Pola Adaptasi Masyarakat Pasca Bencana Tanah Longsor Tahun 2021 Di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kebupaten Nganjuk

Pola Adaptasi Masyarakat Pasca Bencana Tanah Longsor Tahun 2021 Di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kebupaten Nganjuk

  • Lintang Meutia Sari Unesa
  • Dian Ayu Larasati Unesa

Abstract

Iklim tropis di Indonesia memicu adanya perubahan cuaca yang menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, serta kekeringan. BPBD menyatakan bahwa, pada tahun 2021  bencana tanah longsor di Indonesia terjadi sebanyak 389 kali. Bencana tanah longsor yang terjadi di Dusun Selopuro menimbulkan 19 korban meninggal, 20 korban terluka, 186 korban menderita, serta kerugian harta benda. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola adaptasi sosial yang dilakukan masyarakat pascabencana tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.

Penelitian ini dilakukan di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik snowball sampling. Cara pengumpulan data dengan observasi lapangan, wawancara kepada masyarakat, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola adaptasi yang dilakukan warga pascabencana tanah longsor menghasilkan keadaan homeostasis dengan melakukan coping behaviour untuk beradaptasi di kondisi lingkungan baru, dalam beradaptasi warga mampu beraktivitas seperti biasa, meskipun hingga saat ini masih mengungsi dirumah tetangga atau saudara karena warga harus menunggu hasil relokasi dari pemerintah daerah, pembangunan pagar pada rambatan retakan tebing, dan menghentikan kegiatan yang berada di area berpotensi tanah longsor pada saat terjadi hujan. Warga yang mengalami trauma psikologis mencerminkan strategi coping, yaitu Planful Problem Solving dalam Problem Focused Coping, hal tersebut dilakukan warga dengan cara berdoa atau bercengkrama bersama tetangga untuk mengalihkan perasaan cemas dan khawatir saat terjadi hujan.

Kata kunci: pasca bencana, tanah longsor, pola  adaptasi

Indonesia’s tropical climate causes weather change which causes hydrometeorological disaster, such as floods, landslide, and drought disaster. BPBD stated,  landslide disaster in Indonesia occurred 389 times in 2021. Landslide disaster that occured in Selopuro hamlet causes 19 people died, 20 were injured, 189 people suffered and disavantage. The purpose of this research is to find out how the social adaptation is carried out by community after the landslide disaster.

This research is located at Selopuro hamlet, Ngetos village, Nganjuk district. The type of research is decriptive qualitative, data collection techniques by snowball sampling technique, and collection method by documentation, and data analysis teqhnique by data reduce, data presentation, and conclusion/verification.

The result of the research showed that social adaptation carried out by community is homeostasis situation by doing coping behaviour to adapt in a new environment, so the community can carry out their activities as usually, although the affected people still live in the neighbor or sibling’s house because they have wait the relocation from the local government, build fences on cliff cracks, and the community who work at disaster prone area will stop their activities when it rain. People who affected psychological trauma reflected planful problem solving strategy, and they are be able to handle the anxiety and worry by praying and talk to their neighbors.

Keywords : post disaster, landslide, pattern adaptation

Published
2022-06-22
Abstract Views: 160