Keanekaragaman Cendawan Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) di Hutan Pantai Nepa Sampang Madura Berdasarkan Gradien Salinitas

  • ADEN RANI WANDA

Abstract

Salinitas menyebabkan tanah menjadi kekurangan air dan unsur hara sehingga dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman. Kondisi tersebut dapat diatasi melalui simbiosis dengan mikroorganisme. Keberadaan mikroorganisme seperti Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) yang bersimbiosis dengan akar tanaman banyak dijumpai di daerah rhizosphere seperti halnya di hutan pantai Nepa, Sampang, Madura. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan status dan keanekaragaman spesies cendawan MVA yang dapat bersimbiosis dengan akar tanaman yang tumbuh pada tanah salin serta untuk menentukan kepadatan spora. Teknik pengambilan sampel tanah dan akar menggunakan metode jalur berdasarkan gradien salinitas, dimana daerah penelitian memiliki kadar salin sebesar 0,07‰ – 0,08‰ yang berpengaruh pada status, keanekaragaman, dan kepadatan spora MVA.  Isolasi MVA dilakukan dengan metode tuang-saring dan dilanjutkan dengan sentrifugasi, kemudian penghitungan kepadatan spora menggunakan sedgewick rafter counting chamber. Data mengenai status, keanekaragaman, dan kepadatan spora MVA dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, MVA di hutan pantai Nepa, Sampang, Madura berstatus sangat tinggi (83% tanaman) dengan kisaran kolonisasi antara 20% - 93%, selain itu keanekaragaman MVA paling tinggi terdapat pada tanaman Acacia sp. yang bersimbiosis dengan 3 spesies yaitu Glomus sp. 2 (28 spora), Sclerocystis sp. (18 spora), dan Gigaspora sp. (6 spora). Adapun kepadatan spora yang dihasilkan berkisar antara 9 – 52 spora/50 g tanah. Tanaman Acacia sp. merupakan tanaman dengan jumlah kepadatan spora paling tinggi yaitu sebesar 52 spora/50 g tanah.

 

Kata kunci: status MVA; keanekaragaman MVA; gradien salinitas; hutan pantai Nepa Sampang

Published
2015-09-09
Section
Articles
Abstract Views: 133
PDF Downloads: 586