INFERIORITY REMAJA PELAKU BULLYING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

  • Aziziyah Munawaroh Bimbingan Konseling, Universitas Negeri Surabaya
  • Elisabeth Christiana Bimbingan Konseling, Universitas Negeri Surabaya

Abstract

Kasus kekerasan di Indonesia semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman. Kasus yang paling banyak ditemui yakni kasus bullying yang dialami remaja di sekolah. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat mengenyam pendidikan menjadi tempat remaja dalam melakukan tindakan bullying. Bullying adalah sebuah tindakan mengejek, mengintimidasi, serta menyakiti orang lain baik secara verbal, fisik maupun psikologis. Pelaku bullying umumnya ingin merasa berkuasa dan mendominasi agar dipandang sebagai orang yang hebat yang notabene hal tersebut adalah bagian dari kompensasi dirinya untuk menutupi kekurangan dengan berpura-pura memiliki kelebihan dengan cara melakukan bullying. Sebenarnya remaja yang melakukan bullying adalah remaja yang memiliki perasaan inferioritas yaitu perasaan menilai diri rendah, merasa tidak mampu, serta merasa tidak memiliki kelebihan. Perasaan inferioritas ini kemudian dikompensasi dengan agresi sehingga memunculkan hal negatif yaitu dengan melakukan bullying kepada orang lain.   Studi ini didasarkan pada literatur perasaan inferiority yang bertujuan untuk menjelaskan bahwa perasaan inferiority yang dimiliki oleh remaja menjadi salah satu penyebab remaja melakukan bullying di lingkungan sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan bersumber pada: 1) review artikel dan jurnal, 2) referensi buku, 3) abstrak hasil penelitian. Analisis data yang digunakan yaitu analisis content atau kajian isi. Beberapa teori dan hasil penelitian menyatakan remaja dengan perasaan inferiority cenderung melakukan bullying di sekolah untuk menutupi kekurangan yang ada pada dirinya.

Kata Kunci: bullying, inferioritas, remaja

Kasus kekerasan di Indonesia semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman. Kasus yang paling banyak ditemui yakni kasus bullying yang dialami remaja di sekolah. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat mengenyam pendidikan menjadi tempat remaja dalam melakukan tindakan bullying. Bullying adalah sebuah tindakan mengejek, mengintimidasi, serta menyakiti orang lain baik secara verbal, fisik maupun psikologis. Pelaku bullying umumnya ingin merasa berkuasa dan mendominasi agar dipandang sebagai orang yang hebat yang notabene hal tersebut adalah bagian dari kompensasi dirinya untuk menutupi kekurangan dengan berpura-pura memiliki kelebihan dengan cara melakukan bullying. Sebenarnya remaja yang melakukan bullying adalah remaja yang memiliki perasaan inferioritas yaitu perasaan menilai diri rendah, merasa tidak mampu, serta merasa tidak memiliki kelebihan. Perasaan inferioritas ini kemudian dikompensasi dengan agresi sehingga memunculkan hal negatif yaitu dengan melakukan bullying kepada orang lain.   Studi ini didasarkan pada literatur perasaan inferiority yang bertujuan untuk menjelaskan bahwa perasaan inferiority yang dimiliki oleh remaja menjadi salah satu penyebab remaja melakukan bullying di lingkungan sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan bersumber pada: 1) review artikel dan jurnal, 2) referensi buku, 3) abstrak hasil penelitian. Analisis data yang digunakan yaitu analisis content atau kajian isi. Beberapa teori dan hasil penelitian menyatakan remaja dengan perasaan inferiority cenderung melakukan bullying di sekolah untuk menutupi kekurangan yang ada pada dirinya.

Kata Kunci: bullying, inferioritas, remaja

Published
2023-12-06
Section
Articles
Abstract Views: 74
PDF Downloads: 92