VISUALISASI ADAT PENERIMAAN TAMU DI DESA ARGOSARI MELALUI KARYA TARI “GEGENI” DALAM BENTUK DRAMATIK

  • PRAMEISWARA YULIAN BASKORO

Abstract

Abstrak
Suku Tengger merupakan salah satu suku yang mendiami lereng gunung Bromo-Semeru. Suku Tengger memiliki sebuah kebiasaan yang menjadi sebuah adat diwilayah mereka. Adat tersebut adalah tata cara penerimaantamu yang disebut dengan Gegeni, Adat Gegeni adalah sebuah kebiasan masyarakat suku Tengger dalam menyambut tamu di rumahnya. Masyarakat Suku Tengger dalam melakukan penyambutan tamu di dapur (pawon) dengan menyalakan perapian, biasanya disajikan beberapa makanan khas mereka seperti hasil bumi seperti singkong, kentang dan lain-lain. Berdasarkan fenomena tersebut penulis mencoba untuk mengangkatnya dalam sebuah karya tari yang berisi tentang sebuah rasa saling menghagai sesame dan merupakan upaya menghangatkan diri dari hawa dingin bumi Tengger melalui karya tari tipe dramatic yang telah dikembangkan dengan tenik gerak tradisional. Kajian teori koreografi dari berbagai ahli dijadikan pijakan penulis dalam menciptakan karyanya, meliputi metode konstruksi I oleh Jacqueline Smith, koreografi kelompok oleh Sumandiyo Hadi dan teori ungkapan. Hasil karya tari yang relevan juga turut menjadi sumber atau refrensi mengenai konsep, teknik, dan gaya untuk memperlihatkan perbedaan orisinalitas masing-masing karya tari. Karya tari yang memberikan kontribusi diantaranya Karya Dramatari Kidung Tengger tahun 2017 oleh Herry Lentho. Pendekatan penciptaan pada proses karya ini meliputi metode konstruksi I, sebagai petunjuk penyusunan berbagai elemen untuk keberhasilan sehinggga koreografer menggunakan teori kostruuks 1 oleh Jacqueline Smith. Konsep dalam karya tari ini terdiri dari tema yaitu kehangatan dengan judul Gegeni. Penata tari menggunakan tipe dramatic dengan mode penyajian representative dan simbolis, dalam penerapannya koreografer memunculkan penguatan suasana yang dapat mendukung karya tari Gegeni. Karya tari ini memilki elemen utama yaitu gerak, menggunaka pengembangan gerak jawatimuran pandhalungan dan rasa religious hindu tengger. Elemen pendukung meliputi iringan, tata cahaya, tata rias dan busana, tata pentas. Proses penciptaan karya tari ini dimulai dari rangsang, kerja studio, improvisasi,evaluasi, seleksi dan penghalusan dengan teknik penyampaian karya demostrasi,drill dan evaluasi sehingga terbentuk karya tari dengan judul Gegeni. Karya tari Gegeni berdasarkan tema yang diambil yaitu kehangatan yang menggambarkan kebersamaan dalam menerima tamu di desa Argosari yang disajikan dalam koreografi kelompok empat penari putri dan dua penari putra. Karya tari ini terdiri bdari liam bagian, introduksi, adegan pertama penggambaran masyarakat suku Tengger, adegan pertama siklus kehidupan,adegan kedua tamu berkunjung, adegan ketiga konflik, adegan keempat berbahagia. Simpulan yang didapat dari deskripsi dan hasil pembahasan fokus isi dan bentuk pada karya tari ini yaitu dengan durasi sajian 13 menit, koreografer membuat sebuah komposisi ungkapan kehangatan dalam menerima tamu masyarkat suku tengger di desa Argosari. Koreografer menemukan gaya yaitu gerak jawatimuran pandhalungan dengan religious tengger, menggunakan enam penari diharapkan mampu menyampaikan isi dari tema yang digunakan dengan harapan dapat menjadi karya yang inspiratif, menjadi infomasi kebudayaan dan kearifalan lokal kabupaten Lumajang. Kata kunci: Visualisasi, PenerimaanTamu, Gegeni, Dramatik


Published
2019-12-10
How to Cite
YULIAN BASKORO, P. (2019). VISUALISASI ADAT PENERIMAAN TAMU DI DESA ARGOSARI MELALUI KARYA TARI “GEGENI” DALAM BENTUK DRAMATIK. Solah, 8(2). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/31146
Section
Articles
Abstract Views: 65
PDF Downloads: 112