FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGRAJIN SEPATU DALAM PEMILIHAN LOKASI TUJUANPEMASARAN SEPATU DI KABUPATEN MOJOKERTO

Abstract

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGRAJIN SEPATU DALAM PEMILIHAN LOKASI TUJUAN
PEMASARAN SEPATU DI KABUPATEN MOJOKERTO
Heru Setiawan
Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Setiawanheru213@yahoo.co.id
Drs. H.Suhadi HS, M.Si
Dosen Pembimbing Mahasiswa
ABSTRAK
Industri sepatu di Kabupaten Mojokerto layaknya seperti industri yang lain tentu saja akan
membutuhkan lokasi pasar yang menunjang operasional industri tersebut. Pada tahun 2006
Pemerintah Kabupaten Mojokerto membangun Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan (PPST) di Desa
Wates Umpak tepatnya di raya Jombang – Mojokerto sebagai penunjang pusat industri sepatu di
Kecamatan Sooko, Kecamatan Puri, dan Kecamatan Trowulan. Meskipun telah dibangun PPST
namun pengrajin industri sepatu lebih banyak yang menjual hasil produksi sepatunya ke luar daerah
dibandingkan ke lokasi PPST. Hal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah.Tujuan
penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tujuan lokasi pemasaran
industri sepatu di Kabupaten Mojokerto, untuk mengetahui orientasi lokasi industri sepatu di
Kabupaten Mojokerto dan tingkat efisiensi PPST dalam menampung produksi pengrajin sepatu di
Kabupaten Mojokerto. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Populasi adalah pengrajin sepatu
di Kecamatan Sooko, Kecamatan Puri, Kecamatan Trowulan. Pemilihan sampel dilakukan secara
acak dengan jumlah sampel berjumlah 200 pengrajin. Pengambilan data dilakukan dengan
wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan program SPSS versi 16.0 dan deskripsi
Segitiga Lokasional Weber. Terdapat 4 variabel dalam penelitian ini yaitu Bahan Baku, Tenaga Kerja,
Pasar Produk, Lokasi Pasar. Hasil penelitian dengan menggunakan Uji statistik Hasil uji chi square
menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara variabel berat bahan baku p = 0,002, biaya
transportasi produk p = 0, waktu tempuh ke lokasi pasar p = 0, berat produk p = 0,009. Dengan
menggunakan analisis Segitiga lokasional industri sepatu di Kabupaten Mojokerto berorientasi pada
bahan baku yang berasal dari wilayah Mojokerto sendiri dengan rata-rata biaya transportasi Rp
20.000,- per roll lebih kecil dari pada biaya transportasi dari Surabaya. PPST merupakan lokasi
pemasaran yang tidak efisien karena produsen dapat memperluas pasar dengan cara menjual produk
industri sepatu ke lokasi pasar yang lebih jauh dibandingkan dengan hanya di pasarkan di PPST
besaran Efisiensinya hanya 0,7 persen.
Kata Kunci: Industri Sepatu, Teori Lokasi Weber, Orientasi Lokasi Industri
ABSTRACT
Shoe industry in Mojokerto regency just like other industries will of course need the location of
the market that support the industrial operations. In 2006 the Government of Mojokerto regency
building grocery Center Trowulan Shoes (PPST) in Desa Wates Umpak precisely in highway
Jombang - Mojokerto as a support center in the shoe industry Sooko, Puri District, and District
Trowulan. Although he has built PPST but more shoe industry craftsmen who sell shoes produced
outside the region compared to the PPST location. It is not as expected by pemerintah.Tujuan
research to determine the factors that influence the choice of destination marketing locations in
Mojokerto regency shoe industry, to determine the orientation of the location of the shoe industry in
Mojokerto and accommodate the level of efficiency in the production PPST shoe craftsmen in
Mojokerto regency . This type of research is survey research. Population is in the shoe craftsman
Sooko, Puri District, District Trowulan. The sample selection is done randomly by the number of
samples amounted to 200 artisans. Data were collected by interviews and documentation. Data
analysis using SPSS version 16.0 and Locational Triangle descriptions Weber. There are 4 variables
in this study are Raw Materials, Labor, Product Market, Market Location. The results using a statistical
test chi square test results showed no significant relationship between the weight variable raw
material p = 0.002, p = product transportation costs 0, the travel time to the location of the market p =
0, p = 0.009 weight products. By using Triangle locational analysis shoe industry in Mojokerto regency
oriented raw materials derived from Mojokerto own territory with an average transportation cost Rp
20.000, - per roll is less than the cost of transportation from Surabaya. PPST is inefficient marketing
location for manufacturers to expand the market by selling products to the footwear industry market
location farther than just marketed in PPST scale efficiencies of only 0.7 percent.
Keywords: Industrial Footwear, Theory location Weber, Orientation Location Industry