EXPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JUMLAH SUDU SETENGAH LINGKATAN TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI TURBIN CROSSFLOW POROS HORIZONTAL

  • DIMAS KHAIRUL ANAM
  • PRIYO HERU ADIWIBOWO

Abstract

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah salah satu pembangkit listrik yang memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi mekanik. Ada banyak macam pembangkit lisrik tenaga air ini, salah satunya adalah pembangkit mikrohidro. Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai mikrohidro seperti, saluran irigasi, sungai dan air terjun yang dimanfaatkan tinggi jatuh (head) serta jumlah debit air sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Banyaknya potensi air yang ada di Indonesia memungkinkan bahwasanya energi air dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit mikrohidro menjadi energi alternatif sebagai pengganti energi fosil. Dilihat dari keadaan geografis daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi air yang memadai untuk sebuah pembangkit listrik berskala kecil yang biasa dikenal dengan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH).Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dalam penelitian hal ini membuat 3 buah turbin crossflow dengan jumlah sudu 4, 6, dan 8 dengan variasi kapasitas air sebesar 8,884 L/s, 11,010 L/s dan 12,583 L/s. Variasi pembebanan sebesar 500 gram, 1000 gram, 1500 gram dan seterusnya dengan peningkatan pembebanan 500 gram hingga putaran turbin berhenti untuk mengetahui daya dan efisiensi yang dihasilkan. Hasil dari penelitian didapatkan turbin dengan jumlah sudu 6 memiliki daya dan efisiensi yang paling optimal dari pada turbin dengan jumlah sudu 4 dan 8. Daya tertinggi dimiliki oleh turbin dengan jumlah sudu 6 yang terjadi pada kapasitas aliran 11,010 L/s dengan pembebanan 6500 gram, memiliki daya turbin sebesar 2,650 Watt. Efisiensi tertinggi juga dihasilkan oleh jumlah sudu 6 pada kapasitas 11,010 L/s dengan pembebanan 6500 gram dengan nilai efisiensi sebesar 48,14%. Hal ini dikarenakan pada jumlah sudu 6 turbin mampu memanfaatkan aliran air dengan baik dan jarak sudu yang sesuai maka luasan aliran air yang masuk untuk mendorong sudu semakin besar sehingga mampu menghasilkan rpm tinggi serta torsi yang lebih besar. Selain itu jarak sudu turbin juga memiliki pengaruh karena semakin sempit jarak sudu turbin menyebabkan terjadinya benturan pada punggung turbin, serta jarak sudu turbin yang semakin lebar membuat gaya dorong yang dihasilkan air terlalu lambat sehingga turbin tidak dapat berputar secara optimal.

Published
2020-02-13
Section
Articles
Abstract Views: 76
PDF Downloads: 169