KAJIAN TENTANG EKSISTENSI HOME INDUSTRY KACANG METE DI DESA BLARU KECAMATAN BADAS KABUPATEN KEDIRI
Abstract
KAJIAN TENTANG EKSISTENSI HOME INDUSTRY KACANG METE DI DESA BLARU KECAMATAN BADAS KABUPATEN KEDIRI
Amelia Triyana Pertiwi
Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya, amelia.triyana42@gmail.com
Dra. Sulistinah, M.Pd.
Dosen Pembimbing Mahasiswa
Abstrak
Desa Blaru merupakan sentra home industry kacang mete di Kabupaten Kediri. Jumlah industri kacang mete di Desa Blaru sampai tahun 2014 tercatat ada 339 pengrajin dan 4 tengkulak. Tetapi dalam proses produksinya banyak sekali masalah yang terjadi seperti kurangnya modal karena sulit mendapatkan pinjaman dari bank, bahan baku utama masih mendatangkan dari NTT, NTB dan Sulawesi sehingga mereka merasa kesulitan bila bahan baku tidak datang tepat waktu, terbatasnya lahan sehingga sulit untuk menanam tanaman jambu mete yang mengakibatkan bahan baku tidak bisa tercukupi, sulitnya pemeliharaan pohon mete, padahal banyak ditemui pohon jambu mete namun usianya sudah tua dan yang terakhir upaya (keinginan) para pekerja untuk kedepannya karena jumlah tengkulak yang masih sangat sedikit sehingga berpengaruh terhadap eksistensinya
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran tengkulak dalam modal, mendapatkan bahan baku, ketersediaan lahan, peran pemerintah dalam pemeliharaan, dan keinginan ke depan para buruh kupas pada home industry ini.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey, jumlah populasi sebanyak 339 buruh kupas dan 4 tengkulak dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan sampel sebanyak 85 buruh kupas dan 4 tengkulak. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara dan dokumentasi dan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian adalah modal yang digunakan 50% berjumlah Rp 200.010.000,00 sampai Rp 3.000.010.000,00 dan sebanyak 100% merupakan modal pribadi dan sebanyak 100% tengkulak mengaku kekurangan modal. Bahan baku 100% didapat dari Sulawesi, NTT, NTB dengan pembelian rata-rata 50% berjumlah 15-22 ton, dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Hal ini menunjukkan tengkulak kesulitan memperoleh bahan baku berkualitas baik. Lahan tersedia sebanyak 91% dan 89,53% terletak di sekitar rumah, dengan jumlah pohon mete sebanyak 72 buah dan 47,67% usianya 47-62 tahun, sehingga perlu dilakukan peremajaan. 100% belum pernah dilakukan pemeliharaan, sehingga perlu adanya perhatian. sebesar 52,33% buruh kupas ingin menjadi tengkulak namun tidak bisa karena 22,09% terhambat modal.
Kata Kunci: Home industry, Eksistensi
Downloads

