Dampak Beroperasinya Jembatan Suramadu Terhadap Eksistensi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pelabuhan Kamal Madura (Study Kasus di Pelabuhan Kamal Madura)
Abstract
Jembatan Suramadu merupakan jembatan yang menghubungkan pulau Madura dengan kota Surabaya dan wilayah lain di sekitarnya. Menggunakan akses Suramadu, waktu tempuh relatif lebih cepat dan biaya lebih murah sehingga dapat mengefisiensi waktu dan biaya. Tahun 2009 – 2013 pengguna aksesbilitas Suramadu semakin meningkat seperti akses dari Madura – Surabaya tahun 2011 pada kendaraan roda 2 berjumlah 4.842.140 unit, di tahun 2013 meningkat menjadi 5.326.317 unit. Meningkatnya pengguna Suramadu menyebabkan penyeberangan kapal feri di pelabuhan Kamal - Madura mengalami penurunan jumlah penumpang, seperti tahun 2011 penumpang kapal feri berjumlah 1.796.316 jiwa, tahun 2013 terjadi penurunan menjadi 1.204.838 jiwa. Penurunan jumlah penumpang kapal feri menyebabkan pelabuhan Kamal Madura menjadi sepi dari aktivitas pedagang kaki lima sehingga dari kondisi ini jumlah PKL mengalami penyusutan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mencari realita secara empirik menyusutnya jumlah pedagang kaki lima di pelabuhan Kamal – Madura paska beroperasinya Suramadu. Metode yang digunakan penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan study kasus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PKL mengurangi jam aktivitas setiap harinya yakni mulai beraktivitas dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Pendapatan PKL hanya memperoleh sebesar Rp. 15.000 hingga Rp.75.000 bahkan dalam sehari barang dagangan tidak laku terjual. Sebelum beroperasinya jembatan Suramadu PKL menempati 200 unit kios yang terbagi atas 160 unit kios berada di sisi utara dan 40 unit kios berada disisi timur dan selatan. PKL yang masih tersisa berjumlah 25 pedagang. Berkurangnya jumlah PKL dikarenakan gulung tikar, pindah lokasi, bekerja ke luar negeri dan meninggal dunia.
Kata Kunci : jembatan Suramadu, eksistensi, pedagang kaki lima, pelabuhan Kamal - Madura
Downloads

