BENTUK PENYAJIAN KARYA MUSIK “ATARAXIA"

  • PUTRI INTAN CANDRA BUMI

Abstract

Gaya hidup masyarakat selalu berubah mengikuti situasi yang ada di sekitarnya, seperti trendsetter, situasi politik, ekonomi dan sosial. Sistem sosial yang terbentuk memperkenalkan manusia pada budaya hedonisme dalam aliran Aristippus yang cenderung memikirkan kesenangan badaniah seperti freesex dan alcoholic saat ini tengah merajalela di masyarakat. Mengacu pada keadaan tersebut, komposer melawan hedonisme Aristippus dengan hedonisme Epikuros karena menurut komposer ada tujuan utama dari kehidupan manusia yang lebih penting daripada sekedar kesenangan badaniah yaitu ketenangan jiwa (Ataraxia). Komposer merefleksikan fenomena tersebut dalam karya musik berjudul “Ataraxia” dengan fokus kekaryaan yaitu bentuk penyajian.
Menyesuaikan dengan fenomena tersebut, komposer menggunakan teori bentuk penyajian musik dan teori tangga dramatik Freytag. Metode penciptaan pada karya musik “Ataraxia” dilakukan melalui pengamatan dan visual untuk mengetahui fenomena yang terjadi ditengah masyarakat, yaitu merebaknya isu hedonisme. Secara visual, hedonisme sudah menjadi hal yang lumrah dan dianggap biasa.
Karya musik “Ataraxia” merupakan sebuah penyajian musik dalamalur tangga dramatik Freytag yang membagi musik pada karya ini ke dalam lima bagian yaitu eksposisi, komplikasi, klimaks, reversal(falling action), dan denoument. Pada karya ini terdapat 226 birama dengan durasi komposisi selama 8 menit. Musik yang ditampilkan pada karya ini dimainkan dalam berbagai variasi tempo yaitu moderato, rubatto, allegro dan grave. Pada karya ini digunakan empat macam sukat, yaitu sukat 2/4, ¾,4/4, dan 6/4. Tangga nada yang digunakan berturut-turut ialah b minor, A mayor, C mayor, G#mayor, a minor, F mayor kemudian ke C mayor lagi hingga bagian akhir.
Simpulan bentuk penyajian pada karya musik “Ataraxia” meliputi: (1) format penyajian, (2) formasi alat musik, dan (3) formasi bentuk musik. Selanjutnya, pada karya musik “Ataraxia” terdapat seni pendukung meliputi: properti dan dua aktor. Properti ini merupakan sarana dari keberadaan dua aktor pendukung dalam gerak yang dilakukan di area panggung. Sarana pendukung ini diperlukan sebagai kekuatan dalam menampilkan fenomena hedonisme melalui simbol tertentu disamping bentuk komposisi musiknya, yaitu solois yang ikut bermain peran bersama aktor pendukung.

Kata Kunci : Ataraxia, Hedonisme, Bentuk Penyajian Musik

Published
2017-01-16
How to Cite
INTAN CANDRA BUMI, P. (2017). BENTUK PENYAJIAN KARYA MUSIK “ATARAXIA". Solah, 7(1). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/18385
Section
Articles
Abstract Views: 29
PDF Downloads: 414