REPRESENTASI NEGARA DALAM NASKAH DRAMA MONOLOG POLITIK KARYA PUTU FAJAR ARCANA: KAJIAN INTERTEKSTUALITAS JULIA KRISTEVA

  • MUHAMMAD FARIED

Abstract

Abstrak

Penelitian sastra tentang representasi negara dalam naskah drama dengan judul penelitian “Representasi Negara dalam Naskah Drama Monolog Politik karya Putu Fajar Arcana: Kajian Intertekstualitas Julia Kristeva”. Karya sastra khususnya naskah drama tidak terlepas dari keterpengaruhan teks lain sebagai latar penciptaannya. Seperti halnya Monolog Politik karya Putu Fajar Arcana yang juga tidak terlepas dari keterpengaruhan teks lain. Oleh karena itu penting untuk mengetahui teks dibalik latar penciptaan Monolog Politik sehingga dapat megetahui makna apa yang ada dibalik karya tersebut.

Rumusan masalah yang didapat dari latar belakang tersebut yakni (1) hubungan teks-teks dibalik latar penciptaan Monolog Politik (2) representasi negara yang berusaha dihadirkan dalam Monolog Politik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teks-teks yang menjadi latar penciptaan Monolog Politik dan juga mendeskripsikan representasi negara yang berusaha dihadirkan dalam Monolog Politik.

Penelitian ini menggunakan teori intertekstualitas Julia Kristeva yang terdbagi menjadi dua bagian yakni fenoteks (teks turunan) yang berupa satuan unit teks dari Monolog Politik dan genoteks (teks induk) yang berupa teks-teks induk yang melatarbelakangi fenoteks.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan mimesis. Teknis pengumpulan data pada penelitian ini yakni simak catat dengan tahapan (1) membaca berulangkali sumber data (2) menandai bagian-bagian dalam Monolog Politik yang berhubungan dengan masalah penelitian (3) mengklasifikasikan temuan data yang ada dalam Monolog Politik (4) memberi kode pada data temuan pada Monolog Politik untuk dikategorikan dan dimasukkan ke dalam tabel data penelitian. Hasil penelitian ini ditemukan tanda-tanda besar seperti korban politik pada naskah “Pidato”, praktik suap pada “Wakil Rakyat yang Terhormat”, perbuatan tidak terhormat politikus pada “Bukan Bunga Bukan Lelaki”, kasus korupsi pada “Orgil”, dan penyalahgunaan wewenang pada “Cermin Dibelah”. Representasi negara yang berusaha dihadirkan dalam Monolog Pidato ini yakni kebobrokan dunia perpolitikan di Indonesia.

Kata Kunci : representasi negara, intertekstualitas, naskah drama

Published
2020-01-29
Section
Articles
Abstract Views: 217
PDF Downloads: 249