Induksi dan Pertumbuhan Kalus Daun Tin (Ficus carica) dengan Penambahan Berbagai Kombinasi Konsentrasi IBA dan Kinetin pada Media MS secara In Vitro

  • RAHMA FADILAH

Abstract

Tanaman tin (Ficus carica) merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat. Daun tin digunakan sebagai obat berbagai penyakit, namun budidaya tanaman tin di Indonesia banyak dijumpai kendala, sehingga diperlukan teknik perbanyakan secara in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pemberian berbagai kombinasi konsentrasi zat pengatur tumbuh IBA (Indole-3-butyric acid) dan kinetin (6-fulfurylamino purine) terhadap induksi dan pertumbuhan kalus daun tin pada media MS (Murashige dan Skoog) secara in vitro dan mengetahui kombinasi konsentrasi IBA dan kinetin terbaik untuk induksi dan pertumbuhan kalus daun tin. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, yaitu (A) MS+0 mg/l IBA+2 mg/l kinetin, (B) MS+0,5 mg/l IBA+1,5 mg/l kinetin, (C) MS+1 mg/l IBA+1 mg/l kinetin, (D) MS+1,5 mg/l IBA+0,5 mg/l kinetin, (E) MS+2 mg/l IBA+0 mg/l kinetin dengan 5 ulangan pada tiap perlakuan, sehingga didapatkan 25 unit eksperimen. Parameter yang diamati adalah kecepatan waktu induksi kalus, biomassa kalus, pembentangan eksplan, tekstur dan warna kalus. Data biomassa kalus dianalisis dengan ANAVA satu arah, sedangkan data pembentangan, tekstur dan warna kalus dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai kombinasi konsentrasi IBA dan kinetin berpengaruh terhadap induksi dan pertumbuhan kalus daun tin pada media MS secara in vitro. Kombinasi konsentrasi zat pengatur tumbuh 0,5 mg/l IBA+1,5 mg/l kinetin merupakan kombinasi konsentrasi yang terbaik untuk induksi dan pertumbuhan kalus daun tin yang ditanam pada media MS secara in vitro, dengan waktu induksi 20 hari, biomassa kalus (0,712 gram), tekstur kalus kompak dan berwarna hijau.

 

Kata kunci: Ficus carica; IBA; kinetin; induksi kalus; pertumbuhan kalus.

Published
2014-09-09
Section
Articles
Abstract Views: 193
PDF Downloads: 537