BENTUK PENYAJIAN KARYA TARI OPLOSAN

  • CRISTY WAHYU FEBRUWATI

Abstract

Karya tari Oplosan adalah karya tari yang berangkat dari fenomena sosial yang sedang terjadi di kalangan masyarakat saat ini yaitu fenomena minuman oplosan. Karya tari ini memfokuskan pada dampak yang ditimbulkan oleh minuman beralkohol, dampak yang ditimbulkan sangat bermacam-macam mulai dari cacat fisik, cacat mental, hingga kematian yang merenggut nyawa.
Kajian teori dalam karya tari Oplosan, merujuk pada teori-teori koreografi dan bentuk penyajian. Metode penciptaan berawal dari rangsang ide atau gagasan kemudian dijabarkan melalui konsep penciptaan dan melalui proses penciptaan yaitu eksplorasi, kerja studio, metode analisa-evaluasi, dan metode penyampaian karya.
Karya tari Oplosan disajikan dalam berbagai elemen, di antaranya elemen utama dan elemen pendukung,  yang meliputi desain gerak, tata rias dan busana, tata dan teknik pentas (tata panggung dan tata lampu), dan unsur-unsur pendukung lainnya seperti iringan tari, dan properti. Karya tari ini dapat menawarkan pesan-pesan yang bersifat multi interpretatif sehingga, karya tari ini mampu menyajikan isi pesan-pesan moral positif yang disampaikan dalam bentuk gerak dan alur dramatik, yang mengandung arti bahwa gagasan yang dikomunikasikan sangat kuat dan penuh pikat, dinamis dan banyak ketegangan, dan mungkin melibatkan konflik antar orang, orang dalam dirinya atau dengan orang lain sehingga dapat diterima dan mudah diinterpretasi oleh masyarakat yang menonton.
Penyajian karya tari ini secara proses terdiri dari beberapa tahapan yaitu mengamati dan merasakan gejala, proses perenungan dan pengolahan melalui belajar berpikir, mencari jawaban, dan bertanya kepada orang lain, studi lapangan yang berkaitan dengan menentukan tema, media, bentuk gaya, genre, nilai budaya estetika, kebutuhan masyarakat (daya apresiasi), kemudian masuk pada studi literatur tentang bentuk tari, metode kostruksi/komposisi tari, nilai budaya, estetika dan dilanjut dengan proses pendalaman ide seperti improvisasi pada tema, gerak, gaya beserta hasil evaluasi, lalu masuk pada visualisasi ide menjadi bentuk tari (komposisi) yang memperhitungkan estetika (isi gerak, bentuk, penyajian), manfaat (pengalaman estetis/religius, komersialisasi,dst), fungsi (ekspresi personal/ terapi/ pemecahan masalah, dsb). Sampai pada proses yang terakhir yaitu mengkomunikasikan ide kepada publik dalam bentuk perfom karya tari yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi tata pentas, dan biaya.

Published
2017-01-16
How to Cite
WAHYU FEBRUWATI, C. (2017). BENTUK PENYAJIAN KARYA TARI OPLOSAN. Solah, 7(1). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/18382
Section
Articles
Abstract Views: 43
PDF Downloads: 469