FENOMENA CINTA SEGITIGA KENDEDES YANG DIUNGKAP MELALUI KEMIRINGAN PANGGUNG DALAM PERSPEKTIF ESTETIKA GERAK TARI “TRIANGLE”

  • PARAMUDITA SELVIA RENGGA A.

Abstract

Bagi masyarakat Indonesia fenomena kisah cinta Ken Dedes Ken Arok sangat terkenal. Pembelajaran hidup perjuangan Ken Arok dalam merebut Ken Dedes serta ketabahan Ken Dedes menjalani takdirnya sangat menarik untuk diungkapkan. Penata tari mencoba mengungkapkan susunan koreogafi pada sebuah detail visual baru dari aspek panggung, yaitu menawarkan panggung dengan tiga titik dan tiga arah kemiringan yang berbeda. Untuk bisa mengekspresikan gerak dengan baik, tubuh sebagai alat harus dikenali dan dilatih, terus menerus/berhenti, dengan tekanan sesuai keperluan. Tubuh memerlukan tenaga, waktu dan ruang. Lintasan-lintasan pada panggung akan memberikan sentuhan emosional sehingga penikmat  dapat masuk dalam pertunjukan tersebut.

Dari pertimbangan tersebut penata tari melakukan proses dengan improvisasi, eksplorasi serta evaluasi hingga terbentuklah karya tari Triangle. Karya tari Triangle merupakan jenis karya tari studi dan dramatik, dengan bentuk koreografi modern eropa yang berbalut tradisi malangan. Eksplorasi dan pengembangan bentuk tari tradisi malangan menjadi pancatan penata tari dalam memproses sajian dalam bentuk panggung miring. Triangle sendiri berarti segitiga, merupakan visualisasi dari cinta, tahta dan harga diri. Sebuah perjalanan yang berujung pada persaingan, saling mencari celah, mencari lengah dan tak mau mengalah. Menggunakan live performance, iringan merupakan perpaduan variatif dari bunyi beberapa alat musik tradisional berlaras pelog  dengan alat musik modern biola, suling dan bass drum.

Pada pengaturan tenaga, penata tari menyusun gerak dengan mengatur kekuatan gerak serta energi yang dikeluarkan dalam gerak secara bervariasi. Kuat lemahnya gerak lebih diarahkan untuk membantu memberikan sentuhan emosi penari sesuai dengan motifasi isi. Pengaturan keseimbangan tubuh dilakukan penata tari dengan memberikan latihan intensif pada panggung  miring untuk membantu penari mencari posisi tubuh yang sejajar dengan gaya tarik bumi dan mengatur pernafasan. Dari keempat pengaturan tersebut tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri tetapi harus menjadi satu kesatuan yang utuh.

 

Kata Kunci    : Triangle, panggung miring, keseimbangan, gravitasi, perspektif estetika

Published
2015-05-24
How to Cite
SELVIA RENGGA A., P. (2015). FENOMENA CINTA SEGITIGA KENDEDES YANG DIUNGKAP MELALUI KEMIRINGAN PANGGUNG DALAM PERSPEKTIF ESTETIKA GERAK TARI “TRIANGLE”. Solah, 5(1). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/11555
Section
Articles
Abstract Views: 37
PDF Downloads: 17