Kajian Eksistensi Peternakan Burung Perkutut Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Di Desa Pelang Lor Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi

  • lukman ahmad husaini universitas negeri surabaya
  • Dr. Aida Kurniawati, S.Pd, M.Si universitas negeri surabaya

Abstract

Abstrak

 

Kabupaten Ngawi memiliki keunggulan di sektor peternakan. Peternakan burung perkutut menjadi salah satu contoh peternakan yang ditekuni masyarakat di Desa Pelang Lor. Hasil pra survey dengan ketua kelompok peternak paguyuban peternak burung perkutut Desa Pelang Lor menunjukan peningkatan jumlah peternak burung perkutut di Desa Pelanglor tahun 2017 yaitu 44 orang dan pada tahun 2021 bertambah menjadi 158 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1). Eksistensi peternakan burung perkutut di desa Pelang Lor kecamatan Kedunggalar kabupaten Ngawi.   2). Dampaknya terhadap sosial dan ekonomi petani peternak burung perkutut di desa Pelang Lor kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pelang Lor  Kecamatan Kedunggalar  Kabupaten Ngawi yang masyarakatnya memiliki perkerjaan sampingan sebagai peternak burung perkutut. Sampel penelitian ini berjumlah 62 orang peternak diketahui berdasarkan perhitungan dengan rumus slovin dengan margin eror sebesar 10%. Pengambilan sampel menggunkan teknik quota sampling. Analisis data menggunakan deskriptif persentase.

Hasil penelitian menunjukan 1). Eksistensi peternakan burung perkutut dipengaruhi oleh sumberdaya manusia, bibit yang mudah didapat modal yang kecil, dan pemasarannya yang mudah. 2). Dampak sosial yang timbul dengan adanya peternakan burung perkutut di Desa Pelang Lor yaitu dibentuknya kelompok peternak yang meningkatkan rasa kesatuan dan kekeluargaan diantara peternak didalam kelompok, peternakan burung perkutut Desa Pelang Lor dalam satu bulan dapat menjual 427 ekor burung perkutut, dari penjualan burung perkutut tersebut peternak mendapatkan pemasukan rata-rata sebesar Rp. 340.000,- atau 17,3 % dari UMR Kabupaten Ngawi tahun 2022 sehingga dapat peternakan ini dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Pelang Lor Kecamatan Kedunggalar kabupaten Ngawi.

Kata kunci ; eksistensi, peternakan, burung perkutut

 

 

Abstract

 

 

 

 

Ngawi Regency has an advantage in the livestock sector. Perkutut bird farming is an example of a farm that is engaged in by the community in Pelang Lor Village. The results of a pre-survey with the head of the farmer group of the Pelang Lor Village turtledove breeders association showed an increase in the number of perkutut bird breeders in Pelanglor Village in 2017, namely 44 people and in 2021 it increased to 158 people. This study aims to find out 1). The existence of a turtledove farm in Pelang Lor village, Kedunggalar district, Ngawi regency.   2). The impact on the social and economic farmers of perkutut bird breeders in Pelang Lor village, Kedunggalar district, Ngawi Regency.

This research used a type of survey research. This research was carried out in Pelang Lor Village, Kedunggalar District, Ngawi Regency, whose community has a side job as a turtledove breeder. The sample of this study was 62 breeders known based on calculations with the slovin formula with an error margin of 10%. Sampling uses the quota sampling technique. Data analysis uses descriptive percentages.

The results showed 1). The existence of perkutut bird farms is influenced by human resources, seeds that are easy to get small capital, and easy marketing. 2). The social impact that arises with the existence of a turtledove breeding in Pelang Lor Village is the formation of a farmer group that increases the sense of unity and kinship among farmers in the group, the perkutut bird farm of Pelang Lor Village in one month can sell 427 turtledoves, from the sale of these turtledoves farmers get an average income of Rp. 340,000, - or 17.3% of the Ngawi Regency UMR in 2022 so that this farm can be farmed  become an alternative in improving the economy of the people of Pelang Lor Village, Kedunggalar District, Ngawi Regency.

Keywords ; existence, farm, turtledove

Published
2022-07-11
Section
Articles
Abstract Views: 163