ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERNIKAHAN USIA MUDA DI KABUPATEN PROBOLINGGO BERBASIS CLUSTER

Authors

  • MIA ROSITA

Abstract

Abstrak

Pernikahan merupakan sarana untuk melanjutkan keturunan yang berkaitan dengan pertumbuhan penduduk terutama dalam hal fertilitas. Usia pernikahan yang rendah dari seorang wanita menyebabkan tingginya angka fertilitas. Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang terjadi dibawah umur dari kematangan individu baik secara mental dan  fisik. Kabupaten Probolinggo memiliki angka tertinggi untuk pernikahan usia 17-19 tahun berstatus menikah (7,27%) dan pernah menikah (7,04%) di Jawa Timur, pada tahun 2015 terdapat 4602 orang melakukan pernikahan diusia kurang dari 20 tahun. Tingginya angka pernikahan usia muda ini memiliki berbagai dampak negatif bagi pelakunya. Pernikahan usia muda sangat rentan terhadap perceraian dan beresiko tehadap kondisi kesehatan wanita pelaku pernikahan karena kondisi organ reproduksi belum matang sehingga membahayakan untuk proses kehamilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi pernikahan usia muda dan untuk mengetahui kecamatan-kecamatan yang masuk dalam cluster-cluster yang memiliki kemiripan karakteristik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan usia muda di Kabupaten Probolinggo. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei dengan analisis hasil penelitian berupa analisis cluster. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang melakukan pernikahan usia muda di Kabupaten Probolinggo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui dokumentasi dan wawancara kuesioner. Hasil penelitian melalui analisis cluster diketahui bahwa Kecamatan Sukapura, Krucil, Pakuniran, Kotaanyar, Paiton, Krenjengan, Pajarakan, Gending, Tegalsiwalan, Sumberasih, Wonomerto masuk dalam cluster pertama. Kecamatan Sumber, Kuripan, Gading, Besuk, Kraksaan, Tongas, Lumbang, masuk dalam cluster kedua, dan Kecamatan Bantaran, Leces, Banyuanyar, Tiris, Maron, Dringu,  masuk dalam cluster tiga. Tabel Anava menunjukkan bahwa variabel tingkat pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan usia muda di Kabupaten Probolinggo dengan nilai F tinggi 6,124 dan signifikan (S) 0,008 < 0,05. Variabel lain yang berpengaruh signifikan adalah tingkat pendidikan dengan nilai F tinggi 12,739 dan Signifikan (S) 0,000 < 0,05, kondisi ekonomi dengan nilai F tinggi 6,722 dan Signifikan (S) 0,006 < 0,05, keluarga dengan nilai F tinggi 7,786 dan Signifikan (S) 0,003 < 0,05, kondisi budaya dengan nilai F tinggi 8,031 dan Signifikan (S) 0,003 <  0,05, kondisi sosial dengan nilai F tinggi 14,843 dan Signifikan (S) 0,000 < 0,05. Variabel kondisi psikologis tidak berpengaruh dengan Signifikan > 0,05.

Kata Kunci: pernikahan, pernikahan usia muda, analisis Cluster

Abstract

Marriage is a means to continue the descent, or in other words is gowing the population, especially fertility. The marriage conducted in the early age led to the high fertility rates. Early marriage is a marriage that is conducted under the age of maturity of an individual both mentally and physically. Probolinggo had the highest number of marriage  conducted in the age of 17-19 years old in East Java, in which (7.27%) were married, (7.04%) ever married. In 2015, there were 4602 people who were married at less than 20 years old. The high number of the marriage conducted in young age had variety of negative impacts for the couples. This led to divorce, it was also too risky for the women where immature reproductive organs  will be harmful for pregnancy process. The purpose of this study was to determine the factors that influenced Early marriage and to know the sub districts which belong to the clusters that had similar characteristics regarding factors that influenced Early marriage in Probolinggo. This study used survey method with the analysis of the research results in the form of cluster analysis. The populations in this study were women who performed Early marriage in Probolinggo. Data collection techniques in this research were documentation and interview in terms of questionnaire. The results of the study performs that Sukapura subdistrict, Krucil, Pakuniran, Kotaanyar, Paiton, Krenjengan, Pajarakan, Gending, Tegalsiwan, Sumberasih, wonomerto were the first cluster. Sumbersub district, Kuripan, Gading, Besuk, Kraksaan, Tongas, Lumbang were the second cluster, and Bantaran, Leces,  Banyuanyar, Tiris, Maron, Dringu were the third cluster. Meanwhile, the ANOVA table showed that variable of knowledge became the most  significant factor that influenced  Early marriage in Probolinggo with the F (7.786) and Significant (S) 0,000 < 0.05, economy with F (6.722) and Significant (S) 0,006 < 0.05, family with F (7.786) and Significant (S) 0.003 < 0.05, culture with F 8.031 and Significant (S) 0.003 < 0.05, social with F (14.843) and Significant (S) 0.000 < 0.05, while variable of psychology has no significant influence > 0.05. 

Key Words: Marriage, Early marriage, Cluster Analysis 

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2016-12-23
Abstract views: 182 , PDF Downloads: 551