PENERAPAN TEKNIK TOKEN REINFORCEMENT UNTUK MENGURANGI PERILAKU OUT-OF SEAT PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR 

  • ROSYIDA AZIZ

Abstract

UsiaSekolah Dasar (SD) merupakan usia dimana anak sedang berada pada kondisi dimana ia memiliki energi yang sangat besar, sehingga anak akan cenderung agresif atau tidak bisa diam. Perilaku-perilaku agresif tersebut apabila tidak diarahkan pada kegiatan yang positif maka akan menjadi sebuah perilaku yang menggangnggu, tidak hanya di rumah namun juga di sekolah. Dalam dunia bimbingan dan konseling perilaku mengganggu ini disebut sebagai perilaku off-task behavior.perilaku-perilaku yang termasuk dalam  off-task behavior anatara lain tingkah laku impulsive, innatention, non completon of task, out-of seat, talking without permission, unmotivated to learn, unprepared for class, out of class (Sparzo, 1989).Perilaku out-of seat merupakan perilaku dimana siswa keluar dari tempat duduk ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, perilaku ini sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas karena perilaku ini dapat menghilangkan konsentrasi siswa lain. Pada beberapa Sekolah Dasar yang memiliki guru BK perilaku out-of seat bukanlah menjadi perilaku yang diamati maupun diselesaikan (dianggap bukan sebagai masalah), sehingga yang terjadi adalah ketika siswa menunjukkan perilaku out-of seat pada saat guru sedang memberikan materi di dalam kelas guru akan memberikan hukuman kepada siswa berupa berdiri didalam kelas. Salah satu startegi yang dapat dilakukan untuk dapat mengurangi kemunculan perilaku out-of seat pada siswa sekolah dasar adalah dengan menggunakan teknik token reinforcement.token reinforcement adalah alat atau tanda yang digunakan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan, dengan kata lain token reinforcement merupakan pemberian reinforcement  dengan menggunakan simbol atau tanda pada jumlah tertentu yang kemudian dapat ditukarkan dengan reinforcement asli.

Berdasarkan analisis visual dalam kondisi menunjukkan jejak data negatife untuk fase baseline pada setiap subjek penelitian, jejak data positif untuk fase treatment dan fase withdrawal. Namun subjek B menunjukkan hasil yang berbeda pada fase withdrawal, pada fase jejak data pada subjek B menunjukkan hasil negatif. Sedangkan pada analisis visual antar kondisi subjek A, perbandingan ketiga fase menunjukkan perubahan arah dan efek yang positif dengan persentase overlap masing-masing perbandingan sebesar 0%. Subjek B menunjukkan menunjukkan perubahan arah positif pada perbandiangan anatara fase B dengan fase A1, namun negative pada perbandingan anatara fase B dengan A2.Dengan persentase overlap 0% pada perbandingan fase B dengan fase A1, dan 72,7% pada perbandingan anatara fase B dengan fase A2. Hasil dari subjek C menunjukkan perubahan arah dan efek positif pada perbandingan ketiga fase, dengan masing-masing persentase overlap sebesar 0%. Sedangkan subjek D menunjukkan perubahan arah dan efek positif pada perbandingan ketiga fase, dengan masing-masing persentase overlap sebesar 0%. Subjek D menunjukkan perubahan level yang sangat kecil pada fase withdrawal, namun tetap menunjukkan perubahan ke arah positif.

Kata kunci : Teknik token reinforcement, perilaku out-of seat

Published
2016-05-11
Abstract Views: 22
PDF Downloads: 18