DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN TERHADAP HASIL PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SAMPANG

  • FARA VITA MAISYAROH

Abstract

Abstrak

Pertanian di Kabupaten Sampang cenderung mengalami penurunan. Tahun 2007 kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sampang sebesar 47,46%, pada tahun 2008 turun menjadi 46,36%, dan secara terus menerus mengalami penurunan tiap tahunnya hingga pada tahun 2011 menjadi 42,42%.  Tahun 2014 hasil produksi padi belum merata di setiap kecamatan artinya ada beberapa kecamatan yang tergolong hasil produksi padinya rendah, sedang dan tinggi maka dapat terjadi kerawanan pangan yang disertai dengan ancaman ketergantungan terhadap masukan bahan pangan dari luar (food trap) guna mengatasi hal tersebut, maka dibutuhkan adanya analisis lahan pertanian di sektor pertanian. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis apakah sektor pertanian ini memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Sampang atau tidak dan dengan membandingkan lahan yang tersedia dengan kebutuhan lahan di Kabupaten Sampang ini maka diketahui apakah lahan pertanian di Kabupaten Sampang masih mampu menghasilkan produksi padi lebih besar lagi ataukah sudah terpenuhi secara menyeluruh disetiap kecamatan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyakat Sampang. Kecamatan yang mampu memenuhi kebutuhan hidup hayati penduduknya dengan ketersediaan lahan yang ada adalah kecamatan dengan daya dukung lahan pertaniannya surplus, sedangkan kecamatan dengan ketersediaan lahan pertaniannya yang ada belum bisa memenuhi kebutuhannya berarti desa itu memiliki daya dukung lahan defisit.

Penelitian ini dilakukan di 5 kecamatan yang sudah mewakili 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Sampang dengan tingkatan hasil produksi padi tergolong rendah, sedang dan tinggi. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan perhitungan rumus untuk memperoleh daya dukung lahan pertanian di tiap kecamatan untuk kemudian dibandingkan dengan hasil produksi padi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kabupaten Sampang daerah yang produksi padinya tinggi. Daya dukung lahan pertaniannya defisit, hal ini menunjukkan bahwa meskipun daerah tersebut produksi padinya tinggi namun masih tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan penduduk dan daerah yang menghasilkan padi rendah, daya dukung lahan pertaniannya surplus, daerah tersebut masih mencukupi kebutuhan penduduknya dan masih bisa ditingkatkan lagi produksi padinya.

Kata kunci: Daya Dukung Lahan Pertanian, Hasil Produksi Padi Kabupaten Sampang

Abstract 

            Agriculture in Sampang tends to decrease. In 2007, the agricultural sector contributed 47.46% to the PDRB of Sampang regency, but it decreased to 46.36%. In 2008 till 2011 it decreased  to 42.42%. In 2014 rice production was not evenly distributed in each district.It means that there were some districts categorized as low, medium, and high rice production. Because of those reasons, food crisis could happen which is followed by dependency of food export (Food Trap). To overcome this problem, it was necessary to have the analysis of the agricultural land in the Agricultural sector. Moreover, this analysis was used to know whether or not agricultural sector fulfiled the community needs in Sampang. Furthermore, by comparing the available land with the land needs in Sampang it would be known whether the agricultural land in Sampan was able to produce larger rice production it had been fulfiled completely in every district to meet the basic needs of Sampang society. Sub districts that were able to meet the needs of its population were sub districts which supplied the biological availability of land, or in other words they were sub districts which had the surplus farm land, while sub districts which did not have agriculture land to supply their needs meant that the village had deficit or lack of land capacity deficit.             This research was conducted in 5 sub districts which represented 14 sub districts with the level of low, medium, and high rice production in Sampang, The analysis technique used was the calculation formula to obtain the supporting capacity of agricultural land in each district then compared with the results of rice production.             The results showed that high rice production areas in Sampang lack of supporting capacity. It indicated that although the area of ​​ rice production was high but still not enough to meet the food needs of the population. However, a low area which produced rice, the supporting capacity of the farm was surplus. This meant that the area met the needs of the population and the rice production could still be improved.   Keywords: the supporting capacity of agricultural land, rice production of sampang

Published
2017-01-17
Abstract Views: 30
PDF Downloads: 198