IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA MELALUI KEGIATAN LINGKUNGAN BERBASIS PARTISIPATIF DI SMP NEGERI 1 PANDAAN

  • Fitranda Hidayatullah

Abstract

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA MELALUI KEGIATAN LINGKUNGAN BERBASIS PARTISIPATIF DI SMP NEGERI 1 PANDAAN 

Fitranda Hidayatullah

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

E-mail : fitrandahidayatullah@gmail.com

Mudjito

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

E-mail : Ak.mudjito@gmail.com

 

Abstrak

Abstrak: adiwiyata merupakan pendidikan berkelanjutan bagi instansi, sekolah maupun masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar. Program adiwiyata akan lebih baik jika dijalankan denggan partisipatif semua elemen, khususnya di sekolah yakni, kepala sekolah, siswa hingga perangkat sekolah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan Implementasi Program Adiwiyata Melalui Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif di SMP Negeri 1 Pandaan yang memiliki program khusus dengan menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan  menggunakan kondensasi data, penyajian data dan veifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) sekolah sudah memiliki strategi sendiri dalam mencapai  sekolah adiwiyata diantaranya adanya rencana jangka panjang, menengah dan pendek, pelaksanaan yang dilakukan sekolah melalui kegiatan partisipatif. (2) implementasi kegiatang lingkungan berbasis partisipatif di sekolah sudah dilaksanakan dengan baik dengan mengacu rencana strategi sebelumnya, program kegiatan lingkungan berbasis partisipatif yang dilakukan sekolah meliputi, Jum’at Beriman, Jum’at Berseri, Jum’at Sehat, Jum’at Bersih dan Jum’at Inovatif. (3) Program kegiatan lingkungan berbasis partisipatif bagi warga sekolah sudah terlaksana dengan melaksanakan program yang dibuat oleh sekolah yakni program jum’at tersebut. (4) Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif bersama warga sekolah dengan mengundang wali murid dalam kegiatan pembelajaran baik untuk kegiatan inovatif maupun kewirausahaan, relasi perusahaan juga berpartisipatif. Kesimpulan bahwa sekolah SMP Negeri 1 Pandaan sudah melakukan berbagai kegiatan termasuk strategi, implementasi sampai program tersendiri untuk menunjang dan mendapatkan sekolah adiwiyata.

 

Kata Kunci: Implementasi, Adiwiyata dan Partsisipatif  

 

IMPLEMENTATION OF ADIWIYATA PROGRAM THROUGH PARTICIPATIVE BASED ENVIRONMENTAL ACTIVITIES IN SMP NEGERI 1 PANDAAN

Abstract

Abstract: Adiwiyata is a continuous education for the institution, school and community to maintain the environment. Adiwiyata program will be better if run with participative of all elements, especially in schools that principals, students to other school devices. This study aims to describe Implementation of Adiwiyata Program through Participatory Based Environmental Activity in SMP Negeri 1 Pandaan which has a special program using qualitative method with data collection technique of interview, observation and documentation study. Data analysis techniques in this study by using condensation data, data presentation and data verification. The results showed that: (1) schools already have their own strategies in achieving adiwiyata schools such as long-term, medium and short-term plans, implementation of schools through participatory activities. (2) implementation of participatory participatory environmental activities in schools has been well implemented by referring to previous strategy plans, participatory school-based environmental programs conducted by schools include, Friday to clean, Friday religion, Friday to health, Friday to green, and Friday Innovative. (3) Participatory activity-based environmental programs for school members have been implemented by implementing a program created by the school, the Friday program. (4) Participatory based environmental activities with the school community by inviting guardians in learning activities for both innovative and entrepreneurial activities, also participating company relations. The conclusion that SMP Negeri 1 Pandaan school has been doing various activities including strategy, implementation to individual program to support and accept school of adiwiyata.

 

Key Words : Implementation, Adiwiyata and Participative

 

 

 

 

PENDAHULUAN

                Banyaknya kerusakan lingkungan tidak lepas dari campur tangan manusia itu sendiri yang mengakibatkan terjadinya berbagai bencana alam seperti halnya tanah longsor, diakibatkan oleh penggundulan hutan, global warming karena banyaknya polusi udara yang banyak dibuat oleh perusahaan maupun asap kendaraan manusia sehingga mengakibatkan kekeringan, banjir ketika musim hujan di karenakan penumpukan sampah ataupun limbah rumahan. Adanya kebakasran hutan yang akhir-akhir ini sering di sorot terjadi karena eksploitasi yang sangat berlebihan tetapi tidak di imbangi dengan tindakan pemeliharaan kembali, seperti daur ulang dan reboisasi. Maka dari itu adanya tindakan pencegahan dengan cara berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan yang harus diterapkan sejak dini dan terlebih lagi di bidang pendidikan baik formal, informal maupun non formal.

Berdasarkan Pasal 65 poin keempat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa :

“Setiap orang berhak dan berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup.Dalam hal ini institusi pendidikan juga diharapkan mampu untuk turut serta mengambil peran dalam pengelolaan lingkungan berbasis partispatif.”

                Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 2006 mencanangkan Program Adiwiyata sebagai tindak lanjut dari MoU Nomor: Kep.07/MENLH/06/2005 dan Nomor : 05/VI/KB/2005 tentang pembinaan dan pengembangan lingkungan hidup pada tanggal 3 Juni 2005 antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional.

                Menurut Woolley dalam bukunya Tackling Controversial Issue in the Primary School (2010) menjelaskan bahwa:

          “School have a special role to play in securing the future for young people. As place of learning, they can help pupils understand our impact on the planet. And as models of good practice, they can be            place where suistanable living and working is demonstrade to young people and community. Tomorrow’s solution to the world’s problem       may be found by the children in our classroom today”. (DfES 2006a:2)

Pendapat di atas mengindikasikan sekolah sebagai salah satu sarana pengembangan dalam melakukan meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga lingkungan untuk sekarang dan generasi yang akan datang. 

                Perjalanan menuju Sekolah Adiwiyata secara ideal kemungkinan membutuhkan waktu relatif panjang, sehingga butuh kepeloporan dan perencanaan matang serta kesinambungan upaya kerja keras segenap warga sekolah. Langkah awal ke arah ini ialah penataan komponen program-program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata dan perlunya dibangun rasa kepedulian warga sekolah untuk menyelamatkan lingkungan sekolah dengan menciptakan perilaku warga sekolah yang  berbudaya terhadap lingkungan dan ikut partisipatif dalam pelestarian lingkungan hidup.

Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif yang telah dilaksanakan oleh SMP Negeri 1 Pandaan saling mendukung untuk mewujudkan program sekolah Adiwiyata, diantara program tersebut adalah setiap hari jum’at memiliki karakteristik tersendiri diantaranya ada jum’at bersih, jumat berseri, jum’at inovatif dan jum’at rindang. Hal tersebut dinilai sudah baik karena tidak ada program yang telah dilaksanakan tidak sesuai dengan visi ataupun misi SMP Negeri 1 Pandaan sebagai sekolah berwawasan lingkungan, dengan demikian sekolah tersebut sudah menjadi sekolah adiwiyata mandiri.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan:

  1. Strategi sekolah dalam mencapai sekolah adiwiyata
  2. Implementasi program adiwiyata kegiatan lingkungan berbasis partisipatif di SMP Negeri 1 Pandaan.
  3. Bagaimana Program kegiatan lingkungan berbasis partispatif yang dilakukan oleh warga sekolah dalam menujag sekolah adiwiyata.
  4. Bagaimana Program kegiatan lingkungan berbasis partisipatif yang dilakukan bersama masyarakat dalam mendukung sekolah adiwiyata.

 

KAJIAN TEORI

             Strategi merupakan sebuah penentuan tujuan dan sasaran usaha jangka panjang,dan upaya pelaksanaan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Defenisi tersebut jugasejalan dengan yang dikemukakan oleh Griffin (Sule dan Saefullah, 2010:132) bahwa “Statregyis a comprehensive plan for accomplishing an organization’s goals” yang artinya bahwa strategi sebagai rencana kemperhensif untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga bisa dikataka strategi adalah suau cara yang digunakan untuk memnfaatkan semaksimal mungkin segala sumber yang ada untuk mecapai tujuan. Sehingga bisa dikatakan straegi adalah suatu cara yang digunakan untukmemanfaatkan semaksimalmungkin segala sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Gaffar (Sagala, 2011:137)

             Strategi adalah rencana yang mengandung cara komperhensif dan integrative yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan kompetisi serta menumbuh kembangkan organisasi.

                Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa strategi adalah sebuah alat yang berupa perencanaan yang bersifat besar, luas dan terintregasi serta berorientasi pencapaian tujuan sehingga sangat berpengaruh bagi kemajuan organisasi dengan mempertimbangkan berbagai faktor baik eksternal maupun internal serta memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk meraih tujuan yang diharapkan. Sedangkan untuk pengertian strategi di organisasi sekolah, Mulyasa (2011: 216) menyimpulkan “inti dari strategi yakni usaha sistematis dan terkoordinasi untuk secara terus menerus memeperbaiki kualitas pelayanan sehingga fokusnya diarahkan ke pelanggan yakni siswa, orang tua siswa, lulusan guru, karyawan, pemerintah dan masyarkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi sekolah adalah sebuah alat yang berupa perencanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan sekolah yang berupa peningkatan kualitas mutu sekolah.

                Strategi sebagai suatu kesatuan tentang sebuah perencanaan memiliki beberapa komponen-komponen penting untuk dipertimbangkan. Menurut Sule dan Saefullah (2010:133)

                Secara umum sebuah strategi yang senantiasa dipertimbangkan dalam menentukan strategiyang akan dilaksanakan: (a) kompetensi yang berbeda; (b) ruang lingkup; (c) distribusi sumber daya.

 

    Kompetensi yang berbeda adalah sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan dimana perusahaan dimana perusahaan melakukan kompetensi tersebut dengan baik dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Bisa juga dikatakan bahwa kompetensi yang berbeda adalah kelebihan yang dimiliki perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lainnya. jika diartikan dalam lingkup sekolahmungkin kompetensi yang dimaksud adalah keunggulan yang dimiliki suatu sekolah dibandingkan dengan sekolah lain. Ruang lingkup adalah lingkungan dimana organisasi atau perusahaan tersebut beraktivitas. Bisa juga diartikan bahwa ruang lingkupadalah lingkungan tempat dimana, perusahaan tersebut berada. Jika perusahaannya adlaah sekolah maka ruang lingkup adalah kawasan dimana sekolah tersebut berada sehingga sekolah dalam membuat strategi juga perlu melakukan pemetaan sekolah pesaing yang berbeda di kawasan atau ruang lingkup yang sama.

                Sedangkan yang dimaksud distribsusi sumber daya adalah bagaimana sbuah perusahaan memanfaatkan dan mendistribusikan seumber daya yang dimilikinya dalam menerapkan strategi perusahaan. Berarti bahwa untuk membuat sebuah strategi, sekolah harus memanfaatkan sumbe daya yang ada semaksimal mungkin agar mampu bersaing.

                Dari ketiga komponen tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dari komponen-komponen tersebut saling berkaitan atau saling mendukung satu sama lain, maka untuk itu merumuskan sebuah strategi ketiga komponen tersebut harus dipertimbangkan secara matang.

                Banyak ahli yang telah menjelaskan tentang pengertian implementasi/pelaksanaan, namum pada hakikatnya implementasi adalah suatu proses berupaya untuk mensukseskan program yang telah direncanakan agar mencapai tujuan. Lebih jelas lagi akan di paparkan beberapa pengertian implementasi menurut para ahli. Menurut Mulyasa (2003: 93) implementasi yakni :

“Merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap”.

 

                 Pengertian implementasi sejalan dengan pengertian pelaksanaan yang dikemukakan oleh Budi (2009: 12) bahwa “pelaksanaan adalah aktifitas menjalankan perencanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya”.

                Secara etimologis juga pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab adalah “Konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement (mengimplementasikan) berati to provide the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)”. (Wahab, 2004:64). Implementasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang, Peraturan Pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan.

                Dalam konteks kebijakan publik Implementasi diartikan sebagai suatu proses tindakan Administrasi dan Politik. Pandangan ini sejalan dengan pendapat Peter S. Cleaves dalam bukunya Solichin Abdul Wahab (2008;187), yang secara tegas menyebutkan bahwa:

“Implementasi itu mencakup a process of moving toward a policy objective by means of administrative and political steps” (Cleaves, 1980).  

                Secara garis besar, beliau mengatakan bahwa fungsi implementasi itu ialah untuk membentuk suatu hubungan yang memungkinkan tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran kebijakan publik diwujudkan sebagai outcome hasil akhir kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.      Sedangkan Van Meter dan Van Horn (1975), dalam bukunya Leo Agustino (2006;139), mendefinisikan implementasi sebagai:

                “Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan”.

Pada tahun 2004 dikeluarkan kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) oleh 4 (empat), yaitu : Departemen Dalam Negeri, Departemen Agama, Departemen Pendidikan Nasonal dan Kementrian Lingkungan Hidup. Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka penerapan kesepakatan bersama atara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 03/MENLH/02/2010. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata pada Pasal 1 juga menyebutkan bahwa “Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan”. Pada pasal itu juga menyebutkan bahwa “Program Adiwiyata adalah program untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan”.

Berdasarkan Tim Adiwiyata Tingkat Nasional (2010) menjelaskan pengertian adiwiyata sebagai berikut:

                “Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.”

            Tim Adiwiyata Tingkat Nasional (2012) juga menjelaskan mengenai tujuan dari program adiwiyata itu sendiri yaitu mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

                Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif adalah merupakan gerakan kesadaran berbudaya dan peduli lingkungan bagi seluruh warga sekolah  Menurut Sylvia Almeida & Amy Cutter-Mackenzie (2011 : 122). “The historical, Present and Future ness of Environmental Education                 in India”: Environmentalism in India in the Aryan ages was away of     life, integrated into the everyday lives of citizens through culture and             religion.

                Pendidikan lingkungan di India diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap warga melalui kebudayaan dan agama.

                Dari pendapat diatas diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif selain terintegrasi dalam pembelajaran dilaksanakan dengan pembiasaan. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terprogram maupun tidak terprogram. Kegiatan terprogram yaitu dalam kegiatan kurikuler, sedangkan yang tidak terprogram melalui kegiatan ekstra kurikuler dan pembiasaan.

 

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Digunakannya metode kualitatif ini bertujuan untuk menggambarkan mengenai implementasi program adiwiyata di SMP Negeri 1 Pandaan melalui kegiatan lingkungan berbasis partisipatif. Oleh karena itu penelitian ini membutuhkan kajian secara mendalam untuk memperoleh data-data yang lengkap dan terpercaya.Menurut Moleong (2012:6) penelitian kualitatif adalah “Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam suatu konteks ilmiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah”.

Rancangan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah studi kasus. Hal itu dilakukan kerena peneliti berusaha menunjukkan keunikan yang ada di sekolah dan bisa dijadikan sebagai salah satu alasan untuk dilakukan penelitian serta dapat membahas secara rinci dan mendalam perilaku pada sebuah organisasi yang terkait langsung dengan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif di sekolah. Sebagai mana tahapan desain studi kasus yang dikemukakan oleh Johnson dan Cristensen (Ulfatin, 2013:158) menyatakan bahwa ada delapan langkah yang dilakukan dalam penelitian studi kasus yakni menyeleksi topik, menentukan masalah, mendesain rancangan, mengumpulkan data, menganalisis data, menggeneralisasikan temuan, memvalidasi temuan dan menulis laporan.

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian untuk mendapatkan segala informasi yang berhubungan dengan fokus penelitian. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pandaan yang terletak di Jl. Kebonwaris No. 7 Kecamatan Pandaan Desa/Kel Kebonwaris.

Sugiyono (2013:309) mengemukakan bahwa teknik pengumpulan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan melakukan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipan dan non partisipan, wawancara semi terstruktur, dan analisis dokumentasi.

Dalam melakukan penelitian sumber data yang di observasi adalah kegiatan lingkungan berbasis partisipatif yang ada di sekolah dalam menunjang program adiwiyata, kemudian narasumber dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, ketua coordinator adiwiyata, guru, siswa, dan relasi. Dokumentasi yang diambil dalam penelitian ini merupakan semua kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan berbasis partisipatif dan mendukung adiwiyata.

 

     

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                Dalam penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data yang ada di lapangan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, setelah melakukan tahap pertama kemudian melakukan kondensasi. kondensasi dilakukan oleh peneliti dengan memilah data dan menarik kesimpulan, kemudian barulah melakukan verifikasi data dan akhirnya menarik kesimpulan. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data Condentation, data display, dan conclusion drawing/verification.

                Dalam menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Dimana menurut Sugiyono (2013:366) uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (realiabilitas), dan confirmability (obyektivitas).

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

                Setelah peneiti melakukan peelitian di sekolah kurang ebih 1-2 bulan beberapa paparan data dan hasil yang diperoleh peneliti mengenai strategi, implementasi dan program-program kegiatan lingkungan berbasis partisipatif di sekolah adalah sebagai berikut.

Startegi sekolah dalam mencapai adiwiyata di sekolah SMP Negeri 1 Pandaan dapat disimpulkan bahwa terlaksananya program adiwiyata dilakukan oleh kepala sekolah dibantu oleh TIM adiwiyata yang dibentuk untuk melaksanakan indikator-indikator dari pemenuhan standar adiwiyata. Sekolah SMP Negeri 1 Pandaan sudah menerapkan semua peraturan dan keinginan dari Mentri Pendidikan Lingkungan Hidup dalam mencapai adiwiyata mandiri di sekolah. Hal ini di dukung oleh beberapa stategi sekolah yang sudah menerapkan empat komponen indikator sehingga sekolah tersebut mendapat predikat adiwiyata mandiri, dimana diantaranya kebijakan kepala sekolah yang menginginkan untuk adiwiyata, kemudian kurikulum yang terintegrasi oleh lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dengan didukung beberapa program di dalamnya dan juga sarana ramah lingkungan. Hal itu tidak terlepas dari pelaksanaan yang baik dari pihak sekolah melalui partisipatif dan gotong royong warga sekolah maupun pihak luar.

       Untuk perencanaan Program tersebut dibagi menjadi dua antara program jangka panjang dan juga program jangka pendek, dimana program perencanaan jangka pendek di buat untuk satu tahun dan kemudian untuk program jangka panjang mencakup hingga jangka waktu lima tahun kedepan.

 

                Selain itu peneliti juga melakukan pengamatan atau observasi bahwa dalam implementasi kegiatannya sudah melakukan program-program yang telah direncanakan oleh sekolah dan tentunya semua warga sekolah terlibat dalam menyukseskan tujuan dari perencanaan sebelumnya. Dalam hal ini pihak internal sekolah adalah warga sekolah yang didalamnya ada kepala sekolah sampai siswa dan pihak eksternalnya sendiri ada masyarakat yang terbagi oleh sekolah binaan, orang tua siswa dan juga relasi perusahaan, diharapkan program tersebut untuk mencapai tujuan dari program yang sudah di rencanakan sebelumnya dan sesuai dengan visi misi SMP Negeri 1 Pandaan tentang sekolah Peduli lingkungan.

                Dapat disimpulkan dari beberapa pernyataan diatas bahwa implementasi yang dilakukan oleh sekolah adalah dengan membuat program dan juga melaksanakan program yang sudah di buat misalnya saja program jum’at, kemudian pelaksanaan rencananya dilakukan oleh semua elemen termasuk dari pihak lingkungan eksternal dan internal dimana internalnya sendiri ada kepala sekolah, guru, staff sampai siswa dan pihak eksternalnya sendiri ada orang tua siswa dan juga relasi perusahaan sehingga tujuan yang sebelumnya direncanakan dapat tercapai secara maksimal sesuai dengan visi misi Sekolah.

 

Program kegiatan lingkungan berbasis partisipatif yang diberikan kepada siswa meliputi :

  1. Program kegiatan lingkungan berbasis partisipatif yang diberikan sekolah kepada siswa yaitu 5 program jum’at.
  2. Pembelajaran yang mengintegrasikan Lingkungan dilakukan oleh guru
  3. Kegiatan Ekstrakurikuler terintegrasi lingkungan dilakukan oleh siswa.

 

Program kegiatan lingkungan berbasis partisipatif yang dilakukan bersama masyarakat meliputi :

  1. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif yang dilakukan bersama masyarakat yang pertama adalah dengan orang tua,
  2. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif yang dilakukan bersama masyarakat yang kedua adalah dengan menggandeng mitra yakni relasi perusahaan.

PEMBAHASAN

  1. Strategi sekolah mencapai adiwiyata

                Sekolah menerapkan beberapa strategi dalam mencapai sekolah adiwiyata yang di dalamnya mengandung sebuah rencana komperhensif agar dapat dijalankan dengan baik sehingga tujuan sekolah tersebut tercapai di antaranya adalah menerapkan empat indikator adiwiyata, membuat program jum’at, partisipatif gotong royong dan tentunya perencanaan jangka panjang dan pendek yang matang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Gaffar ( Sagala, 2011:137 ) yang menyatakan bahwa “Strategi adalah rencana yang mengandung cara komperhensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan kompetisi serta menumbuh kembangkan organisasi”.

                Sekolah juga mempunyai program khusus sendiri yakni program jum’at yang memiliki kegiatan partisipatif dalam mendukung tercapainya adiwiyata, tidak hanya melibatkan kondisi internal melainkan juga eksternal. Hal ini sama halnya pendapat yang dikemukakan oleh TIM Adiwiyata, (2013:5) yang menyatakan bahwa “Sekolah harus memiliki program yang sendiri khususnya untuk merawat gedung, lingkungan dan prasarana ramah lingkungan yang ada di sekolah, guna mencapai program adiwiyata”.

                Dari pembahasan mengenai strategi sekolah dalam mencapai adiwiyata di atas, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini ditemukan beberapa persamaan dengan penelitian yang dilakukan penelitian sebelumnya yakni dari segi perencanaan yang digunakan oleh sekolah adalah perencanaan jangka pendek dan jangka menengah dan juga penerapan empat indikator yang merupakan komponen pokok dapat dijalankan dengan baik, tetapi dalam penelitian ini yang berbeda adalah sekolah SMP Negeri 1 Pandaan memiliki program yang unik dan tidak dimiliki oleh sekolah lain dalam hal kegiatan lingkungan berbasis partisipatifnya dan gotong royong partisipatif di hari libur.

 

  1. Implementasi program kegiatan lingkungan berbasis partisipatif di sekolah

                 Pengimplementasian program adiwiyata melalui kegiatan lingkungan partisipatif yakni dengan Implementasi pertama dalam kegiatan lingkungan berbasis partisipatif adalah memiliki dan melaksanakan Program Hari jum’at. sependapat dengan Mulyasa (2003:93) yang menyatakan bahwa “Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap”.

 

                Implementasi ke dua merupakan salah satu pelaksanaan dilakukan dengan cara menggandeng dua pihak tertentu, yakni pihak internal dan eksternal Pihak internal terbagi dari semua warga sekolah, kepala sekolah, guru, staff, siswa, kantin sampai tukang kebun sekolah. Pihak eksternal dalam hal ini adalah orang tua siswa dan juga mitra sekolah yakni relasi perusahaan. Tujuan dari terciptanya hubungan antara 2 pihak tersebut adalah menjalankan program sesuai dengan planning untuk mewujudkan keinginan atau tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya. Hal tersebut sependapat dengan pernyataan Hunger ( 2001: 224 ) yang menyatakan “bahwa untuk memulai proses implementasi, pihak manajemen harus memperhatikan tiga pernyataan berikut (a) siapa yang akan melaksanakan rencana strategi yang telah diformulasikan; (b) apa yang harus dilakukan; (c) keterlibatan pihak internal dan eksternal”.

 

            Pembahasan di atas dirasa baru, bahwa peneliti menemukan hal yang unik dimana belum ditemukannya penelitian yang sama mengenai temuan penelitian tentang program khusus yang di jalankan oleh sekolah, baik itu program jum’at maupun kegiatan ekstrakurikuler inovatif yang di lakukan oleh sekolah itu sendiri dalam mendukung program adiwiyata di sekolah.

  1. Program kegiatan lingkungan berbasis partisipatif diberikan kepada warga sekolah
    1. Implementasi program jum’at.
    2. Kebijakan pembelajaran berbasis lingkungan.
    3. Kegiatan ekstakurikuler berbasis lingkungan.

       Program kegiatan lingkungan berbasis partisipatif yang dilakukan sekolah kepada warga sekolah di SMP Negeri 1 Pandaan merupakan salah satu terobosan inovasi yang dimiliki sekolah untuk mencapai sekolah adiwiyata, program yang dimiliki sekolah belum terdapat penelitian yang sama terutama pada program jum’at dan juga gotong royong partisipatif tersebut.

 

  1. Program kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dilakukan bersama masyarakat
    1. Menggandeng orang tua siswa
    2. Menggandeng relasi perusahaan

Yang keduanya berpartisipatif aktif dalam pembelajaran baik indoor maupun Outdoor.

Menggandeng orang tua siswa dan juga mitra atau relasi perusahaan dalam kegiatan lingkungan berbasis partisipatif di sekolah menjadi hal yang wajib di lakukan oleh sekolah untuk membantu menyukseskan sekolah adiwiyata. Dalam temuan penelitian yang di lakukan oleh peneliti ini sama halnya dengan penelitian yang  dilakukan oleh Angga Swasdita Fridantara dari Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Impementasi program adiwiyata di SMA Negeri 2 Klaten, dimana dalam penelitian tersebut terdapat temuan penelitian menggandeng orang tua siswa dan juga relasi perusahaan dalam menyukseskan adiwiyata. Dalam penelitian ini terdapat hal yang berbeda dalam pemberian program yang dilakukan oleh sekolah yakni mitra sebagai narasumber bahkan bergerak aktif dalam prosesnya tidak hanya sebagai pelengkap saja, hal ini yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang lain.

 

PENUTUP

 

Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian yang telah dipaparkan di bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Startegi dalam  mencapai adiwiyata di SMP Negeri 1 Pandaan adalah dengan menerapkan empat indikator dan dijalankan sesuai pedoman dengan baik, kemudian memiliki program tersendiri dalam menunjang ketercapaian adiwiyata, adanya perencanaan jangka panjang maupun pendek yang mendukung tercapainya tujuan sekolah adiwiyata, dan yang terkahir dengan cara pelaksanaan dilakukan secara partisipatif serta gotong royong semua elemen, baik dalam lingkungan warga sekolah maupun melibatkan masyarakatat.
  2. Implementasi Program adiwiyata melalui kegiatan lingkungan berbasis partisipatif di SMP Negeri 1 Pandaan adalah dengan cara menjalankan program Jum’at yang dimiliki sekolah, Jum’at tersebut meliputi; (a) Jum’at Beriman; (b) Jum’at Bersih; (c) Jum’at Berseri; (d) Jum’at Sehat dan (e) Jum’at Inovatif. Kelima program jum’at tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh sekolah untuk mendukung tercapainya adiwiyata di sekolah. Dalam pelaksanaannya pihak sekolah mengikutsertakan dua elemen yakni pihak internal dan pihak eksternal. Pihak Internal meliputi Warga sekolah dan Pihak Eksternal Meliputi Masyarakat sekitar termasuk relasi perusahaan.
  3. Program kegiatan lingkungan berbasis partisipatif yang dilakukan warga sekolah di SMP Negeri 1 Pandaan adalah memiliki berbagai program yakni penerapan program 5 jum’at yang sudah diatur oleh sekolah, kemudian kegiatan pembelajaran yang terintegrasi oleh lingkungan dilakukan oleh dewan guru dalam pemberian materi kepada siswa, meskipun dengan catatan tidak semua mata pelajaran terintegrasi oleh lingkungan hidup, dan yang terakhir adalah dengan ekstrakurikuler berbasis lingkungan, yakni seperti pramuka dimana kegiatannya meliputi Kemah Hijau bertujuan untuk menjaga dan peduli terhadap lingkungan, kemudian PMR dengan memanfaatkan Tanaman Toga, kesenian sanggar tari dll yang bertujuan untuk melestarikan budaya lokal.
  4. Program Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif yang dilakukan bersama masyarakat di SMP Negeri 1 Pandaan dengan cara yang pertama dari partisipatif orang tua melalui pemberian bantuan tanaman dan poster, terkadang juga di undang di jadikan narasumber dan turut partisipatif dalam penyuluhan tentang adwiyata. Relasi perusahaan yang digandeng pihak sekolah memberikan partisipatifnya melalui Narasumber yang di sediakan untuk membantu pembelajaran baik dari segi inovatif maupun kreatif bagi siswa, adapun juga relasi perusahaan memberikan sumber daya berupa bahan pangan yang sehat misalnya saja susu botol UHT dari salah satu mitra sekolah.

 

Saran

Berdasarkan paparan data, temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

  1. Bagi sekolah dalam melakukan perencanaan sebaiknya lebih di rincikan lagi tentang program-program apa saja yang akan dilakukan termasuk dalam satu semester itu sendiri dan di buatkan dokumen sendiri untuk setiap perencanaan Kegiatan lingkungan berbasis partisipatifnya, sehingga perencanaan yang dibuat dapat dilaksanakan sesuai aturan-aturan dari perencanaan tersebut yang akan berdampak nantinya untuk menjadikan sekolah menjadi lebih baik lagi.
  2. Bagi sekolah dan kepala sekolah dalam pengimplementasian untuk penanggulangan hambatan sebaiknya lebih ditekankan dengan memberikan program-program yang inovasi, sehingga kreatifitas anak lebih terjaga meskipun di tuangkan dalam karya tulis dan juga turut memberikan himbauan maupun treatment untuk lebih menjaga kebersihan misalnya sebelum pembelajaran berakhir di berikan motivasi untuk selalu menjaga lingkungan sekitar.
  3. Program kegiatan yang diberikan sekolah sudah sangat mendukung kepada siswa dalam rencananya untuk menciptakan sekolah adiwiyata, tetapi masih ada hambatan dalam pelaksanaanya yakni berupa kesadaran siswa, maka dari itu sebaiknya sekolah memberikan suatu kebijakan dan beberapa tindakan untuk meminimalisir terjadinya hambatan untuk mencapai sekolah adiwiyata, baik dari partisipatif program sampai partisipatif dalam menjaga lingkungan. Bagi siswa diharapkan mampu mengikuti dan menjalankan peraturan dan program yang sudah di  berikan sekolah agar semua tujuan sekolah dapat terwujud dengan baik.
  4. Menjalin kerjasama dengan mitra merupakan langkah yang bagus dilakukan oleh sekolah, maka dari itu sekolah lebih membuat program khusus untuk relasi perusahaan sebagai mitra sekolah, tidak hanya dari partisipatif sebagai narasumber maupun bantuan-bantuan melainkan juga mitra di manfaatkan sebagai sarana sekolah dalam pengembangan produk sekolah, baik dari siswa maupun pencitraan sekolah lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

 

Daftar Pustaka

Abdul Wahab, Solichin. 2008. Analisis  Kebijaksanaan Dari formulasi Implementasi        Kebijakan Negara. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta.

Almeida Sylvia &Amy Mackenzie,2011.The Historical,Present and Futureness of Environmental Education in India.environmental education, Volume 27 (1). (Online). http://journalenvirontmenteducation.net/journal,          diakses 05 Januari 2017.

Amos Neolaka. 2008. Kesadaran Lingkungan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.      Jakarta:Rineka Cipta.

Bahrudin Supardi. 2009. Berbakti Untuk Bumi. Bandung: Rosdakarya.

Budi, Rai. 2009. Dasar-Dasar Manejemen Pendidikan. Surabaya. FIP UNESA.

Dowaki, Kiyoshi. 2013. Community Empowerment Throught Appropiete Technology:       Suistaining the Suistanable Development. Volume 17. (Online).           http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1878029613001229,                diakses 07 Maret 2017

Edward III. 1980. Implementation Public Policy. Washington DC : Congresional               Quarter Press. (Online).                 http://repository.usu.ac.id.implementingprogramme.net.journal, diakses 07         Februari 2017

Fasli Djalal dan Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Jakarta: Depdiknas Bapenas Adicita karyanusa.

 

H. A. R Tilaar. 2009. Kekuasaan Pendidikan: Kajian Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Hashim,Rugayah. 2015. The Praxis of Langkawi’s Suistanable Regeneration Strategy Trhough Eco-Tourism. Volume 170. (Online). http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042815000294, diakses 08 Maret 2017

 

Ibrahim, Noor Akma. 2003. Review Of Air Pollution and Health Impacts in Malaysia. Volume 92, No 2. (Online). http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0013935102000592, diakses 09 Maret 2017

 

 

 

 

 

 

 

Published
2017-08-03
Abstract Views: 214
PDF Downloads: 175