilakukan di SMKN 4 Bojonegoro. Kegiatan humas di sekolah ini cukup bagus terbukti dengan minat peserta didik baru yang mendaftarkan diri di sekolah ini cukup banyak, karena sekolah ini memiliki image yang bagus dikalangan masyarakat. Strategi promosi yang digunakan di sekolah ini adalah dengan melakukan sosialisasi ke SMP sederajat di wilayah sekitar sekolah saja dengan membagikan brosur kepada siswa-siswi, selain itu pemasangan banner di sekitar sekolah, serta melakukan promosi dengan web sekolah.

Studi observasi yang kedua di lakukan di SMK Kesehatan Bojonegoro, sekolah ini termasuk sekolah baru berdiri pada tahun 2010, sekolah ini merupakan satu-satunya sekolah kesehatan di Bojonegoro namun manajemen humas pada sekolah ini kurang berjalan dengan baik.  Dimana kerjasama yang dilakukan antar pihak luar lembaga masih kurang. Selain itu kegiatan promosi yang dilakukan sekolah ini juga kurang menarik masih seperti strategi promosi yang digunakan sekolah pada umumnya yaitu dengan mendatangi sekolah SMP sederajat di dalam kota untuk melakukan sosialisasi promosi sekolah dengan membagikan brosur kepada siswa. Sehingga dalam hal ini masyarakat kurang mengetahui adanya sekolah ini akibatnya jumlah siswa yang mendaftar di sekolah ini sangat minim dan tiap tahunnya kekurangan peserta didik baru.

Studi observasi yang ketiga atau yang terahir dilakukan di SMKN 5 Bojonegoro. Peneliti memilih SMKN 5 Bojonegoro ini karena Sekolah ini merupakan sekolah yang baru dibuka sekitar dua tahun yang lalu. Dalam hal ini peran humas sangat mempengaruhi minat peserta didik baru untuk mendaftarkan diri di sekolah ini. Strategi humas yang di lakukan sekolah ini tidak jauh beda dengan sekolah-sekolah lainnya yaitu dengan mendatangi SMP sederajat di dalam maupun di luar kota dengan membagikan brosur kepada siswa, memasang spanduk di sepanjang jalan khususnya di tempat keramaian siswa berkumpul, selain itu melakukan promosi lewat media yaitu di Blog Bojonegoro dan Suara Bojonegoro.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro pada Tahun 2015 jumlah sekolah Kejuruan (SMK) di Bojonegoro mencapai 45 sekolah Negeri maupun sekolah Swasta, yaitu 16 SMK Negeri dan 29 Sekolah swasta. Mengingat persaingan antar sekolah semakin ketat maka setiap sekolah memiliki keunggulan masing-masing. Dalam hal ini Bapak Baharudin S.Pd selaku Waka Humas SMKN 5 Bojonegoro mengatakan, bahwa SMKN 5 Bojonegoro didirikan karena faktor kebutuhan dan faktor lingkungan dimana bojonegoro merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki potensi alam yang luar biasa khususnya sumber minyak bumi dan gas. Namun dalam hal ini masyarakat Bojonegoro sendiri tidak memiliki skill atau keterampilan yang memadai untuk mengikuti laju industri di desanya sehingga dalam sistem pengolahannya masih banyak di kuasai pihak luar. Berdasarkan permasalah tersebut maka Bapak Bupati serta Dinas Pendidikan Kab. Bojonegoro ingin mendirikan sekolah yaitu SMKN 5 Bojonegoro ini atau sering juga disebut SMK Migas.

SMKN 5 Bojonegoro berdasarkan Surat Keputusan Bupati nomor 188/317/KEP/412.11/2015, tanggal 5 Oktober 2015 mulai beroperasi Tahun Pelajaran 2015/2016 dan seterusnya. Pada saat berdiri sampai dengan sekarang ini memiliki tiga jurusan yaitu, Teknik Pemboran Minyak dan Gas, Teknik Energi Terbarukan, dan Teknik Pengolahan Hasil Pertanian. Peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian di SMKN 5 Bojonegoro ini karena sekolah tersebut merupakan Sekolah Kejuruan Negeri di Kabupaten Bojonegoro yang memiliki dua jurusan permigasan yaitu Teknik Pemboran Minyak dan Gas dan Teknik Energi Terbarukan, dimana dua jurusan tersebut satu-satunya jurusan SMK di Jawa Timur. Peminat peserta didik baru untuk mendaftarkan diri di sekolah ini pada tiap tahunnya meningkat, dimana pada tahun pertama jumlah peminat ada 213 siswa yang diterima ada 187 pada tahun kedua jumlah peminat ada 264 siswa yang diterima ada 189. Hal ini diharapkan sekolah agar peminat pesera didik baru untuk mendaftarkan diri di SMKN 5 Bojonegoro meningkat lebih banyak lagi.

Humas di sekolah ini sangat berperan aktif dalam meningkatkan minat peserta didik baru yaitu dengan mempromosikan sekolah. Menurut Bapak Burhanuddin S.Pd, selaku waka humas SMKN 5 Bojonegoro mengatakan bahwa, masyarakat menilai bahwa SMKN 5 Bojonegoro dianggap sekolah yang ilegal karena pada waktu pertama kali pendirian belum memiliki izin resmi dari Dinas Pendidikan. Selain itu terkendala dengan nama dimana SMKN 5 Bojonegoro merupakan sekolah migas namun selama ini masyarakat beranggapan bahwa sekolah migas ada di SMKN 4 Bojonegoro tetapi pada kenyataannya sekolah tersebut hanya memiliki jurusan geologi pertambangan saja. Berdasarkan permasalah tersebut pihak sekolah mampu menafikkan anggapan-anggapan masyarakat bahwa SMKN 5 Bojonegoro adalah sekolah resmi dengan mengadakan berbagai kegiatan dengan mengundang Bapak Bupati, Para pejebat, Ketua DPRD Bojonegoro sebagai narasumber untuk mengisi kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh sekolah. Salah satunya kegiatan yang diadakan yaitu kegiatan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) yang satu-satunya sekolah di Bojonegoro narasumbernya dari anggota DPRD Bojonegoro.

Selain itu pihak SMKN 5 Bojonegoro ini memiliki komunitas journalis dimana seluruh lapisan sekolah termasuk siswa dapat menulis berbagai kegiatan setiap harinya yang kemudian diekspose ke media sosial seperti beritabojonegoro, blogbojonegoro.com, suara bojonegoro.com. Komunitas journalis ini di dampingi langsung oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang kedepannya akan dijadikan sebagai ekstrakurikuler dibawah naungan kesiswaan. Hal ini dilakukan untuk mengekspose kepada masyarakat bahwa SMKN 5 Bojonegoro walaupun baru didirikan namun sudah aktif dalam berbagai kegiatan.

SMKN 5 Bojonegoro juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga maupun perusahaan untuk menguatkan lembaganya agar mempunyai image yang bagus di masyarakat yaitu MOU dengan Universitas Brawijaya Fakultas teknologi pertanian, Restoran omah pule, BLH (Balai Lingkungan Hidup), Suntory garuda food sidoarjo, PT Sriti satelit,  PTPN XII on progres, BLT (Bahana Multi Teknik) dan Balai besar pelatihan peternakan. MOU dengan berbagai lembaga atau  perusahaan ini dilakukan agar SMKN 5 Boojonegoro  menjadi lebih baik dan para peserta didik baru berminat mendaftarkan diri di SMKN 5 Bojonegoro ini.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana peran manajemen hubungan masyarakat untuk meningkatkan minat peserta didik baru sehingga sekolah mampu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk mendaftarkan putra-puterinya di SMKN 5 Bojonegoro. Dimana penelitian tersebut tertuang dalam karya ilmiah yang berjudul “Manajemen Hubungan Masyarakat dalan Upaya Peningkatan Minat Peserta Didik Baru di SMKN 5 Bojonegoro”.

 

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2013:7), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositive, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen). Dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian studi kasus yang merupakan bagian dari penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan penjelasan Sukmadinata (2010:1) menyebutkan bahwa studi kasus merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisis data dengan suatu kasus.

Pada penelitian ini menggunakan studi kasus karena peneliti sudah menentukan permasalahan atau fokus penelitian yaitu bagaimana manajemen hubungan masyarakat dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru. penelitian studi kasus ini tidak hanya berdasarkan suatu permasalahan namun juga berdasarkan keunggulan atau kelebihan yang dimiliki manajemen hubungan masyarakat dalam menarik minat pesera didik baru. Sifat rancangan penelitian kualitatif yang fleksibel dan dapat berubah-ubah, untuk itu perlu mengantisipasi perubahan kondisi dan penyesuaian antara rancangan penelitian dan kondisi lapangan yang diteliti, peneliti memahami jenis rancangan apa yang digunakan dalam penelitian kualitatif.

Lokasi penelitian merupakan tempat dan keadaan peneliti diharapkan dapat menangkap keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti dalam rangka memperoleh data. Peneliti melakukan penelitian di SMKN 5 Bojonegoro yang berada di Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro adalah sebuah sekolah kejuruan Negeri dibawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

Pada penelitian ini kehadiran peneliti di lapangan berperan sebagai instrumen kunci. Dimana peneliti berperan sebagai pengumpul data. Penelitian yang dilakukan di SMKN 5 Bojonegoro dimulai dengan mengadakan studi pendahuluan ke lokasi penelitian, setelah mengetahui gambaran umum tentang keadaan sekolah dan  permasalahan/keunikan, maka peneliti menentukan topik permasalahan yang akan diambil. Pada saat penelitian dimulai, peneliti akan menentukan fokus penelitian selain itu untuk mengetahui para informan kunci yang dapat dijadikan sumber informasi terkait dengan penelitian. Pada proses penelitian, pengumpulan data yang dilakukan didukung dengan wawancara, observasi, dan study dokumentasi.

Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013:246) bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data yaitu dengan data condentation, data display dan conclutation darawing/verivication.

Uji keabsahan data pada penelitian ini menurut Sugiyono (2013:366) dalam pengecekan keabsahan data dapat menggunaka teknik-teknik antara lain: kredibilitas, transferabilitas, depenabilitas, dan konfirmabilitas.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan terhadap temuan penelitian ini dijelaskan tentang manajemen hubungan masyarakat dalam upaya peingkatan minat peserta didik baru di SMKN 5 Bojonegoro, dengan fokus penelitian mengenai: (1) perencanaan humas dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru di SMKN 5 Bojonegoro, (2) pelaksanaan humas dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru di SMKN 5 Bojonegoro, (3) evaluasi humas dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru di SMKN 5 Bojonegoro, (4) Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SMKN 5 Bojonegoro, (5) upaya yang ditempuh dalam mengatasi hambatan manajemen humas dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru di SMKN 5 Bojonegoro.

 

  1. 1.     Perencanaan humas dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru di SMKN 5 Bojonegoro

Dalam proses perencanaan kegiatan humas sekolah, semua pihak pengelola sekolah merencanakan program kerja atau kegiatan sekolah yang akan dilaksanakan. Sebelum merencanakan sebuah program kegiatan, sekolah telah mempunyai tujuan yang baik dan jelas. Semua program kegiatan sekolah selalu mempunyai tujuan yang berhubungan dengan semua aspek peningkatan. Dan segala perencanaan program kegiatan di sekolah berhubungan dengan humas sekolah. Kegiatan humas sekolah bertujuan untuk promosi sekolah dan peningkatan minat peserta didik baru. Dengan adanya perencanaan yang baik dan rinci serta memperhatikan kendala apa yang dihadapi dalam perencanaan maka akan mempermudah pelaksanaan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa adanya perencanaan, maka kegiatan humas tidak dapat terlaksana dengan baik. Perencanaan program dilakukan melalui rapat bersama yang dihadiri oleh kepala sekolah dan komite sekolah.

Berdasarkan temuan peneiltian di SMKN 5 Bojonegoro menunjukan bahwa (1) perencanaan humas di laksanakan sejak sekolah didirikan yaitu pada tahun 2015. (2) kegiatan perencanaan humas dilaksanakan melalui Perencanaan kegiatan sekolah untuk meningkatkan minat peserta didik baru yaitu dengan membangun brand sekolah, meningkatkan prestasi siswa, membangun jejaring dengan DUDI, melakukan promosi kepada masyarakat dan melakukan promosi ke sekolah-sekolah. (3) dalam perencanaan tidak terlepas dari unsur pendukung di dalamnya yaitu semua pendidik maupun non pendidik, komite sekolah, media yang ada, DUDI, BOS, dll. (4) dalam kegiatan perencanaan humas kendala yang dihadapi yaitu dana yang dimiliki sekolah, dimana dana yang dimiliki seklah sangat kecil namun kebutuhan sekolah sangat besar.

Menurut Setyodarmodjo (1997: 110) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan planning ialah membuat suatu plan. Plan disini adalah suatu “system’ yang merupakan rangkaian dari keputusan-keputusan mengenai tujuan yang hendak dicapai, cara dan sarana untuk mencapainya, waktu dan biaya, dimana dan oleh siapa dilaksanakannya, dan lain keputusan, yang berorientasikan pada kehendak dan keinginan untuk terjadi di masa yang akan datang”. Dalam hal ini kepala sekolah SMKN 5 Bojonegoro sebagai penggagas perencanaan yang ingin dicapai yaitu untuk meningkatkan minat peserta didik baru melalui program kegiatan yang telah direncanakan dimana perencanaan program kegiatan dibuat sebelum mempunyai peserta didik dengan memperhatikan biaya yang ada.

Sependapat dengan Anggoro (2002: 77) perencanaan humas memiliki 6 tahapan, antara lain adalah pengenalan situasi, penetapan tujuan, definisi khalayak, pemilihan media dan teknik-teknik humas, perencanaan anggaran, serta pengukuran hasil. Dalam hal ini pengenalan situasi dilakukan sebelum adanya sekolah, SMKN 5 Bojonegoro didirikan karena melihat faktor potensi daerah yaitu minyak dan pertanian sehingga didiriknalah SMKN 5 Bojonegoro dengan program keahlian Teknik Pemboran minyak dan Gas, Teknik Energi Terbarukan dan Teknik Pengolahan Hasil Pertanian, dengan demikian tujuan didirikannya sekolah ini diharapkan masyarakat mampu mengolah potensi yang dimiliki dengan skill dan pengetahuan yang akan dikembangkan melalui SMKN 5 Bojonegoro melalui teknik-teknik kehumasayan yaitu dengan mempromosikan sekolah melalui berbagai media dan promosi ke sekolah-sekolah dengan mempertimbangkan anggaran yang ada serta hasil yang dicapai.

Supaya perencanaan program ini berhasil sesuai dengan apa yang di harapkan, maka menurut Cuplip ,Center & Broom (Ruslan, 2006: 157-158) menjelaskan bahwa perencanaan program PR harus didasarkan kepada analisis lingkungan situasi dan kondisi sebagaai berikut, yaitu : (a) A searching look backword (melihat secara meneliti kejadian-kejadian yang sudah–sudah). (b) A deep look inside (melihat secara mendalam keadaan dan kekuatan organisasi). (c) A wide look around (melihat secara luas keadaan sekelilingnya) (d) A long long look ahead (melihat dari jauh ke depan).

Adapun tujuan penyelenggaraan hubungan masyarakat di sekolah menurut Suryosubroto (2012:72) antara lain, (a) meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan dan sasaran yang ingin dicapai sekolah, (b) meningkatkan pemahaman sekolah tentang keadaan dan aspirasi masyarakat terhadap sekolah, (c) mengembangkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran pendidikan dalam era pembangunan, (d) menjalin kerja sama untuk memenuhi kebutuhan anak didik dalam setiap kegiatan pendidikan di sekolah.

Effendy (2002: 100) menyebutkan dalam perencanaan hubungan masyarakat, terlebih dahulu mengiventarisasi masalah untuk selanjutnya mengkorelasikan aspek yang satu dengan lainnya sehingga dalam tahap pelaksanaannya masalah-masalah yang menghambat tujuan dapat diatasi. dalam perencanaan yang telah dibuat sekolah. Dalam merencanakan suatu program untuk meningkatkan minat peserta didik baru pastinya terdapat kendala-kendala yang dihadapi salah satunua yaitu kendala finansial, dimana dana yang dimiliki seklah sangat kecil namun kebutuhan sekolah sangat besar.

Berdasarkan paparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepala sekolah SMKN 5 Bojonegoro sebagai penggagas perencanaan yang ingin dicapai yaitu untuk meningkatkan minat peserta didik baru melalui program kegiatan yang telah direncanakan, perencanaan program kegiatan seperti membangun brand sekolah, membangun jejaring dengan DUDI, meningkatkan prestasi siswa, melakukan promosi kepada masyarakat serta mengadakan promosi ke sekolah-sekolah.  Dimana perencanaan program kegiatan dibuat sebelum mempunyai peserta didik dengan memperhatikan biaya yang ada. Pengenalan situasi dilakukan sebelum adanya sekolah, SMKN 5 Bojonegoro didirikan karena melihat faktor potensi daerah yaitu minyak dan pertanian sehingga didiriknalah SMKN 5 Bojonegoro dengan program keahlian Teknik Pemboran minyak dan Gas, Teknik Energi Terbarukan dan Teknik Pengolahan Hasil Pertanian, dengan demikian tujuan didirikannya sekolah ini diharapkan masyarakat mampu mengolah potensi yang dimiliki dengan skill dan pengetahuan yang dikembangkan di kembangkan di SMKN 5 Bojonegoro.

 

  1. 2.     Pelaksanaan humas dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru di SMKN 5 Bojonegoro

Pelaksanaan humas dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru merupakan proses kegiatan yang dilakukan sekolah melalui program kegiatan yang telah direncanakan untuk meningkatkan minat peserta didik baru. Di SMKN 5 Bojonegoro ini selama sekolah berdiri telah melaksanakan program kegiatan untuk menarik minat peserta didik baru sepeti membangun brand sekolah, membangun jejaring dengan DUDI, meningkatkan prestasi siswa, promosi kepada masyarakat, dan promosi ke sekolah-sekolah. Keberhasilan pelaksanaan program kegiatan tidak terlepas dari unsur yang terlibat dalam pelaksanaan program seperti media blog bojonegoro dan suara bojonegoro ikut membantu mengexpose sekolah agar dapat dikenali masyarakat.

Menurut Effendy (2002: 101) tahap penggiatan adalah pelaksanaan secara aktif terhadap rencana yang telah disusun berdasarkan data faktual yang telah dikerjakan pada tahap sebelumnya. Pelaksanaan program humas dilakukan setelah struktur organisasi dan perencanaan program dibuat. Anne. B Lane (2007:8) mengatakan bahwa “Public  relations  writing  educators  need  to  reconsider  how  they  engage  with  their  students. yang artinya hubungan masyarakat dalam pendidikan perlu mempertimbangkan kembali bagaimana mereka terlibat dengan siswa. Kegiatan humas di dalam sekolah tidak hanya sebatas hubungan antara siswa dengan orang tua saja, tetapi sekolah juga menjalin hubungan dengan masyarakat luas, seperti dengan sekolah lain dan beberapa instansi lainnya. Karena, dalam kegiatan sekolah dibutuhkan jalinan komunikasi yang baik dengan seluruh lapisan masyarakat supaya keberadaan sekolah dapat diterima oleh masyarakat, sehingga pelaksanaan semua kegiatan sekolah dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Pada proses pelaksanaan humas di sekolah, adal hal yang penting yang harus ada dalam interaksi antara sekolah dan masyarakat, yaitu komunikasi. Komunikasi memiliki peran penting dalam publik intern maupun ekstern. Oleh karena itu Cultip, Center, dan Broom (Efendy, 2002: 102) bahwa:

Communication and interpretation and the communication of ideas from an institution to its public and the communication of informations, ideas and opinions from those publics to the institutions, in a sincere effort to establish a mutuality of interest and this achies the harmonious adjustment of an institution to its community.

Cultip, Center dan Broom menjelaskan bahwa komunikasi dan interprestasi dan kegiatan mengkomunikasikan gagasan dari lembaga kepada publik serta kegiatan mengkomunikasikan informasi, gagassan, dan opini dari publik kepada lembaga, dengan upaya yang sungguh-sungguh untuk membina kepentingan bersama demi tercapainya kesesuaian yang harmonis antara lembaga dengan komunitas. Dalam hal ini media komunikasi yang digunakan sekolah untuk mempromosikan kepada masyarakat adalah melalui web sekolah, blogbojonegoro.com dan suara bojonegoro dengan media-media tersebut akan mengexpose kegiatan yang ada di SMKN 5 Bojonegoro mengexpose keunggulan-keunggulan yang dimiliki sekolah, dengan begitu masyakat akan mengetahui adanya SMKN 5 Bojonegoro dan tertarik untuk mendaftarkan putera-puterinya di SMKN 5 Bojonegoro.

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pelaksanaan humas dilakukan berdasarkan perencanaan program yang telah dibuat. Proses pelaksanaan humas dilakukan supaya terjalinnya hubungan yang harmonis antara sekolah dengan pihak luar, seperti orang tua dan masyarakat. Untuk membentu terlaksananya program humas diperlukan beberapa media agar program-program dapat berjalan dengan baik, selain itu hal terpenting dalam hubungan dengan masyarakat adalah kmunikasi, personil humas harus menguasai teknik-teknik komunikasi agar dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat. pelaksanaan humas dalam meningkatkan minat peserta didik baru sudah berjalan dengan baik, sudah sesuai dengan perencanaan .

Dalam pelaksanaan program tentunya tidak terlepas dari unsur yang terlibat dalam pelaksanaan progaram seperti media yang di miliki sekolah yaitu blogbojonegoro dan suara bojonegoro sedangkan untuk promosi ke sekolah-sekolah melibatkan guru-guru dan siswa-siswi sebagai narasumber breafing. Dalam pelaksanaan program telah ditentukan waktu yang sesuai dengan perencanaan dalam promosi ke sekolah-sekolah sebelumnya pihak sekolah meminta ijin pada pihak sekolah yang akan didatangi kalau sudah mendapatkan ijin harinya baru melaksanakan kegiatan promosi tersebut.  Sampai saat ini terdapat 10 sekolah yang diatangi untuk melakukan promosi  dimana terdapat sekolah target yang diambil dari kebanyakan siswa yang ada. Dalam pelaksanaan program tentunya terdapat kendala-kendala yang dihadapi seperti kendala pada SDM, kendala terkait jejaring dengan DUDI seringkali pihak sekolah tidak bisa masuk di perusahaan yang di inginkan, kendala terkait promosi ke sekolah-sekolah  ada kalanya sekolah tidak diijinkan masuk untuk melakukan promosi.

 

  1. 3.     Evaluasi humas dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru di SMKN 5 Bojonegoro

Evaluasi berfungsi sebagai pengawas dan tindak lanjut, yaitu dalam pengawasan pemimpin mengontrol kegiatan yang telah dilakukan atau yang sedang berjalan, sedangkan tindak lanjut adalah tindakan apa yang dilakukan setelah melaksanakan evaluasi, disini biasa dinilai mislnya kegiatan yang belum terlaksana bagaimana ke depannya solusinya bagaiman akan dipecahkan bersama-sama komponen sekolah bukan hanya satu bidang unit saja. Dalam tindak lanjut ini biasa juga dikasih punishment atau reward atas kinerja bidang atau unit sekolah.

Effendy (2002: 103) mengemukakan bahwa “penilaian berfungsi mengkaji pelaksanaan suatu rencana yang terdiri atas program-program yang dalam penyusunannya ditunjang oleh hasil penelitian yang dilakukan secara terlaksana”. Menuru Lindenman (Iriantara, 2004: 148) evaluasi PR adalah setiap dan semua penelitian yang dirancang untuk menentukan efektivitas relatif sebuah program, kegiatan atau strategi PR dengan mengukur keluaran (output) atau dampak (outcome) program, kegiatan atau straegi itu berdasarkan sejumlah tujuan (objective) yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dalam evaluasi kegiatan pelaksanaan yang telah terlaksana untuk mencapai target dengan 100% sulit tetapi sekolah punya target 100% untuk pencapainnya hasil yang diperoleh sudah tercapai bahwa terpenuhinya pagu pada tahun pertama dan tahun kedua. dimana pada tahun pertama hampir menolak 2 kelas dan pada tahun kedua menolak 2 kelas lebih.

Selain itu pendapat dari Menurut Leclair (Iriantara, 2004: 157-158) menjelaskan terdapat 5 hal yang dilakukan dalam mengevaluasi program Public Relations, aitu (a) menyusun objektif program secara cermat, (b) menggunakan evaluator, (c) memastikan kesesuaian metodologi dengan program, (d) mengkoordinasikan waktu evaluasi dengan perencanaan operasional, (e) komitmen untuk bertindak berdasarkan hasil evaluasi. Dalam hal ini evaluasi dilakukan dengan melihat hasil yang telah dilaksanakan, evaluator dilaksanakan oleh semua anggota yang melaksanakan kegiatan dengan pimpinan ketua TIM, menindak lanjuti program yang berhasil dan yang kurang berhasil kemudian mengambil kesimpulan apakah program tersebut dapat dilaksanakan untuk tahun berikutnya.

Berdasarkan paparan diatas ditarik kesimpulan kegiatan evaluasi dilakukan sebagai refleksi diri untuk lebih baik ke depan yang mana hasil evaluasi menjadi rekomendasi untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Evaluasi berfungsi sebagai pengawas dan tindak lanjut, yaitu dalam pengawasan pemimpin mengontrol kegiatan yang telah dilakukan atau yang sedang berjalan, sedangkan tindak lanjut adalah tindakan apa yang dilakukan setelah melaksanakan evaluasi, disini biasa dinilai mislnya kegiatan yang belum terlaksana bagaimana ke depannya solusinya bagaiman akan dipecahkan bersama-sama komponen sekolah bukan hanya satu bidang unit saja. Evaluasi setelah adanya kegiatan pelaksanaan berlangsung bahwa: (1) Hasil yang diperoleh setelah adanya pelaksanaan program terpenuhnya pagu pada tahun pertama hampir menolak 2 kelas dan pada tahun ke dua menolak 2 kelas lebih dengan demikian sekolah menjadi yakin walaupun sekolah baru berdiri namun minat peserta didik baru untuk mendaftarkan diri di SMKN 5 Bojonegoro lumayan banyak.

 

  1. 4.     Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SMKN 5 Bojonegoro

Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan merupakan respon masyarakat apakah tertarik untuk mendaftarkan putera-puterinya di SMKN 5 Bojonegoro setalah adanya kegiatan yang dilaksanakan sekolah seperti membangun brand sekolah, meningkatkat prestasi sesolah, membangun jejaring dengan DUDI, melakukan promosi kepada masyarakat, dan melakukan promosi ke  sekolah-sekolah. Partisipasi masyaraka merupakan suatu gejala demokrasi dimana masyarakat dilibatkan dalam perencanaan suatu pelaksanaan pada kepentingannya dan juga ikut memiliki tanggung jawab sesuai dengan tigkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi masyarakat sangat baik untuk memutuskan kebijakan dalam melaksanakan program.

Pengertian partisipasi masyarakat menurut Adi (2007:27) adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses mengidentifikasikan masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan tentang alternatif mengenai masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah dan keterlibatan dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Sedangkan Eko (Rodliyah, 2013: 33), mengartikan partisipasi sebagai jembatan penghubung antara pemerintah sebagai pemegang kekuasaan, kewenangan, dan kebijakan dengan masyarakat yang memilih hak sipil, politik dan sosial ekonomi masyarakat. Parisipasi masyarakat juga diartikan keikutsertaan masyarakat baik secara aktif maupun pasif dalam peningkatan mutu pendidikan berupa pikiran, tenaga, dana serta mempunyai rasa tanggung jawab guna mencapai tujuan. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SMKN 5 Bojonegoro salah satunya yaitu partisipasi untuk menyekolahkan putera-putrinya di SMKN 5 Bojonegoro, dimana masyarakat cukup tertarik untuk mendaftarkan diri di SMKN 5 Bojonegoro terbukti dengan minat peserta didik yang mendaftar pada tahun pertama hampir menolak 2 kelas dan pada tahun ke dua menolak 2 kelas lebih. Menurut siswa, orang tua, dan masyarakat SMKN 5 Bojonegoro sudah cukup bagus mampu bersaing dengan sekolah lain, namun masyarakat banyak yang tidak tau adanya SMKN 5 Bojonegoro karena sekolah ini baru didirikan.

Upaya melibatkan masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan, maka kepala sekolah harus mempunyai strategi guna mendapatkan perhatian dari orang tua, masyarakat, tokoh masyarakat, maupun pemerintah secara bersama-sama berdiskusi dan menyumbangkan sumber dana, tenaga, maupun pikiran dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ada di sekolah dalam hal ini motivasi dari pimpinan sangat diperlukan untuk menggerakkan anggotanya dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap lembaga pendidikan yang dipimpin.  Hal diatas diperkuat pendapat dari Rodliyah (2013:52) yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan partisipasi orang tua dan masyarakat, sekolah harus melakukan hal-hal sebagai berikut: (a) sekolah harus benar-benar menunjukkan keseungguhannya untuk memperoleh, memelihara, meningkatkan, atau mempebaiki citranya dimata orang tua siswa dan masyarakat, (b) sekolah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada orang tua siswa dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan sekolah, bahkan mengaur beberapa kegiatan sekolah, (c) sekolah harus terbuka baik dalam hal kondisi keuangan sekalipun. Berkaitan dengan pendapat ahli diatas bahwa strategi yang digunakan kepala sekolah adalah dengan memnfaatkan peluang dan potensi, masyarakat tertarik untuk mendaftarkan diri di SMKN 5 Bojonegoro karena jurusan yang imiliki dimana jurusan Teknik Pemboran Minyak dan Gas (TPMG) serta jurusan Teknik Energi Terbarukan (TET) merupakan jurusan yang peminatnya paling banyak karena dua jurusan tersebut satu-satunya jurusan sejawa timur, masyarakat tertarik mendaftarkan putera-putrinya karena beranggapan bahwa kalau putera-putrinya masuk di SMKN 5 Bojonegoro maka nantinya akan diterima kerja diperusahaan-perusahaan minyak yang gajinya besar.

Partisipasi masyarakat secara  umum merupakan keikutsertaan masyarakat dalam berbagai program yang direalisasikan dalam berbagai aspek. Partisipasi masyarakat dalam pendidikanadalah aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam bidang pendidikan dengan tujuan untuk memajukan pendidikan dengan cara-cara tertentu. Promosi yang paling banyak antusias dari masyarakat adalah dengan web SMKN 5 Bojonegoro, Blog bojonegoro dan suara bojonegoro.

Berdasarkan paparan data diatas ditarik kesimpulan bahwa masyarakat cukup tertarik untuk mendaftarkan putera-putrinya di SMKN 5 Bojonegoro setelah adanya program kegiatan yang dilaksanakan sekolah seperti membangun brand sekolah, meningkatkat prestasi sesolah, membangun jejaring dengan DUDI, melakukan promosi kepada masyarakat, dan melakukan promosi ke  sekolah-sekolah. Terbukti dengan minat peserta didik yang mendaftar pada tahun pertama hampir menolak 2 kelas dan pada tahun ke dua menolak 2 kelas lebih. selain itu masyarakat tertarik karena jurusan yang dimiliki Pada awal tahun penerimaan peserta didik baru masyarakat banyak yang tertarik dengan jurusan Teknik Pemboran Minyak dan Gas (TPMG) serta jurusan Teknik Energi Terbarukan (TET) karena berdasarkan potensi alam yang dimiliki Bojonegoro adalah minyak dan gas bumi sehingga masyarakat beranggapan bahwa kalau putera-putrinya masuk di SMKN 5 Bojonegoro maka nantinya akan diterima kerja diperusahaan-perusahaan minyak yang gajinya besar.

Kendala yang dihadapi sekolah salah satunya pada jurusan jurusan Teknik Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) masyarakat kurang tertarik untuk mendaftarkan putera-puterinya pada jurusan tersebut karena mereka beranggapan bahwa nantinya siswa akan di suruh kesawah, mencangkul dan lain-lain. Pandangan masyarakat tersebut harus dilakukan dengan memberi pengertian kepada orang tua siswa ataaupun  masyarakat bahwa pada jurusan TPHP mengolah hasil pertanian yang nantinya memiliki nilai jual tinggi.

 

  1. 5.     Upaya yang ditempuh dalam mengatasi hambatan manajemen humas dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru di SMKN 5 Bojonegoro

Usaha yang dilakukan oleh pengelolah sekolah dalam mengatasi hambatan yang terjadi pada proses manajemen hubungan masyarakat dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru. Upaya yang ditempuh dalam mengatasi hambatan merupakan tindak lanjut yang dilakukan setelah mengetahui adnya kendala yang dihadapi pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi guna memmperoleh hasil kedepan yang lebih baik lagi.

Kendala yang dihadapi dalam perencanaan adalah terkendala pada anggran dana yang dimiliki sekolah, upaya yang ditempuh untuk mengatasi hambatan pada perencanaan adalah dengan pihak sekolah seringkali mengeluarkan uang pribadi utuk memenuhi kebutuhan sekolah. Selain itu Siswa yang bersekolah disini tergolong masyarakat yang ekonominya menengah kebawah mereka ingin sekolah itu gratis semua untuk mengatasi hal tersebut sebaik mungkin pihak sekolah carikan alternatif seperti DAKP dana dari pemkab untuk KTP Bojonegoro, BOS, Dinas Pendidikan. Kendala yanng dihadapi dalam pelaksanaan adalah Kendala pelaksanaan humas dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru di SMKN 5 Bojonegoro adalah terkendala pada SDM mereka sering kali malas bekerja, jenuh, dll sehingga pekerjaan mereka akan terhambat untuk mengatasi hambatan tersebut dengan cara optimalisasi semua potensi, jadi semua tenaga disini wajib berpartisipasi dengan begitu mereka akan aktif tidak bermalas-malasan. Selain itu kendala terkait jejaring dengan DUDI seringkali sekolah tidak bisa masuk ke DUDI yang diinginkan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut tetap berusaha masuk diperusahaan-perusahaan tersebut. Selain itu kendala pada promosi sekolah  terkadang tidak diijinkan masuk disekolah-sekolah yang sebelummya belum pernah didatangi solusi pemecahan masalah untuk promosi mencari sekolah lain yang mampu menerima untuk melakukan promosi disekolahan mereka.

Kendala yang dihadapi partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SMKN 5 Bojonegoro  adalah terkendala Dalam jurusan Teknik Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) masyarakat kurang tertarik untuk mendaftarkan putera-puterinya pada jurusan tersebut karena mereka beranggapan bahwa nantinya siswa akan di suruh kesawah, mencangkul dan lain-lain. Pandangan masyarakat tersebut harus dilakukan dengan memberi pengertian kepada orang tua siswa ataupun  masyarakat bahwa pada jurusan TPHP mengolah hasil pertanian yang nantinya memiliki nilai jual tinggi.

 

PENUTUP

  1. A.    Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian yang telah dipaparkan di bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

  1. Perencanaan humas dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru di SMKN 5 Bojonegoro Perencanaan humas untuk meningkatkan minat peserta didik baru yaitu melalui berbagai program kegiatan diantaranya membangun brand sekolah, meningkatkan prestasi siswa, membangun jejaring dengan DUDI, melakukan promosi kepada masyarakat, dan melakukan promosi ke sekolah-sekolah.
  2. Pelaksanaan humas dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru di SMKN 5 Bojonegoro sudah berjalan dengan baik dalam pelaksanaan program tentunya tidak terlepas dari biaya pelaksanaan yang telah direncanakan, dana yang dimiliki sekolah sangat kecil sehingga dalam pelaksanaannya sering kali dari pihak guru maupun karyawan sering menggunakan dana pribadi, selain itu untuk kegiatanlain yang berhubungan untuk menarik minat peserta didik baru menggunakan dana yang tidak terduga.
  3. Evaluasi humas dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru di SMKN 5 Bojonegoro, hasil yang diperoleh setelah adanya pelaksanaan program terpenuhnya pagu pada tahun pertama hampir menolak 2 kelas dan pada tahun ke dua menolak 2 kelas lebih dengan demikian sekolah menjadi yakin walaupun sekolah baru berdiri namun minat peserta didik baru untuk mendaftarkan diri di SMKN 5 Bojonegoro lumayan banyak.
  4. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SMK N 5 Bojonegoro, masyarakat cukup tertarik untuk mendaftarkan diri di SMKN 5 Bojonegoro yaitu pada jurusan Teknik Pemboran Minyak dan Gas (TPMG) serta jurusan Teknik Energi Terbarukan (TET) karena berdasarkan potensi alam yang dimiliki Bojonegoro adalah minyak dan gas bumi sehingga masyarakat beranggapan bahwa kalau putera-putrinya masuk di SMKN 5 Bojonegoro maka nantinya akan diterima kerja diperusahaan-perusahaan minyak yang gajinya besar. Dalam jurusan Teknik Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) masyarakat kurang tertarik untuk mendaftarkan putera-puterinya pada jurusan tersebut karena mereka beranggapan bahwa nantinya siswa akan di suruh kesawah, mencangkul dan lain-lain.

 

  1. B.    Saran

Saran –saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yaitu:

  1. Bagi Sekolah

SMKN 5 Bojonegoro dalam penyelenggaraan pendidikan sudah cukup baik namun kendala pada jurusan TPHP masyarakat kurang berminat untuk mendaftar pada jurusan tersebut, dengan demikian seharusnya sekolah memberi pengertian lebih kepada masyarakat melalui media yang dimiliki sekolah tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan hasil pertanian yang tidak guna tersebut yang dikembangkan melalui kegiatan sekolah yang nantinya memiliki nilai jual tinggi. Selain itu kurangan pada anggaran yang dimiliki sekolah menjadi hambatan sekolah, dengan demikian seharusnya sekolah lebih memperhatikan anggaran yang yang dimiliki selain itu mencari bantuan dana baik dari dana pemerintah, perusahaan, maupun dari orang tua siswa.

  1. Bagi Pengelola Pendidikan

Keberhasilan pendidikan di sekolah merupakan kebutuhan bersama yang  tidak terlepas dari unsur pendidik maupun non pendidik, dengan demikian seharusnya mereka memiliki jiwa inisiatif dan bertanggung jawab atas pekerjaannya. Selain itu terkait promosi ke sekolah-sekolah seharusnya pihak sekolah mencari sekolah yang kualitas pendidikannya bagus dan mau menerima untuk melakukan promosi disekolahannya.

  1. Kepala Sekolah

Kinerja humas sudah berjalan dengan baik namun seharusnya kepala sekolah mencari anggota kehumasan sesuai bidangnya untuk membantu waka humas dalam menarik minat peserta didik baru untuk mendaftarkan diri di SMKN 5 Bojonegoro. Kepala sekolah diharapkan dapat meningkatkan kinerja SDM yang ada di sekolah dengan pemberian support berupa memberian reward bagi pendidik maupun non pendidik yang kinerjanya bagus demikian juga sebaliknya pemberian punishment kepada pendidik dan non pendidik yang kinerjanya kurang bagus sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan sesuai tujuan serta dapat mencapai hasil yang baik.

  1. Bagi Waka Humas

Hubungan masyarakat sekolah adalah lembaga yang menjadi jembatan komunikasi sekolah yang menyampaikan informasi kepada masyarakat luas mampu meningkatkan manajemen yang baik dan yang teratur. Kinerja humas sudah berjalan baik diharapkan humas mampu mempertahankan kinerja dalam memberikan layanan dan informasi yang saat ini peneliti rasa sudah optimal. Sehingga kineja humas dalam meningkatkan minat peserta didik baru dapat berjalan dengan baik dan layak dijadikan contoh bagi sekolah lain. Selain itu dalam merangkul jejaring dengan DUDI seharusnya humas memiliki anggota kehumasan sesuai dengan bidangnya supaya mempermudah kinerja humas dalam masuk ke DUDI yang diinginkan.

  1. Bagi Peneliti lain

Diharapkan penulisan ini dapat dijadikan referensi terkait dengan penelitian manajemen hubungan masyarakat dalam upaya peningkatan minat peserta didik baru dengan pendekatan dan setting yang berbeda.

 

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2007. Perencanaan Bagi Partisipatoris Berbasis Aset Komunikasi : Dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press.

Anggoro, M. Linggar. 2002. Teori dan Profesi Kehumasa. Jakarta: Bumi Aksara.

Anne.B Lane, et al. 2017. Briding The Writing Gap Between Student and Professional: Analyzing Writing Education in Public Relations and Journalism. Public Relations Review. Vol: xxx. Pages: xxx-xxx.

Effendy, Onong Uchjana. 2002. Hubungan Masyarakat. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Peraturan Pemerintah RI 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Rodliyah. 2013. Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan dan Perencanaan di Sekolah. Yogakarta: Pustaka Pelajar.

Ruslan, Rosady. 2006. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Setyodarmojo, Soekarno. 1997. Public Relations ( Pengertia, Fungsi, dan Peranannya). Surabaya: Papyrus.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryosubroto, B. 2012. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (School Public Relation). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Wijaya, David. 2012. Pemasaran Jasa Pendidikan. Jakarta: Salemba Empat.

 

 

Published
2017-08-02
Abstract Views: 625
PDF Downloads: 82