PROSES PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DAN UJI KINERJA PADA MESIN DIESEL

  • AWALUDIN PRIYO HUTOMO

Abstract

Harga bahan bakar minyak di Indonesia merangkak naik mengikuti harga minyak dunia, hal ini akan berpengaruh pada daya beli masyarakat. Konsumsi BBM (bahan bakar minyak) dibandingkan konsumsi Non-BBM dan LPG memang jauh lebih tinggi. BBM sudah menjadi sumber energi utama, tidak hanya di Indonesia tetapi juga seluruh dunia. Dari tahun 2005 hingga 2011, konsumsi BBM memang meningkat 297,807 juta barrel menjadi 394,052 juta barrel. Melihat kondisi tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk menggembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti BBM (Prihandana, 2007). Bahan bakar alternatif tersebut adalah campuran antara BBM terbarukan dan BBM petroleum. Bahan bakar terbarukan yang digunakan untuk campuran adalah biodiesel dari minyak nyamplung. Penelitian ini bermaksud untuk menguji kinerja biodiesel dari minyak biji nyamplung sebagai campuran solar.Jenis penelitian ini

adalah eksperimen, objek penelitian adalah mesin diesel Nissan D-22. Bahan bakar yang digunakan dalam penelitian adalah solar (kelompok standart) dan kelompok eksperimen meliputi solar dicampur biodiesel B5, B7,5 dan B10 untuk pembuatan biodiesel dengan degumming menggunakan asam phospat dan pencucian drywash menggunakan magnesol. Langkah awal sebelum bahan diujikan adalah mencampur solar dan biodiesel. Proses pencampurannya dengan cara di blending agar homogen dengan solar, setelah itu diujikan pada mesin diesel. Analisis data dilakukan dengan metode deskripsi dengan memvariasikan rpm pada beban penuh (full open throttle valve) yang berpedoman pada standar SAE J1349 yaitu Engine Power Test Code-Spark Ignition and Compression Ignition-Net Power Rating.

Hasil spesifikasi biodiesel dari minyak biji nyamplung B-0, B-5, B-7,5, dan B-10 berturut-turut Density 0,847 gr/cm3, 0,850 gr/cm3, 0,853 gr/cm3, dan 0,855 gr/cm3. Viskositas 4,1 cSt, 5 cSt, 5,8 cSt, dan 7 cSt. Flash Point 64,5 ˚C, 43,5 ˚C, 38,5 ˚C, dan 36.5 ˚C. Pour Point -9 ˚C, -8 ˚C, -5 ˚C, dan -4 ˚C. Water Content 1007,0 ppm, 970,1 ppm, 870,0 ppm dan 706,8 ppm. Sulfur Content 0,16%, 0,156%, 0,15%, dan 0,153%. CCI 51, 50,53, dan 51. LHV 10805 kkal/gr, 10468 kkal/gr, 10275 kkal/gr, dan 9984 kkal/gr. Untuk hasil kinerja optimal dengan campuran biodiesel dari minyak biji nyamplung B 7,5% dapat menaikkan kinerja mesin terbukti dari torsi naik 6,25% pada putaran 1500 rpm, daya naik 27,03% pada putaran 2500 rpm, tekanan efektif rata-rata naik 6,28% pada putaran 1500 rpm, konsumsi bahan bakar turun (lebih irit) 20,1% pada putaran 2500 rpm dan brake thermal efficiency naik 21,54 % pada putaran mesin 2500 rpm, dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar solar murni B-0.

Kata kunci : Minyak Biji Nyamplung, Metode Drywash, Kinerja Mesin Diesel

Published
2014-01-22
Abstract Views: 94
PDF Downloads: 266