SIKAP EMPATI PELAKU BULLYING PESERTA DIDIK SMA
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menjelaskan secara lebih tepat mengapa pelaku bullying memiliki empati rendah dalam perilaku bully. Selanjutnya perlu diketahui ilustrasi empati pelaku bullying di SMA sangat banyak terjadi. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan studi kasus. Individu yang terlibat pada penelitian ini terdapat dua yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling, dan teknik pengumpulan data berdasarkan observasi serta wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya perilaku bullying yang dilakukan oleh pelaku bullying antara lain adalah karakteristik korban, sikap korban, tradisi, serta budaya bullying di sekolah. Para pelaku bullying juga melakukan intimidasi karena mereka memiliki empati rendah. Tidak mampunya pelaku kekerasan berempati berarti mereka tidak bisa melihat sudut pandang orang lain, kurang mengenali emosi orang lain, serta kurang tepatnya mengungkapkan kekhawatirannya. Dampak berkurangnya empati pelaku, pelaku tidak memahami keadaan korban, tidak memedulikan korban, serta cenderung melakukan tindak kekerasan terhadap orang dan korban. Seseorang melakukan perilaku bullying ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pola asuh, balas dendam, menonton media masa, dan juga lingkungan sekitar. Sehingga empati harus dimiliki oleh seseorang karena agar dapat merasakan apa yang dirasakan setiap orang sehingga dapat menjadikan hidup lebih bermakna bagi diri sendiri maupun orang lain.
Downloads

