STUDI KASUS TENTANG PERILAKU AGRESIF SISWA DI SMP NEGERI 3 SAWOO KABUPATEN PONOROGO DALAM PERSPEKTIF COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT)

  • RISKY KURNIA PERDANA
  • WIRYO NURYONO

Abstract

Penelitian ini dilakukan berdasarkan adanya siswa yang sering berperilaku agresif di SMP Negeri 3 Sawoo Kabupaten Ponorogo sehingga sangat diperlukan suatu kajian mengenai perilaku agresif ditinjau dari perspektif Cognitive Behavior Therapy (CBT). Di dalam kajian penelitian perilaku agresif ini akan disajikan bentuk-bentuk perilaku agresif siswa di sekolah, faktor-faktor penyebab perilaku yang dimunculkan di sekolah, perilaku agresif siswa dalam perspektif Cognitive Behavior Therapy (CBT), dan upaya serta hambatan konselor sekolah/ guru BK dan peran wali kelas dalam menghadapi siswa berperilau agresif di sekolah. Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di kelas VIII A, karena terdapat dua siswa yang mendapatkan hasil penolakan tertinggi dalam sosiometri yang telah dianalisis, lalu diperkuat dengan pengamatan/ observasi di kelas VIII A dan wawancara dengan konselor/ guru BK beserta catatan anekdot BK mengenai kedua siswa tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan kajian mengenai suatu pemahaman bentuk-bentuk perilaku agresif siswa, faktor-faktor yang menyebabkan siswa berperilaku agresif, perilaku agresif ditinjau dari perspektif Cognitive Behavior Therapy (CBT), dan upaya serta hambatan konselor sekolah/ guru BK dan wali kelas dalam menghadapi siswa berperilaku agresif di lingkup sekolah.

Hasil penelitian menghasilkan suatu kajian bahwa kedua siswa yang berperilaku agresif secara verbal maupun non verbal di sekolah, cenderung pada perilaku agresif non verbal seperti merusak barang, melempar barang, menyakiti orang lain secara fisik dan lain sebagainya. Faktor penyebab perilaku agresif yang dilakukan kedua siswa adalah faktor internal yakni keyakinan/ core beliefs yang menyimpang dan faktor eksternal meliputi lingkungan sekitar siswa seperti teman, keluarga maupun tuntutan sosial. Perilaku agresif kedua siswa ditinjau dari perspektif Cognitive Behavior Therapy (CBT) disebabkan oleh adanya keyakinan inti/ core beliefs yang diyakini siswa seperti tak mampu atau helpless, tak disayang atau unlovable, dan tak berharga atau worthless. Upaya yang telah dilakukan oleh konselor sekolah/ guru BK dalam menangani kedua siswa ini adalah menegur, melaksanakan bimbingan dan konseling individu, berkolaborasi dengan wali kelas, kesiswaan serta wali murid. Tetapi, terdapat hambatan yakni tidak merubah perilaku siswa secara signifikan, hanya bersifat sesaat. Sedangkan upaya yang telah dilakukan oleh wali kelas dalam menangani kedua siswa berperilaku agresif adalah menegur, mengancam, berkolaborasi dengan konselor sekolah/ guru BK, kesiswaan dan wali murid. Hambatan yang ditemui oleh wali kelas adalah perilaku agresif siswa hanya mereda sesaat, dan kemudian perilaku agresif tersebut muncul kembali.

Kata Kunci: studi, perilaku, agresif, siswa, Cognitive Behavior Therapy (CBT), keyakinan inti

Published
2019-06-25
Section
Articles
Abstract Views: 80
PDF Downloads: 1200