PERUSAKAN LINGKUNGAN DALAM FILM SHANGHAI FORTRESS《上海堡垒 Shànghǎi bǎolěi》KARYA TENG HUA TAO 滕华涛: KAJIAN EKOKRITIK

  • Fitria Damayanti Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
  • Anas Ahmadi Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya

Abstract

Abstrak

Sastra adalah suatu karya seni dalam bentuk bahasa yang sangat kreatif dan imajinatif. Salah satu kajian yang
bisa digunakan dalam meneliti sastra adalah kajian ekokritik. Ekokirtik adalah kajian ilmu yang membahas tentang
lingkungan. Ekokritik mempunyai dua sifat, yaitu interdisipliner dan multidisipliner. Dalam penelitian ini peneliti
memilih menggunakan penelitian ekokritik yang bersifat multidispliner. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menganalisa tentang perusakan lingkungan
dalam film shanghai fortress《上海堡垒 Shànghǎi bǎolěi》. Penelitian ini mendekripsikan tentang perusakan
lingkungan dalam film shanghai fortress《上海堡垒 Shànghǎi bǎolěi》. Dalam film ini mendeskripsikan tentang
perjuangan pasukan persatuan pertahanan yang bernama UNDC. Film ini menceritakan tentang perlindungan terhadap
lingkungan dan sangatlah cocok dengan tinjauan ekokritik ini. Dalam film Shanghai Fortress 《上海堡垒 Shànghǎi
bǎolěi》ini dipaparkan pasukan yang temasuk dari bagian pasukan pertahanan pertahanan UNDC, yaitu Gray Eagle
Squad yang dipimpin oleh Captain Pan Hantian, Zeng Yu (yang mempunyai reaksi sangat cepat), Jiang Yang ( paling
berbakat dari semua kawan-kawannya), Lu Yiyi ( mahir dalam analisa data real-time), Lin Lan (komandan), dan Yang
Jiannan. Tujuan dibentuk Grey Eagle Squad ini adalah ingin mempersatukan kekuatan dalam memperkuat benteng
pertahanan Shanghai dan menyusun strategi perang saat musuh telah tiba untuk merebut Xianteng. Berdasarkan hasil
penelitian analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan : 1)Bentuk perusakan yang berasal dari musuh yaitu
membuat kerusuhan dengan cara merusak apa saja yang ada dilingkungan, seperti bangunan, pepohonan, senjata atau
pemrograman, dan membunuh para pasukan demi mendapatkan Xianteng. 2) Dampak dari perusakan yang disebabkan
oleh musuh yaitu: terjadinya beberapa ledakan karena peperangan, hancurnya benteng pertahanan, rusaknya alat-alat
yang ada di kantor pusat komando, melemahnya energi pada Xianteng, dan terbunuhnya para pasukan pelindung.
Dengan segala cara dan pengorbanan para pasukan saling bekerja sama untuk melindungi kota Shanghai. Meskipun
harus ada yang kehilangan nyawa, tapi itu adalah bentuk kepedulian dan kesetiaan mereka demi lingkungan kota
Shanghai.
Kata Kunci: Perusakan Lingkungan, Ekokritik, Film.
Abstract

Literature is a work of art in a very creative and imaginative language. One of the studies that can be used in
researching literature is ecocritical study. Ecocritic is a scientific study that discusses the environment. Ecocritic has
two characteristics, namely interdisciplinary and multidisciplinary. In this study, the researcher chose to use a
multidisciplinary ecocritical research. The method used in this research is descriptive qualitative research method. In
this study, the researcher analyzes the environmental destruction in the film Shanghai Fortress 《上海 堡垒 Shànghǎi
bǎolěi》. This research describes the environmental destruction in the film shanghai fortress 《上海 堡垒 Shànghǎi
bǎolěi》. In this film, it describes the struggle of the united defense forces called UNDC. This film is about protecting
the environment and fits perfectly into this ecocritical view. In the film Shanghai Fortress 《上海 堡垒 Shànghǎi bǎolěi
》 depicts troops including from the defense force of the UNDC, namely the Gray Eagle Squad led by Captain Pan
Hantian, Zeng Yu (who has a very fast reaction), Jiang Yang (the most talented of all friends- friends), Lu Yiyi
(proficient in real-time data analysis), Lin Lan (commander), and Yang Jiannan. The purpose of being formed by the
Gray Eagle Squad was to unite forces in strengthening the fortress of Shanghai and formulating a war strategy when the
enemy arrived to seize Xianteng. Based on the results of the data analysis research carried out, it can be concluded: 1) The form of destruction originating from the enemy is making riots by destroying whatever is in the environment, such
as buildings, trees, weapons or programming, and killing troops to get Xianteng. 2) The impact of the damage caused by
the enemy, namely: the occurrence of several explosions due to warfare, the destruction of the defense fort, the damage
to the equipment at the command headquarters, the weakening of energy in Xianteng, and the killing of the protective
troops. By all means and at the expense of the troops working together to protect the city of Shanghai. Even though
someone has to lose their lives, it is a form of their care and loyalty for the environment of Shanghai city.

 

Keywords: Environmental Destruction, Ecocritic, Film.

Published
2020-06-03
How to Cite
Damayanti, F., & Ahmadi, A. (2020). PERUSAKAN LINGKUNGAN DALAM FILM SHANGHAI FORTRESS《上海堡垒 Shànghǎi bǎolěi》KARYA TENG HUA TAO 滕华涛: KAJIAN EKOKRITIK. Jurnal Bahasa Mandarin, 3(2). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/manadarin/article/view/37745
Section
Articles
Abstract Views: 61
PDF Downloads: 86