RITUAL NGALAP BERKAH DALAM KARYA TARI DEWANDARU

  • INDAH UMIYANTI P.

Abstract

Di era modern seperti saat ini, ternyata masih ada saja mitos mengenai benda yang dianggap sakti, keramat, atau dapat mendatangkan keberkahan. Salah satunya yakni mitos pohon Dewandaru yang ada di Gunung Kawi, Malang. Mitos tersebut membuat sebagian besar orang melakukan berbagai macam ritual dengan tujuan mengharap keselamatan, kesuksesan, jabatan yang tinggi, kelancaran rezeki, atau sekedar mendoakan dua tokoh besar yang terkenal di sana. Di Kawi terdapat suatu bentuk ritual yang disebut dengan “Ngalap Berkah”, sebuah ritual yang dilakukan dengan harapan mendapatkan berkah atau kebaikan dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan juga mendapatkan restu dari leluhur yang dulunya dianggap memiliki kesaktian.
Fokus karya tari ini yakni ritual ngalap berkah, sedangkan konsep karya tari yang akan dihadirkan yakni merupakan sebuah gagasan atau sumber ide yang didapat koreografer pada saat berkunjung ke Pesarehan Kawi. Dimana koreografer menemukan berbagai fakta, cerita, atau pengalaman dari masyarakat yang juga sekaligus pelaku ritual ngalap berkah di Kawi.
Kajian teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah teori transformasi dari Webster Dictionary dan teori symbol dari Budi Herusatoto, dimana koreografer terinspirasi dari ritual ngalap berkah di Kawi dan mencoba mewujudkan symbol harapan dari para pelaku ritual ngalap berkah ada di Kawi melalui suatu karya tari.
Struktur penyajian karya tari ini ada lima bagian, yaitu intro, adegan I yang menggambarkan kehidupan masyarakat pada umumnya, adegan II munculnya perasaan gelisah antara ingin percaya atau tidak, adegan III Menggambarkan situasi di pesarehan yang didatangi banyak pengunjung dengan maksut dan tujuan yang berbeda-beda, adegan IV prosesi nyekar dan mengelilingi pesarehan, adegan V Improvisasi gerak di bawah pohon Dewandaru, bahwa manusia mempunyai upaya lain dalam mewujudkan harapannya itu. Elemen utama yaitu gerak dengan pijakan jawa timuran yang dikembangkan dan elemen pendukung yaitu iringan, rias busana mengacu pada gaya JawaTimuran, pola lantai, pemanggungan dengan panggung prosenium beserta setting dan lightingnya.
Untuk mengungkapkan adanya sebuah simbol harapan dalam karya tari ini tidaklah mudah. Penata tidak bisa hanya menggunakan tubuh saja sebagai media ungkapannya, tetapi diperlukan pula menghadirkan setting pohon agar pesan yang ingin disampaikan menjadi lebih mudah ditangkap oleh penonton. Pada klimaks ini mengungkapkan bahwa manusia juga memiliki berbagai cara dalam memperoleh apa yang diinginkannya.

Kata Kunci : Mitos, Ngalap Berkah, Simbol

Published
2017-01-06
How to Cite
UMIYANTI P., I. (2017). RITUAL NGALAP BERKAH DALAM KARYA TARI DEWANDARU. Solah, 7(1). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/18087
Section
Articles
Abstract Views: 13
PDF Downloads: 166