PENGARUH KEDALAMAN PEMAKANAN, KECEPATAN SPINDEL DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN DAN KERATAAN PERMUKAAN BAJA ST. 41 DAN PADA PROSES MILLING KONVENSIONAL

  • EKO REDI WINARTO

Abstract

Perkembangan dunia industri manufaktur memaksa para pelakunya untuk terus berinovasi . Dalam  proses pengerjaan logam salah satu alat yang digunakan  adalah mesin  milling konvensional. Produksi hasil dari proses milling konvensional dikatakan baik apabila memiliki tingkat kekasaran dan kerataan permukaan yang sesuai. Banyak faktor yang mempengaruhi proses antara lain kedalaman pemakanan, kecepatan spindel dan jenis cairan pendingin. Sehingga timbul permasalahan yaitu bagaimana pengaruh kedalaman pemakanan, kecepatan spindel dan jenis cairan pendingin terhadap kekasaran dan kerataan permukaan baja ST 41 pada proses milling konvensional. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan 27 benda uji. 27 benda uji difrais dengan  kedalaman yang berbeda yaitu: 0,2 mm, 0,4 mm dan 0,6 mm, kecepatan spindel yang berbeda yaitu: 540 rpm, 910 rpm dan 1500 rpm dan cairan pendingin global, cutting APX dan kyoso. Kekasaran  diukur dengan surface tester, sedangkan kerataan dengan dial indicator. Hasil  penelitian ini  untuk kekasaran permukaan baja ST 41 dipengaruhi oleh jenis cairan (global, cutting APX dan kyoso) ditunjukan dengan nilai P value 0,042 yang lebih kecil dari alpha 0,05  dan kedalaman pemakanan (0,2 mm, 0,4 mm dan 0,6 mm) ditunjukan dengan nilai P value 0,000 yang lebih kecil dari alpha 0,05, sedangkan untuk kecepatan spindel (540 rpm, 910 rpm dan 1500 rpm) tidak berpengaruh signifikan ditunjukan dengan nilai P value 0,164 yang lebih besar dari alpha 0,05. Kerataan permukaan baja ST 41 dipengaruhi oleh jenis cairan pendingin (global, cutting APX dan kyoso), kecepatan spindel (540 rpm, 910 rpm dan 1500 rpm) dan kedalaman pemakanan (0,2 mm, 0,4 mm dan 0,6 mm) ditunjukan dengan masing-masing nilai P value yang lebih besar dari alpha 0,05 yakni jenis cairan sebesar 0,032, kecepatan spindel sebesar 0,014 dan kedalaman pemakanan sebesar 0,005. Kombinasi variabel yang kekasaran paling baik adalah cairan cutting APX, kedalaman 0,2 mm dan kecepatan 1500 rpm sebesar 0,692 µm, sedangkan yang  kekasaran paling buruk adalah cairan kyoso, kedalaman 0,6 mm dan kecepatan 540 rpm sebesar 0,885 µm. Kerataan paling baik dengan cairan kyoso, kedalaman 0,6 mm dan kecepatan 1500 rpm sebesar 0,014 mm, sedangkan yang paling buruk dengan cairan global, kedalaman 0,2 mm dan kecepatan 540 rpm sebesar 0,056 mm.

Kata Kunci: Kekasaran Permukaan, Kerataan Permukaan , Kedalaman Pemakanan, Kecepatan Spindel, Cairan Pendingin.

Published
2014-06-02
Abstract Views: 47
PDF Downloads: 98