Peran Hubungan Masyarakat Dalam Meningkatkan Kualitas Kerjasama Sekolah Dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya

  • ANDY DWI KIS PP

Abstract

Peran Hubungan Masyarakat Dalam Meningkatkan Kualitas Kerjasama Sekolah Dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya

Andy Dwi Kis Permana Putra

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

andy.dk04@gmail.com

Nunuk Hariyati

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

nunukhariyati@unesa.ac.id

                                                                                        Abstrak

Kerjasama yang terjalin antara SMK dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) tidak terlepas dari adanya peranan hubungan masyarakat (humas) di sekolah. Untuk itu humas sekolah memegang peranan penting dalam mendukung terwujudnya hubungan kerjasama tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan upaya hubungan masyarakat dalam membangun, memelihara, dan mengevaluasi kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan rancangan penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan kondensasi, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian (1) upaya humas dalam membangun kerjasama efektif dengan komunikatifnya humas menjalankan peranan sebagai ujung tombak dalam menyelaraskan berbagai informasi (2) upaya humas dalam memelihara kerjasama efektif apabila kegiatan monitoring didukung dengan strategi serta penggunaan prinsip yang tepat (3) upaya humas dalam mengevaluasi kerjasama efektif jika didukung sinergi peran kedua belah pihak dalam penggunaan angket monitoring dalam penentuan keberhasilan kerjasama. Berdasarkan hal tersebut humas sekolah di SMK Negeri 5 Surabaya telah menjalankan peranannya dengan sangat baik. Saran yang dapat di buat yaitu lebih pro aktif dalam menjalankan peranannya di sekolah sehingga tercipta kerjasama berkualitas yang berdampak signifikan terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik guru maupun peserta didik yang ada di SMK Negeri 5 Surabaya.

Kata Kunci: Hubungan Masyarakat, Kualitas Kerjasama, Dunia Usaha dan Dunia Industri. 

 

THE ROLE OF PUBLIC RELATIONS IN IMPROVING THE QUALITY OF COOPERATION WITH THE BUSINESS AND INDUSTRY IN SMK NEGERI 5 SURABAYA 

Andy Dwi Kis Permana Putra

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

andy.dk04@gmail.com

Nunuk Hariyati

Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

nunukhariyati@unesa.ac.id

Abstract

The cooperation established between the SMK with the business world and the world of industry (DUDI) is inseparable from the existence of the role of public relations (public relations) at school. For that school of public relations play an important role in support of the attainment of such partnerships. The purpose of this research was to describe the public relations efforts in building, maintaining, and evaluating cooperation with the business world and the world of industry (DUDI) at SMK Negeri 5 Surabaya. This research uses descriptive qualitative approach and draft research case studies. The data collection techniques interviews, observation and documentation. Data analysis in this study uses the condensation, the presentation of data, and verify the data. Results of the study are (1) public relations efforts in establishing effective cooperation with komunikatifnya publicist running role as spearhead in harmonizing various information (2) the public relations effort in maintaining effective cooperation in monitoring activities supported by the strategy as well as the use of proper principles (3) public relations efforts in evaluating effective cooperation if the synergy supported the role of the parties in the use of the now monitoring in determining the success of cooperation. Based on this public relations school in SMK Negeri 5 Surabaya has run its role very well. Suggestions can be made a more pro active in carrying out its role in school so created significant impact-quality cooperation towards improving the quality of human resources, good teachers as well as learners who are in SMK Negeri 5 Surabaya.

Keywords: Public Relations, Quality of Cooperation, The Business and The World of Industry.

 

 

PENDAHULUAN

Salah satu jalur pendidikan sekolah yang di jadikan alternatif untuk mengatasi angka pengangguran adalah pendidikan kejuruan. Sekolah menengah kejuruan (SMK) memiliki tujuan mencetak peserta didik untuk siap kerja, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 76 yang menjelaskan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan menengah yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan kejuruan para profesi agar dapat bekerja pada bidang tertentu. Sebagai jenjang pendidikan yang menyiapkan lulusan dalam memasuki lapangan kerja maka dibutuhkan peran serta masyarakat. Masyarakat sebagai salah satu pemilik sekolah mendukung dan berpartisipasi dalam meningkatkan pendidikan di sekolah. Untuk menciptakan situasi dan kondisi yang harmonis antara pihak pengelola sekolah dan masyarakat, maka sangat dibutuhkan kerja sama dan kontak dari kedua pihak secara kontinyu.

Seluruh kegiatan yang ada di sekolah dibutuhkan penyelarasan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Melalui sosialisasi dan musyawarah program sekolah dengan pihak DUDI inilah yang nantinya akan membentuk hubungan saling menguntungkan antara kedua belah pihak yang akan berujung pada Memorandum of Understanding (MoU). Untuk mencapai hal tersebut sekolah membutuhkan peranan dari hubungan masyarakat (humas) sekolah.

Amirin, dkk (2013: 95) menyatakan bahwa hubungan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama antara lembaga dan masyarakat dengan tujuan memperoleh pengertian, kepercayaan, penghargaan, hubungan harmonis, serta dukungan (goodwill) secara sadar dan sukarela. Lebih lanjut, Nasution (2010: 39) menyatakan bahwa hubungan masyarakat merupakan pengembangan dan pemeliharaan kerjasama yang efisien untuk menyampaikan saluran informasi dua arah. Bertujuan memberikan pemahaman antara pihak sekolah (pimpinan), komunitas sekolah (guru, karyawan dan siswa) dan masyarakat (orang tua, masyarakat sekitar dan lembaga lain di luar sekolah). Hubungan masyarakat (humas) berperan penting dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal ini, humas berfungsi di dalam mendukung hubungan baik kepada masyarakat sehingga dengan adanya hubungan yang harmonis tersebut dapat membantu untuk memperoleh dukungan publik dalam menyiapkan lulusan-lulusan yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja ataupun siap bersaing dalam melanjutkan studi di perguruan tinggi terkemuka, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Untuk itu dibutuhkan peran humas dalam menjembatani antara sekolah dengan masyarakat. Humas berkomunikasi langsung dengan masyarakat dan untuk mengetahui keadaan sebenarnya di lapangan, pihak humas memerlukan bantuan dari pihak internal maupun pihak eksternal sekolah.

Penyelenggaraan sekolah menengah kejuruan sangat dibutuhkan adanya jalinan kerjasama yang baik dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) terutama dalam proses pembelajaran. Hubungan kerjasama yang baik tentunya tidak dapat tercipta dengan begitu saja tanpa adanya proses komunikasai yang berkelanjutan. Bagi pendidikan SMK untuk mendapatkan mitra kerja bukan merupakan hal yang mudah. Untuk dapat menjalin kerjasama dengan DUDI diperlukan adanya keterampilan dari pihak sekolah. Dalam kaitannya peranan humas dibutuhkan guna menarik minat DUDI agar terjalin kerjasama dengan sekolah.

SMK Negeri 5 Surabaya merupakan salah satu contoh sekolah yang menjalankan peranan humasnya dengan sangat baik dalam meningkatkan kualitas kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Pihak sekolah menyadari bahwa SMK Negeri 5 Surabaya tidak akan menciptakan lulusan yang berkualitas tanpa adanya kerjasama dengan pihak eksternal, yakni dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Untuk itu program-program humas, khususnya yang berkaitan dengan hubungan dengan pihak eksternal dilaksanakan dengan sangat baik.

Program-program hubungan masyarakat yang ada di SMK Negeri 5 Surabaya diantaranya, 1) Hubungan dengan dunia usaha dan dunia  industri (DUDI) meliputi praktek kerja industri (prakerin) dan rekrutmen tenaga kerja, 2) Dengan institusi meliputi pelatihan (workshop), dan 3) Sekolah lain meliputi peningkatan kompetensi guru dan pelatihan siswa. Dalam melakukan kerjasama, pihak sekolah memperhatikan terlebih dahulu dengan melihat kebutuhan sekolah, perkembangan industri serta kesesuaian industri pasangan dengan program studi yang ada di SMK Negeri 5 Surabaya. 

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut  :

  1. Upaya hubungan masyarakat dalam membangun kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya.
  2. Upaya hubungan masyarakat dalam memelihara kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya.
  3. Upaya hubungan masyarakat dalam mengevaluasi kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya.

 

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif  dengan rancangan penelitian studi kasus yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan memperoleh secara jelas gambaran mengenai peran hubungan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kerjasama sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Lokasi pada penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 5 Surabaya yang terletak di Jalan Mayjend Prof. Dr. Moestopo 167-169, Surabaya. Sedangkan subjek penelitian ini yaitu: bapak Rinoto selaku kepala sekolah SMK Negeri 5 Surabaya, bapak Eko Budi Purnomo selaku waka humas, bapak Mujini selaku ketua jurusan teknik listrik, ibu Ratna Wahyuni selaku ketua jurusan teknik kimia analis, ibu Nikmatul Azizah selaku ketua bursa kerja khusus (BKK), bapak Ari Junaidi selaku pihak DUDI, Erlanda dan Dio selaku siswa dan alumni SMK Negeri 5 Surabaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, observasi, dan studi dokumentasi, sesuai dengan fokus penelitian.

Teknik analisis data dengan melakukan beberapa langkah yaitu: Pengumpulan Data, Kondensasi Data, Penyajian Data dan Verifikasi Data. Selanjutnya, untuk menguji keabsahan data yang diperoleh di lapangan, penelitian ini menggunakan uji Kredibilitas, Tranferabilitas, Konfirmabilitas, dan Dependabilitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan temuan data di SMK Negeri 5 Surabaya, sesuai dengan fokus penelitian  menunjukkan bahwa 1) Upaya hubungan masyarakat dalam membangun kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya. 2) Upaya hubungan masyarakat dalam memelihara kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya. 3) Upaya hubungan masyarakat dalam mengevaluasi kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya.

HASIL PENELITIAN

  1. Upaya hubungan masyarakat dalam membangun kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya.

Peranan humas sangat vital sebagai ujung tombak sekolah dalam menyebarluaskan informasi, sehingga humas dituntut komunikatif dalam proses analisis kerjasama dengan pihak internal dan pihak eksternal di sekolah. Keterlibatan seluruh elemen sekolah akan membantu humas dalam menentukan mekanisme kerjasama. Strategi yang digunakan humas dalam upaya membangun kerjasama lebih menggunakan cara pendekatan awal serta adanya keterlibatan alumni sebagai link ke industri. Standar yang diusung oleh humas yakni kesesuaian kompetensi yang diberikan oleh industri kepada sekolah serta komitmen terhadap pengembangan peserta didik. Bentuk kerjasama yang dibangun meliputi praktek kerja industri (prakerin), rekrutmen, CSR atau biasa dikenal bantuan-bantuan dari perusahaan atau industri, serta sinkronisasi kurikulum dengan penetapan kerjasama menggunakan Memorandum of Understanding.

  1. Upaya hubungan masyarakat dalam memelihara kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya.

Proses pemeliharaan yang dilakukan humas menggunakan cara kegiatan monitoring demi menjaga komunikasi yang terjalin antara sekolah dengan pihak dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Humas menggunakan strategi dalam pemeliharaan yang meliputi komunikasi berkelanjutan, mengundang industri ke sekolah, memanfaatkan DUDI sebagai guru tamu, dan pro aktif dalam pembahasan sinkronisasi kurikulum. Humas juga menerapkan prinsip dalam memelihara kerjasama yakni dengan tidak ikut campur urusan industri apabila tidak memiliki wewenang dan memenuhi kebutuhan industri.

  1. Upaya hubungan masyarakat dalam mengevaluasi kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya.

Proses evaluasi yang dilakukan humas sekolah dalam kerjasama lebih mengandalkan angket monitoring yang dititipkan kepada pembimbing saat melakukan kunjungan ke industri. Evaluasi kerjasama yang dilakukan untuk memberikan masukan atas kekurangan saat proses kerjasama sehingga sekolah dapat memetakan perbaikan kualitas dalam memenuhi hak dan kewajiban kepada pihak industri. Ruang lingkup evaluasi meliputi sikap dan kemampuan siswa, kompetensi yang diperoleh, pekerjaan yang diterima, serta kegiatan siswa selama prakerin di industri. Penentuan keberhasilan kerjasama berdasarkan keterserapan lulusan SMK, semakin tinggi nilai keterserapan peserta didik, maka kerjasama dengan DUDI dikatakan berhasil.

 

PEMBAHASAN

  1. Upaya hubungan masyarakat dalam membangun kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya.

Penyelenggaraan sekolah menengah kejuruan (SMK) sangat dibutuhkan adanya jalinan kerjasama yang baik dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) terutama dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam penyelenggaraan pendidikan di SMK menerapkan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dimana dalam pelaksanaannya siswa tidak hanya menerima pembelajaran di sekolah saja, akan tetapi ada praktek di lingkungan industri. Bukit (2014: 43) mengatakan PSG merupakan sistem pendidikan kejuruan yang melaksanakan pembelajaran di sekolah dan di industri dimana pembelajaran di sekolah dan pelatihan di industri merupakan dua komponen yang berasal dari program yang tidak terpisahkan. Penerapan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diperlukan adanya jalinan kerjasama yang baik dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Hubungan kerjasama yang baik tentunya tidak dapat tercipta dengan begitu saja tanpa adanya proses komunikasi yang berkelanjutan. Bagi pendidikan SMK untuk mendapatkan mitra kerja bukan merupakan hal yang mudah. Untuk dapat menjalin kerjasama dengan DUDI diperlukan adanya keterampilan dari pihak sekolah. Dalam kaitannya peranan humas dibutuhkan guna menarik minat DUDI agar terjalin kerjasama dengan sekolah.

Hubungan masyarakat (humas) sekolah memiliki kedudukan strategis dalam penyelenggaraan kerjasama dengan pihak eksternal, khususnya di SMK Negeri 5 Surabaya, dimana humas memiliki peranan sangat vital sebagai ujung tombak sekolah dalam menyebarluaskan informasi yang didapat kepada publiknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Ruslan (2010:10) yang menyatakan bahwa peranan humas sebagai penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya. Peranan sebagai ujung tombak dari humas diharapkan dapat membantu dalam upaya membangun kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) secara efektif dan efisien.

Dalam membangun kerjasama, humas di SMK Negeri 5 Surabaya sangat komunikatif dalam menindaklanjuti informasi-informasi yang diperoleh dalam proses analisis kerjasama dengan internal dan eksternal sekolah.  Hal ini sesuai dengan pendapat Ruslan (2012:23) yang menyatakan bahwa humas dalam membina hubungan ke dalam atau hubungan ke luar harus dipelihara guna menciptakan kerukunan bersama antara masing-masing pihak. Komunikatifnya humas dalam menyelaraskan berbagai informasi ini diharapkan dapat berjalan efektif sehingga menciptakan adanya sinergitas peran antara kedua belah pihak.

Pihak-pihak yang terlibat dalam membangun kerjasama di SMK Negeri 5 Surabaya meliputi kepala sekolah, waka humas, ketua jurusan, guru, serta alumni yang sudah bekerja di berbagai industri. Seluruh elemen sekolah diharapkan dapat berkontribusi maksimal sehingga tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah dalam membangun kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dapat berjalan sesuai harapan dan maksimal dengan dibantu oleh alumni.

Penetapan mekanisme dalam membangun kerjasama yang dilakukan humas SMK Negeri 5 Surabaya melalui dua cara, yakni sekolah yang menawarkan draf kerjasama atau industri yang datang ke sekolah menawarkan draf kerjasama. Hal ini sesuai dengan pendapat Azizah, dkk (2015:156) yang menyatakan bahwa mekanisme yang dipilih merupakan langkah komprehensif yang akan ditempuh dalam pencapaian misi dan tujuan organisasi. Dimana humas diharapkan dapat menentukan pemilihan mekanisme yang menciptakan kerjasama efektif dan efisien bagi sekolah.

Membangun kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) pihak humas SMK Negeri 5 Surabaya memiliki strategi –strategi yang diterapkan, antara lain 1) melakukan pendekatan awal jika industri tersebut belum bekerjasama dengan sekolah; dan 2) mencari alumni-alumni yang sudah bekerja dan tersebar di berbagai industri untuk meminta rekomendasi kerjasama antara sekolah dengan industri yang ditempati alumni. Hal ini sesuai dengan pendapat Tim LPM UNJ (2014:3) dimana tahap penjajakan merupakan tahap awal untuk menjajaki kemungkinan terjadinya kerjasama antara kedua belah pihak. Penjajakan ini dapat dimulai dengan pertukaran informasi tentang profil instansi masing-masing dan presentasi dari usulan kerjasama yang ditawarkan. Adanya keterlibatan aktif dari alumni dalam merekomendasikan industri merupakan langkah yang efektif dimana alumni dapat memberikan kontribusinya membantu sekolah dalam menyeleksi atau memilah industri yang akan dijadikan sebagai mitra kerjasama oleh sekolah. Alumni merupakan lini depan yang paling efektif. Kinerja alumni akan menjadi referensi industri untuk menilai sekolah. Oleh karena itu jaringan alumni harus diperkuat.

Standar yang diusung sekolah adalah kesesuaian kompetensi yang diberikan oleh industri kepada sekolah serta komitmen terhadap pengembangan peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Raharjo (Syaraswati, 2016:95) yang menyatakan bahwa dalam pemilihan industri, sekolah terlebih dahulu melakukan pengkajian berbagai industri dan lembaga yang potensial yang ada di sekitar wilayahnya, melakukan pengkajian terhadap semua keterampilan yang sesuai dan dapat diperoleh di setiap industri, serta sekolah merintis kerjasama dengan industri atau perusahaan yang sesuai dengan standar atau keterampilan tiap-tiap program studi. Pemilihan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sebagai mitra kerja yang tepat nantinya akan berpengaruh terhadap perkembangan siswa dan kompetensi yang dihasilkan. Sehingga dalam hal ini humas SMK Negeri 5 Surabaya harus selektif dalam pemilihan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang akan dijadikan mitra kerjasama sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat sesuai dengan tepat sasaran.

Bentuk kerjasama antara SMK Negeri 5 Surabaya dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) meliputi praktek kerja industri (prakerin), rekrutmen tenaga kerja, program Corporate Social Responsibility (CSR) dan sinkronisasi kurikulum. Kerjasama yang dijalankan oleh sekolah merupakan hal utama dan menjadi program pokok di bidang kehumasan yang bertujuan untuk menyalurkan peserta didik ke dunia industri yang sesuai dengan bidang keahliannya. Berdasarkan analisis peneliti, bentuk kerjasama yang dilakukan sekolah sesuai dengan pendapat Kemendikbud (2016:16) yang menyatakan ada beberapa variasi bentuk kerjasama lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan dengan industri meliputi, praktik kerja industri (Prakerin), kelas industri, training center / In-house training, program guru magang dan guru tamu kerja sama penelitian, sertifikasi siswa, rekrutmen (Bursa Kerja Khusus), dan production-based education training (PBET) serta teaching factory. Hal ini sependapat dengan teori dari Abuzar (Ixtiarto dan Sutrisno, 2016:65) yang mengatakan bahwa SMK dengan dunia usaha dan dunia industri melalui link and match sebagai bentuk kerjasama dapat memberi manfaat a) Peserta didik secara langsung dapat melihat bagaimana peranan teknologi dalam dunia usaha sehingga setelah lulus kelak tidak canggung lagi berinteraksi dengan proses teknologi dalam dunia usaha. b) Memotivasi peserta didik SMK untuk berkreasi lebih bagus lagi, dalam artian mereka bisa menemukan inovasi-inovasi baru karena sudah melihat secara langsung. c) Mampu meningkatkan mutu lulusan SMK karena dalam dunia usaha dan dunia industri itu yang paling utama adalah disiplin agar dapat secara terus menerus bertahan, misalnya hal kecil mengindikasikan bahwa mutu yang ada di sekolah adalah komitmen terhadap disiplin waktu dan belajar, etos kerja, budaya berkompetisi dan berprestasi. d) Lebih mudah mendesain kurikulum yang berbasis kompetensi karena langsung memenuhi tuntutan dunia usaha. e) Bentuk rekrutmen tenaga kerja tidak akan sulit lagi. Artinya, stakeholders SMK dapat merekomendasikan siapa saja peserta didik yang berprestasi untuk jadi tenaga kerja.

Ditinjau dari proses Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama, humas SMK Negeri 5 Surabaya terlebih dahulu melakukan pendekatan dengan mengirimkan draf ke industri guna bertemu jajaran manajemen ataupun pihak HRD, untuk selanjutnya diadakan pertemuan decision maker kedua belah pihak guna penandatangan MoU. Hal ini sesuai dengan pendapat Tim LPM UNJ (2014:3) yang menyatakan bahwa kegiatan kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain hendaknya dituangkan dalam naskah kesepahaman yang dibuat antara kedua belah pihak mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing pihak yang disebut dengan Memorandum of Understanding (MoU).

Dengan demikian dapat diketahui bahwa upaya humas dalam membangun kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya menunjukkan bahwa humas komunikatif dalam menjalankan perannya sebagai ujung tombak sekolah menyelaraskan berbagai informasi sehingga dapat menentukan mekanisme kerjasama, strategi yang diterapkan, pihak-pihak yang terlibat, standar pemilihan mitra/partner, bentuk kerjasama, serta proses MoU dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

  1. Upaya hubungan masyarakat dalam memelihara kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya.

Memelihara hubungan baik dengan partner merupakan prioritas utama sekolah dalam melakukan hubungan kerja sama. Dalam prakteknya di lapangan, kepuasan pihak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) adalah penghargaan tertinggi bagi sekolah dalam suatu hubungan kerjasama, karena mitra akan melihat bahwa sekolah memiliki cara kerja yang baik, sumber daya manusia yang hebat, serta mampu memenuhi setiap keinginan dan kebutuhan yang diinginkan pihak DUDI.

Banyak cara yang dilakukan oleh sekolah guna lebih mendekatkan diri dengan partner demi kelangsungan hubungan kerjasama ke depannya, seperti mencari tahu penilaian apa yang mereka cari, apa yang menjadi perhatian utama mereka, serta apa yang mereka harapkan dari kerja sama yang sedang berlangsung dengan sekolah. Untuk itulah pihak humas SMK Negeri 5 Surabaya perlu melakukan proses pemeliharaan dalam kerjasama sekolah dengan pihak dunia usaha dan dunia industri guna mengefektifkan hubungan baik antar kedua belah pihak.

Proses pemeliharaan kerjasama yang dilakukan pihak humas SMK Negeri 5 Surabaya terhadap dunia usaha dan dunia industri (dudi) menggunakan cara mengedepankan komitmen pada kegiatan monitoring guna menjaga komunikasi yang terjalin bagi kedua belah pihak. Selama peserta didik melaksanakan praktek kerja industri (prakerin) di dunia usaha dan dunia industri (DUDI), pihak sekolah melakukan pengawasan atau monitoring terhadap peserta didik satu kali dalam tiga bulan. Kegiatan monitoring ini sangat efektif untuk melihat kemajuan belajar siswa, baik dari segi sikap maupun keterampilan. Monitoring yang dilaksanakan oleh guru meliputi monitoring kompetensi yang dilaksanakan siswa di DUDI, kemajuan belajar siswa, kehadiran, dan kendala-kendala yang ditemui di lapangan selama pelaksanaan prakerin.

Monitoring kompetensi dilakukan untuk melihat kesesuaian materi atau bimbingan yang diberikan oleh pihak DUDI terhadap siswa dengan pembelajaran yang diperoleh siswa di sekolah. Monitoring kemajuan belajar siswa dilakukan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan siswa di DUDI dan mengetahui kemampuan yang telah diperolehi siswa selama di DUDI. Sedangkan monitoring kehadiran ditujukan bagi sikap siswa, termasuk kedisiplinan, sikap kerja selama di industri. Monitoring tentang kendala-kendala ditujukan untuk menerima masukan-masukan dari pihak DUDI terhadap permasalahan yang dihadapi peserta didik atau kendala yang ditemui pihak DUDI selama proses pelaksanaan prakerin. Monitoring yang dilakukan akan memiliki dampak positif terhadap upaya humas dalam memelihara kerjasama dengan pihak DUDI. Hal ini sesuai dengan pendapat Graha (2011: 12) bahwa dengan komitmen, keinginan kuat masing-masing pihak untuk menjalankan dengan sungguh-sungguh apa yang telah dijanjikan dan disepakati bersama akan mencerminkan integritas masing-masing pihak yang melakukan kerjasama. Melalui monitoring tersebut akan menciptakan komunikasi tatap muka yang dimana merupakan media interpersonal antara humas atau guru-guru SMK Negeri 5 Surabaya yang ditugaskan saat monitoring ke dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Strategi yang dipilih humas SMK Negeri 5 Surabaya dalam proses pemeliharaan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) meliputi komunikasi berkelanjutan, mengundang industri ke sekolah, memanfaatkan DUDI sebagai guru tamu, dan pro aktif dalam pembahasan sinkronisasi kurikulum. Berdasarkan analisis peneliti, komunikasi berkelanjutan dapat menguatkan hubungan kerjasama yang telah terjalin sehingga informasi dan pengetahuan dapat disampaikan dengan jelas, semua permasalahan akan segera tertangani dan tidak menumpuk atau tertunda. Selain dengan kontak utama, sekolah juga harus menjalin komunikasi dengan manajemen terkait aspek lainnya di perusahaan atau industri, seperti supervisor yang mensupervisi siswa prakerin. Sedangkan mengundang industri ke sekolah disini untuk melakukan diskusi langsung terkait kerjasama sehingga nantinya timbul hubungan saling membutuhkan antara kedua belah pihak. Pemanfaatan pihak DUDI sebagai guru tamu akan memiliki dampak positif terhadap pembelajaran di sekolah dikarenakan saat proses pembelajaran yang di mana saat itu guru juga belajar dari guru tamu tersebut. Adanya sinkronisasi kurikulum ini nantinya untuk melihat kesenjangan kompetensi terutama yang banyak ditemukan pada penguasaan teknologi terbaru serta pemahaman prosedur-prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Hal ini dilakukan guna menjawab tantangan yang akan dihadapi oleh sekolah dalam memenuhi perkembangan industri terkait kebutuhan yang mereka harapkan.

Pemilihan strategi yang dilakukan sekolah pada mitra akan berdampak positif terhadap upaya pemeliharaan keberlangsungan kerjasama sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Hal itu sesuai dengan pendapat Ixtiarto dan Sutrisno (2016:65) bahwa dengan strategi pemeliharaan yang telah direncanakan dengan matang maka pemenuhan tujuan akan berjalan efektif dan efisien bagi sekolah. Humas SMK Negeri 5 Surabaya diharapkan dapat bersinergi dan pro aktif dengan strategi yang dipilih dengan didukung oleh seluruh elemen sekolah.

Prinsip-prinsip yang diperhatikan oleh humas SMK Negeri 5 Surabaya dalam pemeliharaan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri adalah dengan memenuhi kebutuhan industri dan tidak ikut campur urusan industri. Hal ini sesuai dengan pendapat Graha (2011: 12) bahwa dalam pemeliharaan kerjasama harus memperhatikan komunikasi serta saling menghargai. Dimana hubungan kerjasama yang tidak dilandasi dengan rasa saling menghargai akan berakibat salah satu pihak merasa diabaikan atau diremehkan. Hal ini dapat memicu kesalahpahaman dan perselisihan serta mengubah hubungan yang baik menjadi hubungan yang buruk dan dingin antara kedua belah pihak.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa upaya humas dalam memelihara kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya menunjukkan bahwa dalam proses pemeliharaan menggunakan cara monitoring, strategi yang diterapkan meliputi komunikasi berkelanjutan, mengundang industri ke sekolah, memanfaatkan DUDI sebagai guru tamu, dan pro aktif dalam pembahasan sinkronisasi kurikulum serta prinsip tidak ikut campur urusan industri dan memenuhi kebutuhan industri yang dijunjung tinggi oleh humas SMK Negeri 5 Surabaya.

  1. Upaya hubungan masyarakat dalam mengevaluasi kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya.

Kemendikbud (2016:16) menyatakan bahwa evaluasi merupakan bagian yang penting pada implementasi kerjasama antara lembaga sekolah/diklat kejuruan dengan industri. Evaluasi dalam kerjasama harus disusun dengan prosedur awal sebelum melakukan kegiatan sehingga didapatkan evaluasi yang efektif dan efisien dari apa yang diharapkan. Tim LPM UNJ (2014: 12) menyatakan bahwa dalam prosedur evaluasi kerjasama antara lain sebagai berikut: a) Membentuk tim monitoring dengan melibatkan pihak yang bekerja-sama/pihak terkait; b) Menetapkan ruang lingkup monitoring; c) Menentukan alat ukur evaluasi; d) Menetapkan waktu monitoring; dan e) Melakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan dengan melihat sejauh mana keefektifan kerjasama yang sudah dilakukan berdasarkan kualitas lulusan yang dihasilkan, serapan peserta didik yang langsung dapat bekerja, serta ketercapaian perbaikan dan pengembangan proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Tim LPM UNJ (2014: 12) yang menyatakan hasil evaluasi kerjasama dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengkaji umpan balik hasil evaluasi dan memanfaatkan hasil evaluasi untuk menentukan apakah kerjasama dapat dilanjutkan atau dihentikan.

Proses pengevaluasian kerjasama yang dilakukan oleh humas SMK Negeri 5 Surabaya terhadap kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (dudi) adalah sekolah lebih mengandalkan angket monitoring yang dititipkan kepada pembimbing saat melakukan kunjungan ke industri. Dalam angket tersebut terdapat poin-poin meliputi sikap dan kemampuan siswa, kompetensi yang diperoleh di industri, pekerjaan yang diterima siswa saat di industri, serta kegiatan siswa selama prakerin di industri. Berdasarkan analisis peneliti, kegiatan evaluasi harus dilihat sebagai bagian dari pengembangan, baik oleh industri/perusahaan, sekolah, maupun siswa. Selain itu, prakerin juga diharapkan menjadi wadah penyampaian umpan balik. Oleh karena itu evaluasi sebaiknya dilakukan secara reguler, tidak hanya pada akhir periode prakerin, tapi misalnya dilakukan sebulan sekali. Hal itu bertujuan untuk menilai dan mendapatkan umpan balik (feedback) baik dari siswa ataupun pihak DUDI. 

Tujuan dan fungsi dari pengevaluasian kerjasama yang dilakukan humas SMK Negeri 5 Surabaya adalah untuk memberikan masukan atau solusi atas kekurangan saat proses kerjasama sehingga dihasilkan perbaikan kualitas dalam memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hal ini sesuai dengan pendapat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013: 12) bahwa tujuan dan fungsi evaluasi kerjasama meliputi 1) Memperoleh masukan terhadap efektifitas dan efisiensi kerjasama; 2) Memetakan kinerja masing-masing pihak dalam mendukung dan melaksanakan berbagai program yang dirancang dalam proposal; dan 3) Menyusun rekomendasi sebagai bahan masukan untuk pengambil keputusan dalam kerangka pengembangan kerjasama. Pihak yang terlibat dalam proses evaluasi kerjasama antara sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri (dudi) yakni seluruh elemen sekolah, baik pimpinan, waka humas, guru-guru, ketua jurusan, siswa, serta perwakilan dari dunia usaha dan dunia industri itu sendiri. Berdasar analisis peneliti, dengan adanya sinergi peran dari seluruh elemen sekolah dan pihak DUDI dalam mengevaluasi kerjasama akan dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam peningkatan kerjasama.

Penentuan keberhasilan kerjasama berdasarkan keterserapan lulusan SMK, semakin tinggi nilai keterserapan peserta didik, maka kerjasama dengan DUDI dapat dikatakan berhasil. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Kemendiknas (2010:64) yang menyatakan bahwa indikator keberhasilan sekolah dalam menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan industri (DUDI) ditunjukkan: a) terbentuknya tim kerja kehumasan yang mampu menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan industri, b) terlaksananya penjajagan kerjasama dengan mitra yang terkait untuk memperoleh masukan sebelum peklaksanaan program, c) terealisasinya kontrak kerjasama yang dituangkan dalam nota kesepahaman dengan pihak yang dijadikan mitra, dan d) terealisasinya berbagai kegiatan dalam kerangka mensukseskan pelaksanaan program seperti pertukaran pelajar, guru, kepala sekolah, serta pemagangan dalam upaya penambahan wawasan serta kompetensi. Hal ini dikarenakan pada dasarnya semakin tingginya kualitas yang dihasilkan dari proses kerjasama antara SMK dengan DUDI, maka semakin tinggi pula nilai keterserapan lulusan yang ada. Dengan demikian penyelenggaraan kerjasama dalam pendidikan akan efektif, ditunjukan dengan keberhasilan dalam mencapai indikator yang sudah ditentukan dalam kebijakan menjalin kerjasama, seperti peningkatan kualitas pembelajaran, kualitas keberhasilan siswa, keselarasan dan relevansi kurikulum dengan dunia kerja serta meningkatnya tingkat keterserapan lulusan di dunia kerja.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa upaya humas dalam mengevaluasi kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya menunjukkan proses evaluasi dilakukan dengan menggunakan angket yang di kirim saat kegiatan monitoring di industri. Dalam angket tersebut terdapat poin-poin meliputi sikap dan kemampuan peserta didik, kompetensi yang diperoleh, pekerjaan yang diterima peserta didik, serta kegiatan peserta didik selama prakerin di industri. Adanya sinergi peran dari kedua belah pihak dalam mengevaluasi akan membantu dalam penentuan keberhasilan kerjasama berdasarkan keterserapan lulusan SMK, semakin tinggi nilai keterserapan peserta didik, maka kerjasama dengan DUDI dapat dikatakan berhasil.

 

PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 

  1. Upaya humas sekolah dalam membangun kerjasama dengan pihak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya akan berjalan efektif apabila didukung dengan komunikatifnya humas dalam menjalankan peranan sebagai ujung tombak sekolah menyelaraskan berbagai informasi yang memberikan dampak positif terhadap pemilihan strategi kerjasama, penggunaan mekanisme kerjasama, penentuan bentuk kerjasama, ketepatan standar pemilihan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), dan pelaksanaan proses Memorandum of Understanding (MoU) dengan dukungan seluruh elemen sekolah.
  2. Upaya humas sekolah dalam memelihara kerjasama dengan pihak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya akan lebih efektif jika kegiatan monitoring didukung dengan penerapan komunikasi berkelanjutan, mengundang industri ke sekolah, memanfaatkan pihak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sebagai guru tamu, pro aktif dalam pembahasan sinkronisasi kurikulum serta prinsip tidak ikut campur urusan industri dengan memenuhi kebutuhan industri yang dijunjung tinggi oleh seluruh elemen di sekolah.
  3. Upaya humas sekolah dalam mengevaluasi kerjasama dengan pihak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya akan efektif jika didukung sinergi peran kedua belah pihak dalam penggunaan angket monitoring yang meliputi sikap dan kemampuan peserta didik, kompetensi yang diperoleh, pekerjaan yang diterima peserta didik, serta kegiatan peserta didik selama prakerin di industri. Penentuan keberhasilan kerjasama yang berdasar keterserapan lulusan yang bekerja akan berjalan efektif dengan didukung peran pihak sekolah dalam menelusuri lulusan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M., dkk. 2013. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

 

Azizah, dkk. 2015. “Strategi Kerjasama Sekolah dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dalam Meningkatkan Kompetensi Lulusan pada SMK Negeri 3 Banda Aceh”. Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 3 (2): hal. 148-158.

Bukit, Masriam. 2014. Strategi dan Inovasi Pendidikan Kejuruan: dari Kompetensi ke Kompetensi. Bandung: Alfabeta.

 

Graha, Andi Nu. 2011. “Peranan UKM Menjalin Kemitraan Guna Memperluas Jaringan, Pengembangan Media dan Sarana Berbisnis”. Modernisasi. Vol. 7 (1): hal. 1-23.

 

Ixtiarto, Bambang dan Sutrisno, Budi. 2016. “Kemitraan Sekolah Menengah Kejuruan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Kajian Aspek Pengelolaan pada SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro Kabupaten Wonogiri)”. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Vol. 26 (1): hal. 57-69.

 

Kemendiknas. 2010. Membangun Jaringan Kerja (Kemitraan). Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan. Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal. Jakarta.

 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Pedoman Pengembangan Program Kemitraan. Jakarta.

 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Mengembangkan Kerja Sama yang Efektif antara Lembaga Diklat Kejuruan dan Industri Pedoman Pelaksanaan. Jakarta.

 

Nasution, Zulkarnain. 2010. Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan. Malang: UMM Press.

 

Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta.

 

Ruslan, Rosady. 2012. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

 

Syaraswati, Dian. 2016. Strategi Humas Dalam Menjalin Kerjasama Dengan Dunia Usaha/Dunia Industri (Du/Di) di SMKN 7 Yogyakarta, (Online), http://eprints.uny.ac.id/34676/, diakses 23 Januari 2017.

 

Tim LPM UNJ. 2014. Pedoman 3: Pola Kerjasama dengan Pihak Luar. Jakarta.

 

Published
2017-09-19
Abstract Views: 769
PDF Downloads: 237