EKSISTENSI INDUSTRI BATU BATA DI KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO

Authors

  • DEVITA ARIYANTI

Abstract

Kecamatan Kutorejo adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Mojokerto, Kecamatan Kutorejo adalah sentra industri batu bata di Mojokerto ke dua setelah Kecamatan Trowulan, wilayah ini memproduksi batu bata sejak jaman dahulu kala, bahan baku yang digunakan untuk membuat batu bata adalah tanah liat dari lahan pertanian. Lahan pertanian yang digunakan untuk membuat batu bata sudah mulai habis sehingga industri batu bata di Kecamatan Kutorejo semakin lama semakin sedikit.  Pengrajin batu bata masih ada yang tetap bertahan,dapat diketahui pada tahun 2015 masih ada 411 pengrajin industri batu bata di Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto. Kebutuhan untuk membuat batu bata semakin mahal, bahan baku mulai membeli dari wilayah lain, tenaga kerja yang dihasilkan harus mengambil dari wilayah lain serta pemasaran batu bata di pasarkan ke wilayah lain, dengan semakin meningkatnya kebutuhan untuk modal batu bata yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pendapatan membuat batu bata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi industri batu bata di Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto, cara bertahan di industri batu bata serta pola persebaran industri batu bata di Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto. Jenis penelitian ini adalah survei. Populasi sebesar 411 pengrajin batu bata. Jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 80 responden.Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan proporsional random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif kuantitatif dengan persentase sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi industri batu bata di Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto diperoleh dari bahan baku sebesar 62%, modal 75%, tenaga kerja sebesar 75%, pemasaran sebesar 75% dan pendapatan sebesar Rp.1.000.000 - Rp. 3.754.999 dalam 1 kali produksi sekitar 1,5 bulan, cara mempertahankan Industri batu bata dengan cara membeli bahan baku dari wilayah lain, meminjam modal kepada bank dan di daerah sekitar, tenaga kerja mencari di luar wilayah, pemasarannya di luar kecamatan. Pola persebaran industri batu bata adalah memiliki pola persebaran mengelompok dengan ketentuan nilai T = 0 yaitu Desa Karangdiyeng sebesar T = 0,21, Desa Kepuhpandak sebesar T = 0,28, Desa Singowangi sebesar T = 0,21, sedangkan Desa Wonodadi sebesar T = 0,06, sehingga dapat diketahui bahwa Kecamatan Kutorejo memiliki pola persebaran mengelompok. Pola persebaran tersebut dapat dijadikan pengrajin batu bata untuk dapat memberi informasi tentang bahan baku, tenaga kerja serta pemasaran yang dapat meningkatkan industri batu bata.

Kata Kunci : Eksistensi, Industri, Pola Persebaran

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2017-01-13
Abstract views: 50 , PDF Downloads: 111