MODEL PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSI

  • CEMPAKA SEPTYANA DEWANTY

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model program bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Pertama (SMP) penyelenggara pendidikan inklusi di Kota Surabaya dan Sidoarjo yaitu SMP Negeri 29 Surabaya, SMP Negeri 36 Surabaya dan SMP Mutiara Bunda Sidoarjo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.

Hasil yang didapatkan dari pengolahan data menunjukkan bahwa program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 29 dan SMP Negeri 36 Surabaya menggunakan program yang diadopsi dari program umum pemerintah untuk sekolah menengah yaitu pola 17 plus, yang dikurang ataupun ditambah sesuai dengan kebutuhan anak didik di sekolah masing-masing. Setiap layanan BK yaitu yang terdiri enam bidang bimbingan, sembilan layanan dan enam kegiatan pendukung memiliki pelaksanaan layanan yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil, dan tindak lanjut. Sedangkan di SMP Mutiara Bunda Sidoarjo menggunakan program sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak didik.

Dari tiap sekolah didapatkan hasil yang berbeda karena pada kenyataannya model program ditiap sekolah juga berbeda masing-masing mempunyai cara tersendiri sesuai dengan kebutuhan sekolahnya. Isi program dan pelaksanaannya pun berbeda di tiap sekolah, walaupun demikian dapat dikatakan bahwa model program bimbingan dan konseling di sekolah menengah pertama penyelenggara pendidikan sudah melalui perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil, dan tindak lanjut terlebih dulu meski ada hambatan yang dialami.

Kata kunci: program bimbingan dan konseling, pendidikan inklusi

 

ABSTRACT

 

This research to be intend to know guidance and counseling program model at junior high school inclusive education providers in Surabaya and Sidoarjo city that is SMP Negeri 29 Surabaya, SMP Negeri 36 Surabaya and SMP Mutiara Bunda Sidoarjo. Research method that used is qualitative descriptive methods. The result obtained from data processing shows that guidance and counselor program at SMP Negeri 29 and SMP Negeri 36 Surabaya using program that adopted from common program of government for junior high school that is 17 patterns plus, are subtracted or added in according to the needs of student at each school. Each service BK which consists of six areas of guidance, nine service, and six support activities have a service implementation that is: plan, implementation, evaluation, result analysis, and follow-up. While at SMP Mutiara Bunda Sidoarjo using program according to the need and developments of student. From each school obtained different result because in fact the program model at each school also different each school have their own procedure according to the needs of school. Program content and implementation is different each school, nevertheless can be said that guidance and counselor program model at junior high school education providers have been through the planning, implementation, evaluation, result analysis, and follow-up first although there is obstacle that experienced.

Keyword : guidance and counselor program, inclusive education

Published
2013-02-04
Abstract Views: 210
PDF Downloads: 263